AUTHOR POV
Wayo mengeluh dalam tidurnya ketika sebuah telunjuk menusuk-nusuk pipi bulatnya, ia mengabaikan telunjuk itu lalu mengubah posisi tidurnya agar tidak diganggu. Namun bukannya mendapat kenyamanan, sekarang punggungnya yang ditusuk-tusuk oleh telunjuk itu. Karena kesal tidurnya diganggu ia lalu membuka matanya perlahan namun ia terkejut ketika mendapati dirinya sudah berada di dalam kamarnya. Keningnya berkerut, ia bingung. Bukankah tadi ia masih berada dalam pelukan Phana saat di mobil? Setelah kesadarannya kembali utuh ia kemudian mengingat bahwa tadi pada saat di perjalanan pulang ia tertidur di pelukan Phana, mungkin saja Phana yang menggendongnya ke kamar saat sampai di mansion. Telunjuk mungil itu kembali menusuk pinggang Wayo, mengganggu Wayo yang sedang asyik dengan pikirannya. Wayo kemudian membalikkan tubuhnya, ia ingin tahu siapa pemilik telunjuk nakal yang mengganggu tidur nyenyaknya. Ketika sudah sepenuhnya membalik, bukannya marah ketika tahu siapa pemilik telunjuk itu ia malah menjerit kesenangan.
"Alland, Ace." Teriaknya senang.
Pemilik telunjuk nakal itu adalah Alland dan Ace. Ketika ia melihat Phana menggendong Wayo dan membawanya ke kamar, mereka memaksa ikut ke kamar Wayo. Awalnya Phana menolak, karena takut mereka akan mengganggu Wayo, mereka lalu memohon dan berjanji tidak akan mengganggu Wayo tidur. Mereka menunggui Wayo yang sedang tidur sementara Phana menemui keluar untuk mengobrol dengan yang lainnya, mungkin karena lama dan sudah bosan menunggu mereka akhirnya mengganggu Wayo.
Wayo lalu bangun dari tidurnya, turun dari ranjangnya langsung memeluk keduanya.
"Phi Wayo." Ujar Ace dalam pelukan Wayo.
"Kami merindukan Phi." Kata Alland kemudian.
Wayo tersenyum bahagia. "Phi juga merindukan kalian, sangaatt merindukan kalian."
Ketika ketiganya sedang asyik berpelukan, Wayo tak menyadari ada banyak orang yang masuk kedalam kamarnya.
"Apakah kami tidak di rindukan?" tanya Grandma yang sudah berada di hadapan ketiganya.
Wayo melepaskan pelukannya lalu berdiri dan membalikkan tubuhnya. Ia terkejut mendapati keluarga Phana yang berada di Italia kini berada di Bangkok, di mansion Phana.
"Grandma." Kata Wayo, lalu menghambur kedalam pelukan grandma.
"Yo merindukan Grandma, Grandpa, serta paman dan bibi."
Grandma tersenyum lalu mengusap kepala Wayo. "Kami juga merindukan Yo."
"Mam, kami juga ingin memeluk Yo." ujar bibi Carla.
Grandma melepaskan pelukannya, "Lihat, betapa rindunya bibimu padamu sayang." Grandma yang gemas melihat Wayo tersenyum lalu mencubit pipi bulat Wayo.
"Yo, bibi sangat merindukanmu." Bibi Carla dan bibi Brenda lalu memeluk Yo berbarengan. Wayo yang mendapat perlakuan itu hanya tertawa bahagia.
"Bagaimana kabar kandunganmu, sayang?" tanya Bibi Brenda setelah ia melepas pelukannya.
"Baik-baik saja Bi. Kedua baby-nya sehat." Bukan Wayo tetapi Phana yang sudah mengelus lembut surai hitam Wayo lalu berpindah mengelus perut Wayo.
"Kedua?" tanya bingung grandma serta para bibi.
Phana belum memberitahukan kepada keluarga bahwa Wayo mengandung anak kembar, maka dari itu mereka bingung.
Phana tersenyum melihat muka bingung mereka. "Ya, kedua.. Karena sayangku ini sedang mengandung baby kembar." Phana memeluk Wayo dari belakang sambil mengelus-elus perutnya sayang.
"Benarkah Pha?" tanya grandma yang tampak senang, tidak berbeda jauh dengan kedua bibi.
"Tentu saja grandma. Kapan aku pernah berbohong?"
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny [MPREG] [COMPLETED]
Fiksi Penggemar[PRIVATE CHAPTER ACAK] Wayo tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan diculik oleh orang-orang jahat. Ia akan dijadikan sebagai pemuas nafsu para pria-pria yang haus akan seks disalah satu klub malam berkelas yang berada di Bangkok. Klub tersebut ti...