BL #1

2K 19 2
                                    

   Matahari pagi telah terbit dari persembunyiannya. Menyinari bumi indonesia. Menampakkan cahayanya yang cerah. Sebagian orang sudah memulai aktifitas harinya. Ada yang bekerja maupun sekolah. Berbeda dengan gadis satu ini. Dia masih terlelap , tubuhnya bergulung dengan selimut tebalnya. Masih berada dalam dunia mimpi. Seperti enggan untuk terbangun. Meski cahaya mentari pagi menyelinap melalui jendela kamarny. Namun tidak mampu membuat gadis ini terganggu.

Sosok Ayah bertubuh tinggi tegap memasuki kamar gadis yang masih terlelap dalam tidurnya. Ia menggeleng gemas melihat putrinya yang masih tertidur pulas. Ayah berjalan mendekati jendela. Menyibakkan gorden yang menutupi jendela tersebut. Terpampanglah cerah cahaya matahari langsung menyeruak di kamar itu.

Gadis itu menggeliat pelan. Mengucek matanya yang terkena silau mentari. Di sedikit menyipitkan matanya. Melihat Ayah berjalan ke arahnya kemudian duduk di pinggir ranjang. Di sebelah gadis itu.

" Mau pergi ke sekolah apa enggak ?" Tanya Ayah lembut. Mengusap pipi gadis itu.

Gadis itu bangun. Menyandarkan tubuhnya ke kepala ranjang. Menatap Ayah sayu. Khas orang bangun tidur.

" Rasanya malas sekali Ayah. Tapi mau bagaimana lagi, aku harus pergi sekolah " gadis itu menundukkan wajahnya lesu.

" Cepat mandi. Bunda sudah menyiapkan sarapan untuk kita. Tadi Ayah sudah makan duluan. Tinggal kamu aja sama Bunda, sekarang Ayah harus pergi ke kantor "

" Kalo begitu aku enggak mau sarapan " gadis itu beranjak dari ranjangnya meninggalkan Ayah. Berjalan memasuki kamar mandi.

Ayah mengikuti gadis itu ke kamar mandi. " Kamu harus sarapan sayang. Ayah nggak mau kamu sakit nanti. Ayah berangkat ya " ucap Ayah di depan pintu kamar mandi.

Ayah pun pergi keluar dari kamar itu. Ayah harus segera pergi ke kantornya.

Alasan gadis itu menolak sarapan tanpa sang Ayah karna dia masih belum sepenuhnya menerima kehadiran ibu barunya. Bisa disebut ibu tiri.
Ayah menikahi Bunda seminggu yang lalu. Tentu dengan restu putrinya itu. Walau sebenarnya putrinya tidak mau Ayahnya menikah lagi. Tapi dengan terpaksa gadis itu merestuinya. Dia tidak mau egois. Tidak mau mementingkan dirinya sendiri. Bagaimana pun Ayah pasti membutuhkan pendamping hidup untuk menemaninya hingga masa tua nanti. Selepas kepergian istrinya satu tahun lalu. Ayah slalu terlihat murung. Tapi setelah Ayah mengenal Bunda menjalin hubungan dengannya Ayah kembali menjadi pribadinya dahulu. Gadis itu pun merasakan dan melihat perubahan Ayah dengan hadirnya Bunda. Pada akhirnya dia mengijinkan Ayah untuk menikah dengan Bunda.
Dan sekarang mereka tinggal bersama. Di rumah ini.
Perlahan dia mencoba menerima Bunda. Sejauh ini Bunda slalu baik padanya. Juga perhatian. Tapi dia masih belum bisa sepenuhnya menerima kehadiran Bunda. Masih butuh waktu untuk menerima semuanya.









*******"***********************

Haiiiiiiiiii......... Baru lagi nih 😁

Semoga pada suka deh hihihi..

Brother LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang