Story 6. bag 01. And Now I Won't be Late

389 61 18
                                    

****

"Anda tenang saja, Putra anda hanya demam ringan. Tidak ada yang perlu di khawatirkan. Jika hari ini demamnya turun, besok putra anda sudah boleh pulang."

"Syukurlah. Terima kasih dokter, apa yang harus di lakukan jika putra saya sakit seperti ini dokter?" dokter tersenyum mendengar pernyataan Ayah muda itu.

"Jika putra anda demam, anda bisa memberikan parasetamol untuk menurunkan demamnya, tapi jika demamnya tidak kunjung turun, sebaiknya anda membawanya ke rumah sakit atau klinik terdekat."

"Sekali lagi terima kasih, Dokter." Dokter hanya tersenyum menanggapi, Keduanya lalu berjabat tangan, setelah itu sang ayah muda itu keluar dari ruangan dokter, saat itu dua suster tengah membawa beberapa catatan di tangannya sambil berjalan dan berbincang pelan.

"Kau lihat kan, Dokter Xiao tersenyum. Ini sejarah baru, bukankah Dokter Xiao orang yang paling dingin di rumah sakit ini." ucap suster pertama.

"Kalau benar, Dokter Xiao bahkan tak pernah menyapa kami saat berpas-pasan. Wajahnya memang tampan, tapi dia sangat dingin. Ahh jika aku tak sengaja bertemu dengannya, rasanya aku akan membeku." timpal suster kedua. Tak sengaja dia bertemu tatap dengan sang Ayah muda. Ayah muda menoleh ke belakang, tepatnya pintu ruangan yang baru saja ia tinggalkan.

"Dokter Xiao, orang yang dingin?" tidak mungkin. Bahkan baru saja dokter itu tersenyum ramah padanya. Apa karena dia adalah Ayah dari pasien? Mungkin saja.

****

"Yibo, bagaimana keadaannya?" seorang gadis muda berlari masuk ke dalam ruangan dan segera mendekati seorang bocah berusia 3 tahun yang terbaring di ranjang. Pria yang di panggil Yibo itu adalah Ayah muda yang siang tadi bertemu dokter. Gadis muda itu adalah istrinya, mereka menikah di usia dini karena keduanya saling mencintai dan sudah menjalin hubungan kekasih hampir 5 tahun. Dan setelah dua tahun menikah, mereka di karuniai seorang putra yang kini berusia 3 tahun.

"Dokter bilang, dia hanya demam biasa."

"Syukurlah, aku langsung kesini saat mendengar bahwa A-Yuan sakit." Pria muda itu bernama Wang Yibo, usianya baru 25 tahun, tapi sudah memiliki anak dan istri yang kinj berusia 22 tahun.

"Kau langsung datang?" Yibo menatap jam di pergelangan tangannya. "Ini hampir tengah malam."

"Aku terjebak macet di jalan." Zhao Ying menatap suaminya yang tengah duduk di sofa sambil memainkan ponsel miliknya.

"Apa dari kantormu hingga ke rumah sakit membutuhkan waktu satu hari?"

"Yibo, apa maksudmu? Apa kau menuduhku sekarang?"

"Aku hanya bertanya, kenapa kau marah!" Yibo menatap tajam istrinya, entah hanya perasaannya, atau istrinya itu mulai berubah semenjak melahirkan putra mereka. Zhao Ying sering pulang larut malam, dan dia juga sering mengabaikan Wang Yuan, putra kecil mereka.

"Tapi nada bicara mu seakan menuduhku!" Yibo meletakkan ponselnya ke sofa di samping tubuhnya, lalu menatap istrinya yang berada di seberang ranjang A-Yuan.

"Ying, aku hanya ingin bertanya, dan aku butuh jawaban yang jujur. Kemana kau pergi akhir-akhir ini?" Zhao Ying terdiam, lalu berkata dengan nada rendah.

"Aku di kantor."

"Benarkah? Siang tadi, sebelum aku menjemput A-Yuan di rumah Ibu, aku datang ke kantormu, tapi kau tidak ada. Dan sekretaris mu bilang, kau pergi makan siang denganku." Yibo tertawa pelan, suaranya yang dalam membuat Zhao Ying tampak terkejut, "aku pergi menjemput putra kita yang sakit, dan kau malah makan siang dengan diriku yang lain! Apa ini lelucon baru?" Zhao Ying tak berkata apapun, dia hanya diam dan duduk di kursi dekat ranjang yang di tempati A-Yuan. "Kau selalu seperti ini Ying. Saat kau terdesak, kau selalu diam dan berpura-pura tidak tau apapun." Yibo berdiri dari duduknya, lalu mengambil ponsel yang tadi sempat ia letakkan di sofa, setelah itu pergi keluar tanpa bicara apapun lagi.

[BL] Short Story [YiZhan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang