Sudah hampir empat bulan Allie tinggal bersama Shane, ia seperti putri yang terkurung dalam penjara sang Pangeran. Pangeran misterius yang membuatnya jatuh hati. kehidupannya seperti siklus yang terus berulang, Bangun pagi, memasak untuk Shane, membereskan apartemen, mencuci pakaiannya, menemaninya makan siang, menunggu Shane pulang, hingga pagi kembali lagi, begitu seterusnya. Hanya satu yang berubah, hatinya yang semakin mekar menunggu sang pangeran memetiknya.
Allie tidak tahu bagaimana perasaan Shawn sebenarnya, sikap manis, posesif, dan protektifnya tidak bisa memberinya bukti bahwa ia juga menyukai Allie. Fakta bahwa Shawn sudah memiliki kekasih bernama Jannet membuatnya merasa cemburu. Tapi disisi lain ia merasa tidak pantas hadir ditengah-tengah mereka, ia tidak ingin dianggap perusak hubungan orang lain. Untuk itu, Allie akan menyimpan perasaannya sendiri, mungkin sampai saat nanti Shawn datang sendiri kepadanya.
Seharusnya Allie berusaha agar tidak jatuh hati pada majikannya, tetapi pertahanannya benar-benar hancur di malam itu, saat merasakan bibir hangat Shane menyentuhnya. Dia tidak bisa lagi menahannya, berpura-pura mengabaikan detakan jantungnya. Hingga akhirnya ia menyerah pada dirinya sendiri dan mengakuinya, 'aku jatuh cinta'.
Bisa dikatakan Shane adalah cinta pertamanya, selama ini Allie hanya mengagumi laki-laki tampan yang dilihatnya, tidak merasakan jantungnya berdetak. Berbeda saat ia dengan Shawn, jantungnya selalu menggebu-gebu saat manik mata Shawn menatapnya.
Allie sedang mengunyah daging asapnya, Shawn mengajaknya makan malam bersama di sebuah restoran yang cukup mewah, lampunya tidak terlalu terang, di setiap meja terdapat lilin-lilin yang menyala. Allie mengedarkan pandangannya, setiap meja sepertinya diisi oleh sepasang kekasih. Hanya mereka berdua yang tidak. Allie merasa gugup, 'Bukankah ini berlebihan?' pikir Allie.
"Shawn, kenapa kita makan malam di sini?".
"Kenapa? Tidak boleh?"
"Kenapa tidak di apartemen saja, aku bisa memasak"
"Hanya sekali-kali, kenapa? Kau tidak suka tempat ini? Kau ingin kita mencari tempat lain?"
"Bukan begitu, tapi, lihatlah, they're all couples. aku sedikit risih, restoran ini seperti khusus untuk pasangan kekasih"
"Apa ada yang tertulis 'khusus couples' di sini?"
"Tidak, tapi... Ah sudahlah".
Selanjutnya mereka makan dalam diam, sekali-kali Shawn menanyakan hal-hal yang menurut Allie tidak penting.
"Shawn" ucap Allie memecah keheningan.
"Iya?"
"Kenapa malam itu kau menciumku?" Tanya Allie membuat Shawn sedikit kaget, seperti tidak menyangka Allie menanyakan hal itu.
"Kenapa kau menanyakan hal itu? Kau merusak suasana"
"Jawab saja"
"Kau tau kalau aku mabuk, aku tidak tau kalau itu kau" jawabnya membuat Allie merasa terenyuh, hatinya terasa sakit.
"Apakah kau jijik setelah mengetahuinya?"
Shawn hanya diam tanpa ekspresi, Allie tidak bisa membaca apapun yang tersirat di sana. Allie mencoba menerka-nerka, mungkinkah jawabannya 'Ya?'. Suasana canggung berlangsung agak lama hingga Shawn bersuara.
"Dua hari lagi aku akan ke Laos, Webers Corp akan meresmikan Apartemen yang baru saja selesai di bangun di sana" ucap Shawn,
"Aku turut senang mendengarnya, selamat! berapa hari kau disana?" Tanya Allie.
"Kita disana hanya satu hari"
"Kita? Maksudnya?"
"Aku ingin kau ikut"
![](https://img.wattpad.com/cover/162735412-288-k930712.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mystery of Love
RomantiekWARNING!!! Cerita ini mengandung unsur Gay atau Homosexual. Namun, saya membuka cerita ini bagi siapa saja yang ingin membacanya, baik itu Homosexual, Bisexual maupun Heterosexual. Saya membuat cerita ini se-natural mungkin, menggambarkan kehidupan...