story 4. bag 04. a Lie.

959 130 11
                                    

*******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*******

Xiao Zhan duduk di depan meja pantry, sebotol bir menemaninya malam itu, sambil mendengarkan alunan musik yang begitu tenang, Xiao Zhan menyesap bir yang ada di gelasnya. Ruangan itu selalu tenang seperti biasanya, hanya ada dirinya dan musik yang tengah mengalun yang menemaninya. Sudah lima gelas yang ia minum, tapi malam ini, dia tidak tenang lagi, membuatnya mematikan musiknya. Setelah itu membawa botol bir ke sofa dan duduk di sana. Ia menyabdarkan kepalanya di sandaran sofa, menatap langit-langit ruangan, itu terasa sangat membosankan, tidak ada yang bisa dia lakukan di tengah malam seperti ini. Melihat jam di pergelangan tangannya, ini sudah jam 2 dini hari, dia baru saja memasak makanan untuk dirinya sendiri, dan menghabiskan sisa malamnya dengan meminum bir sambil mendengarkan musik untuk menenangkan pikirannya. Matanya terpejam, berusaha untuk tidur, mungkin saja obat penenang yang dia masukkan ke dalam mesin aroma terapi itu mulai bekerja. Tapi tetap tidak bisa, Xiao Zhan kembali membuka matanya, meletakkan gelas bir ke atas meja, lalu berniat kembali ke kamarnya. Namun, Xiao Zhan justru melihat adiknya berdiri tak jauh darinya.

"Kau ... bangun?" Dia berusaha bersikap seperti biasa.

"Apa kau selalu seperti ini?" Wang Yibo melihat semuanya, memperhatikan segala apa yang di lakukan Xiao Zhan di ruangan itu, dan tanpa di sadari oleh Xiao Zhan itu sendiri.

"Maaf aku mengganggumu." Xiao Zhan bahkan melupakan bahwa adiknya ada di rumah itu bersamanya.

"Kau tidak pernah menjawab pertanyaanku!" Wang Yibo harus menyelesaikan semuanya malam ini. Sekarang juga, tidak perduli apapun lagi, semuanya harus selesai sekarang.

"Pergilah tidur, aku tidak ingin mengganggumu." Xiao Zhan melangkah menuju kamarnya sendiri. Wang Yibo sudah tidak tahan lagi, mendekati Kakaknya dan menarik lengannya.

"Apa kau sangat membenciku, Kak? Apa kau tidak ingin melihatku, kau benar-benar tidak ingin berhubungan baik denganku?" Xiao Zhan memejamkan matanya, suara berisik adalah musuh bagi ketenangannya. Rasanya seakan ada dua batu besar menghantam kepalanya, begitu sakit.

"Besok kita bicara!" Menepis tangan Wang Yibo dan segera pergi menuju kamarnya. Kali ini, Wang Yibo mengejarnya, ikut masuk ke dalam kamar kakaknya.

"Apa yang ..." Wang Yibo bahkan tidak percaya, dari pada kamar, ini terlihat seperti ruangan pasien. Dinding putih dan aroma obat yang menyengat. "Kak ..." Xiao Zhan berjalan pelan menuju tempat tidurnya, kepalanya semakin terasa sakit, segera duduk dan berusaha untuk tetap tenang. "Apa yang terjadi padamu?" Xiao Zhan menatap Wang Yibo yang mendekat ke arahnya.

"Kau harus tidur, ini sudah malam. Jangan memaksakan dirimu." Xiao Zhan tersenyum untuk pertama kalinya kepada Wang Yibo, sebuah senyuman yang begitu tulus, yang bahkan membuat seorang Wang Yibo yang dingin, tertegun karenanya.

"Kita bicara besok. Istirahatlah." Wang Yibo akhirnya menurut, berjalan pelan meninggalkan kamar Kakaknya, apa ruangan itu selalu tercium bau obat?

[BL] Short Story [YiZhan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang