Chapter 11

5.7K 396 131
                                    

Chapter ini sempat hilang dan aku dengan perasaan yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata teriak gaje didalam kamar selama beberapa menit. Dan ketika aku mengutak-atik wattpad berharap ceritanya kembali dan taraaaa akhirnya ketikan yang dari kemarin aku ketik dengan susah payah kembali lagi. Thanks God!

AUTHOR POV

Matahari yang terang menyinari bumi, langit yang cerah membuat suasana hati menjadi hangat. Sudah terhitung tiga hari Phana, Wayo, Forth dan Ming berada di Chiang Mai dan hari ini mereka akan kembali ke Bangkok. Terlihat keempat pria itu sedang mengobrol di pintu masuk Bandara Internasional Chiang Mai dengan sepasang suami istri yang tak lain adalah Paman dan Bibi Wayo yang ingin mengantar Wayo.

"Apa Yo akan datang lagi?" tanya sang Bibi yang sedang menggenggam tangan Wayo.

"Tentu saja Bibi, Yo akan selalu mengunjungi Paman dan Bibi."

"Paman dan Bibi bisa ke Bangkok untuk mengunjungi Yo. Aku akan menyuruh pengawalku untuk menjemput Paman dan Bibi jika Paman dan Bibi tidak keberatan." ujar Phana.

"Kami akan mengunjungimu suatu saat nanti." ujar Paman Wayo sambil mengelus kepala Wayo. "Tolong jaga Wayo untuk kami. Terima kasih untuk semuanya." sambungnya menatap Phana.

"Tanpa Paman meminta, aku akan selalu menjaganya. Kalian tidak perlu khawatir. Ini bukan apa-apa buatku."

Paman dan Bibi Wayo mengangguk lalu memeluk Wayo sebelum Wayo kembali ke Bangkok.

"Kami akan merindukanmu kembali Yo. Hubungi kami kalau sudah sampai nanti." ujar Paman.

Wayo mengangguk. "Kami akan berangkat sekarang Paman Bibi. Kalau Paman dan Bibi ingin ke Bangkok segera hubungi aku." ujar Phana.

Paman dan Bibi mengangguk. "Berhati-hatilah kalian." ujar Bibi Wayo.

Phana menggenggam tangan Wayo lalu mengajak Wayo untuk masuk kedalam bandara. Wayo melambaikan tangannya sambil tersenyum ke arah Paman dan Bibinya. Paman dan Bibi yang melihat itu membalas lambaian tangan Wayo.

Forth dan Ming berjalan di belakang Phana dan Wayo dengan membawa koper mereka. Tanpa disadari oleh Phana dan Wayo ada seseorang dari arah samping kanan Wayo yang berjalan tergesa-gesa tanpa melihat sekitarnya. Tanpa bisa dihindar terjadilah tabrakan antara orang itu dan Wayo, namun dengan sigap Phana membawa Wayo kedalam pelukannya.

"Kau tidak apa-apa sayang? Apa ada yang terluka?" tanya Phana kepada Wayo yang berada didalam pelukannya.

Wayo hanya mengangguk lalu melihat orang yang menabraknya berdiri didepan mereka.

"Maafkan aku. Aku tidak sengaja." ucap orang itu tertunduk.

"Kau seharusnya berhati-hati ketika berjalan dan gunakan matamu!" Marah Phana.

"Sekali lagi maafkan aku." ucap orang itu takut.

Wayo yang melihat orang itu ketakutan akibat kemarahan Phana lalu menenangkan Phana.

"P'Pha, sudahlah. Yo tidak apa-apa." Wayo mengelus tangan Phana dan memberikannya senyuman manis, tentu saja cara itu berhasil membuat Phana tenang kembali.

Wayo berjalan kearah orang itu. "Kau tidak apa-apa?" tanya Wayo sopan.

"Ak-aku tidak apa-apa. Maafkan aku telah menabrakmu."

"Tidak apa-apa. Kenapa kau tergesa-gesa? Apa ada masalah?" Wayo mencoba bersahabat dengan orang itu.

Orang itu mengangkat wajahnya dan ia melihat Wayo tersenyum sangat manis.

"Aku ketinggalan pesawatku." ujarnya sedih.

"Kemana tujuanmu?" tanya Wayo.

"Bangkok. Aku harus segera pulang karena Ibuku masuk rumah sakit."

You're My Destiny [MPREG] [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang