Aku baru saja keluar dari WC saat seseorang menarik tanganku, ia memepet tubuhku ke tembok, kemudian mendekatkan wajahnya ke wajahku, kuhirup aroma Ronnie dalam-dalam, mencium baunya saja benar-benar membuatku terangsang. Apa ini nyata?
"Apa kau menyadari kalau kau sangat manis?" ucapnya lirih di telingaku membuatku bergidik.
Tangannya mulai merayap melalui bagian bawah seragamku, menyentuh kulit punggungku, aku melayang sekarang. Nafasnya tidak teratur, aku bisa merasakan jantungnya yang berdetak, ia menyatukan bibirnya dengan bibirku, menggigit kecil bagian bawah bibirku lalu sedikit menariknya, kemudian berbisik
"Kau tau? Di kota tempatku tinggal, kau bebas berciuman di tempat umum, tak peduli dengan laki-laki atau perempuan" ucapnya berbisik.
Tangan Ronnie beralih dari punggung ke perutku kemudian turun ke selangkanganku meraih juniorku yang menegang sedari tadi, ia memaju mundurkan genggamannya pada juniorku membuat ku seakan melayang ke angkasa.
"R..rronni..eeh.." desahku menyebut namanya.
Tubuhku menggeliat saat aku mencapai puncak, aku orgasme menumpahkan cairanku ditangan Ronnie, kemudian menghempaskan kepalaku di bahunya, nafasku tersengal membuat Ronnie terkekeh.
Suara langkah kaki membuatku tersentak, kulihat Gufran di ujung lorong, ia terkesiap menutup mulutnya dengan kedua tangannya, matanya membulat hampir saja keluar dari tempatnya. Tubuhku seketika kaku tidak tau harus melakukan apa, rasanya aku ingin menghilang saja dari bumi ini. Ronnie hanya menatap Gufran datar, satu tangannya masih di dalam celanaku.
"AZZAM!!! APA YANG KAU-" Teriak Gufran ditempatnya
"Ini tidak seperti-" suaraku mencicit.
"AZZAM!!! BANGUN!!!" Bangun? Apa maksudnya?
'DOR DOR DOR' suara pintu kamarku digedor dari luar.
"Iyaa Bi... Azzam sudah bangun" suaraku serak khas bangun tidur.
"Kenapa kau susah sekali dibangunkan kali ini? Timpal ayah dari luar.
'Huh! Syukurlah hanya mimpi' batinku.
Mataku beralih pada celanaku yang basah 'jangan bilang aku mimpi basah' batinku. Benar saja, aku mimpi basah dan sialnya aku memimpikan Ronnie yang seorang laki-laki, aku benar-benar sudah gila sekarang!
...
Seperti pagi-pagi sebelumnya, kami sudah duduk di meja makan, sembari ibu menghidangkan menu sarapan, Akifah berceloteh menceritakan hari-harinya di sekolah kemarin.
"Abi, anak laki-laki disekolah sangat nakal, masa mereka mengintip rok anak-anak perempuan dengan meletakkan cermin di kakinya..." Racaunya sambi memanyunkan bibirnya, sangat imut sekali.
"Kenapa Kifah tidak melempar kepala mereka dengan tempat pensil? Mereka benar-benar tidak sopan" kata ayah membuat aku dan Akifah tertawa.
"Azzam, Abi lihat kau dan Nina sangat dekat, kau tahu kan batasan Lelaki dan Wanita yang bukan mahramnya?" Tanya ayah padaku.
"Iya Bi... Lagian Azzam juga tidak pernah berdua-duaan dengannya, ada Akbar dan Gufran" balasku tersenyum pada Abi.
Selanjutnya suasana jadi hening, hanya ada suara sendok yang mengiringi sarapan kami.
...
Aku berjalan dengan malas sambil menundukkan kepalaku dikoridor sekolah, ini hari Jumat, yang merupakan jadwal pelajaran yang sangat kubenci, 'Pendidikan Jasmani dan Kesehatan'. Ditambah mimpi semalam membuatku benar-benar tidak ingin melihat Ronnie hari ini, entah kenapa aku merasa malu memimpikannya, terlebih itu adalah mimpi basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mystery of Love
RomanceWARNING!!! Cerita ini mengandung unsur Gay atau Homosexual. Namun, saya membuka cerita ini bagi siapa saja yang ingin membacanya, baik itu Homosexual, Bisexual maupun Heterosexual. Saya membuat cerita ini se-natural mungkin, menggambarkan kehidupan...