Suara sendok dan garpu yang beradu menyentuh piring yang sering kali terdengar di meja makan itu pada malam yang begitu hening ini. Zafran dan Leo hanya saling diam dan melahap makan malam dengan tenang tanpa sepatang katapun keluar dari bibir mereka berdua."Alhamdulillah" kata itu yang keluar dari bibir Zafran saat makanan yang ada di piringnya sudah ludes tak tersisa. Zafran meneguk air putih yang berada disampingnya.
"Kamu kenapa?? kok diem terus dari tadi??" tanya Zafran mulai membuka topik pembicaraan.
Leo hanya menggelangkan kepalanya dan melemparkan senyuman kecil kearah Zafran, agar Zafran percaya bahwa Leo memang baik - baik saja.
Zafran hanya mangut - mangut mengerti, keheningan kembali menghadang meja makan itu. Zafran hanya menatap lekat Leo yang masih focus melahap makan malamnya yang belum habis.
"Zafran jangan liatin Leo kaya gitu.. Leo kan jadi malu" ujar Leo merasa risih dipandangi terus menerus oleh Zafran, apa lagi saat makan seperti ini. Leo takut, Zafran akan melihat sisa cabai tertempel di gigi Leo lagi. Sungguh, Leo sangat tidak ingin hal itu terulang lagi.
"Memangnya gk boleh memandang wajah cantik istriku ini. Kan lumayan dapat pahala" goda Zafran, sedangkan Leo hanya menundukkan kepalanya semakin dalam. Sungguh, Leo bertambah tersipu malu karena ucapan Zafran itu.
"Memangnya kalo memandang wajah istri juga dapat pahala??" tanya Leo.
"Iyalah, menikah itu gudangnya pahala. Berpegangan tangan, dapat pahala. Memandang wajah pasangan halal, mendapat pahala, pokoknya banyak deh pahalanya. Kamu juga tatap aku dong, biar dapat pahala" beritahu Zafran dan diakhiri dengan godaan yang membuat Zafran geli sendiri telah mengatakannya.
Leo sudah melahap suapan terakhirnya, setelah itu Leo mendongkakkan kepalanya pelan - pelan, berusaha menatap suaminya itu yang tengah duduk dihadapannya. Mata mereka saling beradu, dan Zafran melemparkan sebuah senyuman manis untuk istrinya itu. Leo langsung menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Entah kenapa, Leo merasa sangat malu sekali ditatap seperti itu oleh Zafran.
"Ihhh Zafran jangan kaya gitu!! Leo malu..." gerutu Leo.
Zafran terkekeh kecil melihat tingkah Leo yang sangat malu - malu kucing seperti itu. Zafran hanya geleng - geleng kepala seraya membereskan piring kotor yang ada di meja makan.
"Zafran mau apa??" tanya Leo.
"Mau cuci piring"
"Jangan!! Zafran tidur aja, ini kan tugas Leo. Zafran juga pasti cape kan tadi udh kerja" tutur Leo seraya membawa tumpukkan piring yang sudah Zafran bereskan. Leo membawanya ke tempat cuci piring.
Zafran mengikuti Leo dari belakang dan mengambil spons untuk mencuci piring.
"Aku bantu" ucap Zafran dan langsung mencuci piring yang kotor. Leo hanya menatap Zafran dengan tatapan tak enak.
"Biar Leo aja, Zafran juga pasti cape kan" ujar Leo merasa tak enak hati.
"Ngga apa - apa, biar cepat selesai" Zafran menatap Leo sambil tersenyum manis, Zafran mendekatkan wajahnya kearah Leo. Sontak Leo langsung memundurkan wajahnya.
"Kan kalo berdua kaya gini, jadi romantis" bisik Zafran sangat lembut tepat ditelinga Leo.
Zafran kembali menjauhkan wajahnya dan kembali melanjutkan kegiatan mencuci piringnya. Sedangkan, Leo hanya diam membeku ditempat. Kerongkongannya terasa sangat kering, jantungnya pun berdetak sangat tidak stabil. Ada rasa senang didalam hati Leo, namun ada juga rasa aneh. Kenapa malam ini Zafran begitu sangat manis?? sungguh, Leo sangat menyukai sikap Zafran malam ini, dan berharap tidak akan pernah hilang sampai kapanpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih HALAL | √ #Wattys2019
Romance[ Sebagian part akan segera dihapus untuk kepentingan penerbitan ] Dengan kalimat "Ijab" yang ayahku tuturkan dan dibalas dengan kalimat "Qobul" yang kau lontarkan. Dan di sambut kata "Sah" oleh siapapun yang mendengarkannya. Seketika itu juga, kita...