TUJUH

88 17 0
                                    

Jakarta—Jum'at, 9 September

KRYSTAL celingak-celinguk di antara kepala-kepala di depannya. Ia tersenyum sumringah begitu dilihatnya Amber dan Luna duduk di pojok taman.

Cewek itu segera menghampiri kedua sobatnya. Amber tampak membelakangi dirinya, sedangkan Luna asyik berkutat dengan bacaan di pangkuannya. Krystal menebak-nebak, mungkin itu koran terbaru yang lagi mengumbar cerita tentang cowok buronan pecinta pisang itu.

“Haaaiii!!!” Seru Krystal sambil menepuk bahu Amber.

Kedua temannya menoleh. Amber tersenyum, sedangkan Luna kembali membaca walau sebelah tangannya menepuk-nepuk lantai kosong di sebelahnya, menyuruh Krystal duduk di sana. Krystal menurut.

“Hepi banget lo, Krys?!” Ujar Amber sambil meneliti wajah Krystal.

Wajah Krystal memerah. Ia berusaha menyembunyikan senyumnya. “Biasa aja kok!” Balasnya sambil menggeleng-geleng kepala.

“Apanya yang biasa aja? Biasanya kan lo murung terus!” Cecar Amber sambil mencubit pelan tangan Krystal.

Krystal mengelak dan tertawa. “Lagi seneng aja!” Ujarnya.

Entah mengapa ia memang sedang ingin tertawa hari ini. Apalagi setiap teringat cerita Kai tentang pisang sebagai buah kebahagiaan. Tampaknya cerita itu begitu terngiang-ngiang di kepalanya.

Krystal mulai membayangkan apa yang sedang Kai lakukan sekarang, setelah dibebaskan dari kurungannya. Biasanya ketika Krystal pergi sekolah, Kai selalu mendekam di kamar mandi. Namun cewek itu merasa Kai tidak akan membuat masalah jika dibiarkan berkutat di dalam kamarnya yang terkunci.

Lagipula siapa sih yang betah mendekam di kamar mandi 18 jam sehari?

Krystal tidak mau dirinya diberi penghargaan karena membuat seorang buronan menjadi gila karena disekap terus di kamar mandi.

Dia lagi ngapain yaaa…?

Mungkin sekarang cowok itu sedang berkeliaran di kamar Krystal (Krystal sudah mengunci semua laci dan lemari), membaca-baca majalah yang terletak di sudut lemari, atau menonton TV dengan volume kecil. Yang pasti dalam khayalan Krystal selalu ada pisang di tangan Kai.
Membayangkan hal itu Krystal cekikikan sendiri, membuat alis Amber naik sebelah.

Krystal segera mengalihkan perhatian ke Luna. Ternyata yang sedang dibaca cewek itu bukan koran, melainkan majalah gosip yang akhir-akhir ini ditinggalkannya karena ia sibuk membaca koran. Ternyata Luna sudah kembali ke habitatnya yang dulu.

“Nggak baca koran lagi, Lun?” Tanya Krystal menyembunyikan senyum.

“Hm,” Balas Luna tidak mengalihkan pandangan dari majalah.

“Yeee nih anak, bukannya ngejawab!” Gerutu Krystal manyun. Ia mulai melancarkan jurusnya, “Luna, Lun, Lun, Lun, Lun, Lun, Lun, Lun, Lun...”

Kontan Luna merasa terganggu dan mendongak jengkel. “Hah? Apaan sih? Suara lo aneh, tau nggak! Jangan ganggu dulu dong, Krys, lagi seru nih!” Omel Luna.

“Berita tentang apa sih? Cowok buronan lagi?” Tanya Krystal ingin tahu. Ia melongo memerhatikan majalah yang terbalik. Ada foto besar cowok yang memakai kemeja tidak dikancing. Senyumnya sok manis dan gayanya sok keren. Tangan cowok itu memeluk tubuhnya sendiri dan raut wajahnya tampak berusaha menggoda siapa pun yang melihatnya.

Krystal mengernyit geli.

Apa Kai pernah foto kayak gitu?

Kalau benar itu Kai, Krystal sudah memutuskan untuk memanggil polisi begitu ia pulang. Krystal tidak mau tinggal dengan cowok bergaya jijay seperti itu.

De BURON KAISTAL Vers.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang