Chapter 22

4.5K 331 101
                                    

AUTHOR POV

Di Negera Matahari Terbit terlihat seorang pria sedang berjalan memasuki Bandara Internasional Tokyo. Hari ini rencananya ia akan kembali ke Negara kelahirannya. Ia telah menyelesaikan semua pekerjaannya selama seminggu belakangan ini, semenjak ia mendapati foto kebersamaan Phana dan Wayo.

Ia berjalan memasuki bandara dengan sorot mata penuh kemarahan serta kebencian yang mendalam. Hatinya sudah di tutupi oleh amarah. Yang hanya ia inginkan selarang asalah kehancuran Phana dan Wayo. Ia sudah tak peduli dengan cintanya kepada Phana. Semua rencana sudah tersusun rapi di dalam kepalanya. Tinggal ia lakukan dengan halus.

Panggilan kepada penumpang ke Negara Thailand telah di umumkan, Pria itu berjalan ke pintu keberangkatan sambil menghubungi seseorang.

"Sekarang aku akan berangkat. Jangan lupa menjemputku." Katanya.

"Kau kembali lebih cepat, Jo?" Tanya seseorang di seberang sana.

"Ya, ada sesuatu yang mendesakku untuk kembali secepatnya."

"Bagaimana pekerjaanmu?"

"Aku sudah menyelesaikannya terlebih dahulu, Phi."

"Baiklah. Aku akan menjemputmu."

"Aku akan menunggumu."

Pria bernama Jo itu kemudian mematikan panggilannya lalu memasukkan ponselnya kedalam jaket. Ia sudah memasuki pesawat yang akan membawanya menuju Thailand dalam beberapa jam.

Ia duduk dengan tenang, menyamankan dirinya. Senyuman—bukan, bukan sebuah senyuman melainkan sebuah seringaian muncul di bibirnya.

"Phana, aku kembali. Bersiaplah kalian untuk hancur." Batinnya.

Jo lalu memasang earphone ditelinganya, mendengarkan lagu selama perjalanan. Senyuman yang lebih mengarah ke seringaian tak pernah lepas dari bibirnya. Ia tak sabar melancarkan rencananya. Akibat amarahnya ia menutup matanya, menutup hatinya. Ia hanya ingin memenuhi segala keinginannya, memenuhi segala hasrat amarahnya.

Setelah perjalanan yang cukup panjang, akhirnya dia mendarat di Bandara Internasional Suvarnabhumi. Ia berjalan kepintu keluar dengan pandangan dinginnya. Ketika ia telah keluar dari bandara dapat di lihat kakaknya sudah menunggunya dengan senyuman.

"Lama menunggu Phi?" Tanya Jo.

"Tidak, aku baru saja sampai." Mereka lalu berjalan kearea parkir. "Bagaimana pekerjaanmu di Jepang?"

"Aku sudah menyelesaikannya bahkan sebelum masanya berakhir."

"Kenapa kau terburu-buru?" Tanya sang kakak.

"Ada urusan mendesak yang memaksaku pulang cepat."

"Apa urusan kerjaan lagi?"

"Tidak Phi. Urusan yang lebih penting dari pekerjaan."

Sang kakak yang berjalan disampingnya dapat ia lihat wajah menyeramkan sang adik dengan seringaiannya. Kakaknya bertanya-tanya urusan apakah yang sedang adiknya kejar saat ini.

Sang kakak yang mengemudikan mobilnya, Jo duduk dikursi penumpang di samping kakaknya.

"P'Kao beberapa hari nanti aku tidak akan pulang." Ujarnya.

"Ada apa? Apa masalah kerjaan?" Tanya Kao seraya menjalankan mobilnya meninggalkan area parkir bandara.

"Bukan, hanya masalah dengan seseorang sedikit."

"Dengan siapa Jo? Jangan melakukan hal di luar batasmu."

"Dengan seorang pengkhianat mungkin. Aku hanya akan sedikit bermain-main dengan mereka."

You're My Destiny [MPREG] [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang