DELAPAN

116 16 1
                                    

JAKARTA—Sabtu, 10 September

KRYSTAL memandangi dirinya di kaca kamar mandi. Untunglah semalam tidurnya nyenyak, sehingga wajahnya terlihat lebih segar. Ia memberi make-up tipis pada wajahnya dengan sangat hati-hati, agar penampilannya hari itu sempurna.

Setelah selesai make-up, dengan riang Krystal membuka pintu kamar mandi dan keluar. Kai yang sedang menyapu lantai (ia bosan menonton TV dan membaca majalah, jadi cowok itu mencari kegiatan lain) menoleh dan membeliak. Ia segera membuang muka dengan wajah memerah.

“Apa-apaan sih kamu?!” Tandasnya.

Krystal tertegun.

“Kenapa? Make-up-ku ketebelan, ya?” Tanyanya heran. Krystal merasa wajahnya tidak terlalu berlebihan.

Tapi kenapa reaksi Kai seperti itu?

Kai tidak menjawab. Tanpa menoleh, ia menunjuk kearah Krystal.

Krystal menunduk, memerhatikan dirinya. Beberapa saat ia terdiam.

“AAAAAAA…!!!” Krystal menjerit, kemudian masuk lagi ke kamar mandi dan mengempaskan pintunya. Wajahnya memanas seperti roti panggang dan jantungnya serasa mau copot dari rongganya.

Krystal hanya memakai handuk!!!

Bagaimana Krystal bisa lupa memakai baju dan seenaknya keluar hanya dengan sehelai handuk?

Krystal tidak bisa membayangkan jika ikatan handuknya tidak kuat dan malah melorot dengan mulus di depan mata Kai.

Krystal segera memakai bajunya yang tertinggal di gantungan. Semua ini gara-gara kebiasaannya keluar kamar mandi hanya dengan handuk, bahkan pernah tidak berpakaian sama sekali karena handuknya baru dicuci dan ia lupa mengambil yang baru di lemari. Tapi itu kan waktu Krystal sedang sendirian!

Sekarang Krystal malah melakukannya di depan orang lain. Lebih parahnya lagi, orang itu Kai. Padahal Krystal ingin Kai menjadi orang terakhir yang melihatnya hanya berselimutkan sehelai handuk.

Krystal tetap mendekam di kamar mandi walaupun ia sudah berpakaian lengkap. Ia tidak tahu apa tanggapan Kai terhadap dirinya. Mungkin cowok itu akan menertawakannya atau apa lah. Yang jelas, Krystal merasa luar biasa malu.

Tapi tidak mungkin dong, Krystal mengurung diri di kamar mandi terus. Apalagi sebentar lagi Krystal akan pergi untuk menonton Taemin sekaligus memberikan kejutan padanya.

Krystal menarik napas dalam-dalam, kemudian membuka pintu perlahan-lahan. Dilihatnya Kai tengah berdiri di tempat tadi, namun tanpa sapu di tangan. Cowok itu sedang memandang ke luar jendela sambil bernyanyi pelan. Suaranya sih tidak seindah John Rzeznik, si penyuara asli lagu itu, tapi kalau mengutip istilah juri-juri kontes nyanyi di TV, feel-nya dapat.

And I don’t want to go home right now
And all I can taste is this moment
And all I can breathe is your life
‘Cause sooner on later it’s over…

Kai terdiam. Menoleh kearah Krystal sekilas. Lalu kembali memandang langit.

“Mendung…,” Gumamnya, seolah-olah yang baru saja terjadi tadi hal yang biasa.

Krystal tertegun. Lagi-lagi Kai mengejutkannya. Cowok itu memang lain daripada yang lain.

Kai menoleh, teringat cerita Krystal semalam tentang lomba band yang akan diikuti Taemin. “Lomba band-nya di mana?”

“Di sekolah,” Jawab Krystal. “Tau sekolahku, kan?”

Kai mengangguk.

“Kok kamu nggak sekolah?”

De BURON KAISTAL Vers.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang