Jangan lupa.
Like!
Komen!
Share!
Dan ...
Dukung terus author dengan Follow akun Wattpad 'Afrizal_ahmad' dan Facebook 'Xiao Shishi'.
Terima kasih semua.
( ˘•ω•˘ ) Please guys, dont't forget to like and comments. Karena dukungan dari kalian itu bisa bikin author semangat terus. Bagi kalian yang masih jadi pembaca gelap, tolong like ya, mensupport author supaya lebih semangat lagi buat nulis cerita kedepannya. Terima kasih. (::^ω^::)
><><><
Tenang ... ruangan yang di dominasi warna putih itu begitu tenang, seorang pria berada di dalam ruangan itu, tengah duduk sambil memegang sebuah kuas dan berhadapan dengan sebuah kanvas. Tangan yang terlihat lembut menyapukan kuas di atas kanvas, membuat sebuah gambar yang sangat indah di sana. Wajah pria itu tak menampilkan ekspresi apapun, tampak serius menyelesaikan lukisannya siang itu.
Suara ketukan pintu membuatnya menoleh ke arah sumber suara, beberapa detik berikutnya, seorang pria masuk kedalam ruangan tersebut di lihat dari penampilannya, pria itu tampaknya sudah berkepala 5.
"Saatnya makan malam, Tuan muda," katanya setelah berdiri tak jauh dari pria yang tengah melukis itu.
"Kau mengganggkuku!" Pria dengan wajah datar itu melempar kuas ke atas meja, lalu membanting palet dengan kasar ke lantai.
"Anda harus menjaga kesehatan ..." si pelukis tanpa menatap pria itu langsung berjalan keluar dari ruangan. Dia paling tidak suka di ganggu saat melakukan sesuatu, terlebih saat melukis.
Pria itu bernama Xiao Zhan, putra tunggal sepasang suami istri yang memiliki kekayaan tak terbatas. Kedua orang tua Xiao Zhan memiliki banyak harta yang mungkin tidak akan habis hingga Xiao Zhan tua nanti. Memiliki wajah tampan dan juga bakat melukis sejak kecil, Xiao Zhan selalu di manja kedua orang tuanya. Bukan rahasia lagi, bahwa Xiao Zhan memiliki tempramen yang buruk, dia juga terkenal sombong dan suka merendahkan orang lain. Baginya, uang bisa membeli segalanya.
Namun, semua itu terjadi beberapa tahun yang lalu, sebelum kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan pesawat. Saat kedua orang tuanya pergi menggunakan pesawat pribadi mereka, tiba-tiba pesawat hilang kontak dan di temukan dua hari kemudian di dekat gunung. Kedua orang tuanya tewas di sana. Saat itu, Xiao Zhan tengah menempuh pendidikan di Kanada. Mendengar kabar bahwa pesawat yang di tumpangi kedua orang tuanya hilang kontak, Xiao Zhan langsung terbang menuju China di hari itu juga.
Tidak ada yang bisa Xiao Zhan lakukan selain mengurung dirinya di kamar berhari-hari. Asisten pribadi sekaligus orang kepercayaan Ayahnya, Lu JianMin berusaha untuk membuat Xiao Zhan tenang dan tidak mengurung dirinya lagi. Namun, Xiao Zhan bahkan tak mendengarkannya.
Lu JianMin sendiri bekerja di rumah itu sejak Xiao Zhan belum lahir, pria itu sangat setia kepada keluarga Xiao. Walaupun bisa di katakan bahwa Lu JianMin yang merawat Xiao Zhan sejak ia bayi, tapi Xiao Zhan memang memiliki sifat yang kurang baik padanya. Kadang, Xiao Zhan bahkan terkesan tidak menghormatinya.
Setelah seminggu penuh mengurung diri di kamar, makan dan minum juga di kamar, Xiao Zhan akhirnya keluar dari kamarnya. Dan sejak ia keluar, tempramennya semakin buruk. Mansion yang Xiao Zhan tinggali sangat mewah, dan memiliki hampir 2
150 pekerja yang memiliki tugas masing-masing. Namun, beberapa hari setelah kematian kedua orang tua Xiao Zhan, para pekerja perlahan mulai berkurang, tentu saja karena Xiao Zhan memecat mereka tanpa alasan. Kadang hanya karena masalah sepele seperti guci yang sedikit bergeser, atau frame yang miring."Tuan muda ... hari ini ada pembukaan galery baru milik anda." Setelah kematian kedua orang tuanya beberapa tahun lalu, Lu JianMin masih bekerja dengannya sebagai asisten pribadinya. Mengatur semua keperluannya, mulai dari keperluan di rumah hingga saat ia bekerja.
Saat ini, Xiao Zhan berusia 27 tahun. Dia bekerja sebagai seniman, pelukis yang namanya sudah ada di mana-mana. Walaupun ia memiliki tempramen yang buruk, tapi ada sisi baik di dirinya, yaitu dia memiliki tangan yang sangat istimewa. Setiap kali ia menggoreskan tinta di atas kanvas, maka ia akan mendapatkan puluhan milyar dolar di setiap lukisannya. Xiao Zhan sendiri juga tidak asal melukis, setiap lukisannya memiliki makna yang dalam, seakan tangan miliknya adalah anugerah dari Tuhan yang istimewa.
"Oh!" Lu JianMin mungkin adalah orang tersabar dari orang yang paling sabar di dunia ini. Bahkan, pekerja lain sangat salut padanya. Bagaimana tidak, pria itu bahkan bisa bertahan saat Xiao Zhan tengah marah atau dalam suasana hati yang buruk.
"Seperti yang anda minta, semua karya anda sudah di siapkan."
"Bagaimana dengan pelelangan itu?"
"Berjalan dengan lancar, sesuai yang anda inginkan. Tampaknya, mereka sangat tertarik dengan karya anda. Mereka bahkan membelinya dengan harga yang anda mau." Xiao Zhan tersenyum lalu meletakkan garpu yang ia pegang. Setelah itu minum lalu mengelap mulutnya.
"Siapkan mobil! Kita berangkat sekarang."
"Kemana?"
"Paman Lu, berhenti bertanya. Dan ayo cepat pergi!" Xiao Zhan melangkah lebih dulu untuk keluar. Pria yang di panggil paman Lu itu segera mengikutinya.
"Kita akan kemana?" JianMin mulai membawa mobilnya keluar dari halaman mansion, Xiao Zhan duduk di bagian belakang sambil memainkan ponselnya.
"Kemana saja, aku bosan!" JianMin tersenyum, lalu mengetahui apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Pria itu membawa kendaraannya cukup jauh dari mansion, dan keduanya sampai di sebuah pantai.
"Apa anda ingin saya temani?" Xiao Zhan memasukkan ponselnya ke dalam saku celana lalu menggeleng.
"Tunggu saja!" Pria itu berlalu meninggalkan JianMin. Di tangannya terdapat sebuah kamera berwarna hitam, saat ia bosan, biasanya Xiao Zhan akan pergi untuk mengambil gambar sambil mencari inspirasi untuk lukisan berikutnya.
"Perfect!" Gumamnya saat melihat awan cerah di langit. Xiao Zhan mengarahkan kameranya ke arah lautan, benar-benar pemandangan sempurna.
"Permisi ..." Xiao Zhan menoleh, seorang pria mendekatinya. Xiao Zhan bahkan tak menjawab dan hanya menatapnya datar, "bisakah anda membantu kami mengambil gambar?"
"Cari orang lain!" Xiao Zhan hampir pergi. Namun, pria tadi kembali meminta.
"Satu kali saja, aku mohon. Di sini tidak ada ornag lain lagi selain kau!" Mendengar itu, Xiao Zhan tanpa sadar melihat sekeliling, dan benar saja. Memang tidak ada orang di dekat tempat itu. Xiao Zhan menghela napasnya dengan kesal.
"Bukan urusanku!"
"Ayolah ... aku janji hanya sekali, setelah itu aku tidak akan mengganggumu lagi."
"Ku bilang ..."
"Ge ... sudahlah, ayo kita pergi!" Xiao Zhan menatap gadis yang datang bersama pria itu, sepertinya pria itu sepantaran dengannya. Tapi itu bukan urusannya, Xiao Zhan hendak pergi, tapi mendengar ucapan pria tadi ia langsung berhenti.
"Benar-benar sombong, lihat saja apa jika dia membutuhkan bantuan, orang lain akan membantunya!" Mendengar itu, Xiao Zhan memutar tubuhnya dan menatap pria tadi.
"Katakan sekali lagi!" Bentak Xiao Zhan marah.
"Apa!" Pria itu justru tampak ingin menantang Xiao Zhan.
"Katakan lagi apa yang kau ucapakan tadi!"
"Bukan hanya sombong, kau juga tuli ya! Aku bilang, kay adalah orang yang sombong, dan lihat saja jika kau membutuhkan bantuan, apa orang lain akan membantumu!"
"Kau!" Xiao Zhan mengepalkan tangannya. "Beraninya!"
><><><
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Short Story [YiZhan]
Non-FictionSenin, 7 Juni 2021. >< Kumpulan cerita pendek YiZhan. Baca aja. 16++ 18++ 21++ Story 1. Mr. Arrogant. Story 2. Noble Class. Story 3. Everything gonna be okay. Story 4. A Lie.