BL #16

249 5 0
                                    

Sudah sejam menunggu tapi orang yang menjanjikan akan menjemput belum juga datang. Prilly mulai kesal karna Ali tidak kunjung datang. Kalau seperti ini lebih baik Prilly pulang sendiri naik taksi.

Prilly melangkahkan kakinya malas ke tepi jalan. Menunggu taksi lewat. Tapi tak ada satupun yang lewat.

Karna sudah terlanjur kesal Prilly memutuskan untuk berjalan sambil menunggu taksi.

Tiba tiba sebuah moge berwarna merah berhenti di depan Prilly. Menghadang jalannya. Prilly tidak bisa mengenali pengendara motor itu karna dia memakai helm. Namun saat helmnya di buka, Prilly terkejut dan langsung berlari cepat menghindar dari sana.

Tapi sialnya orang itu bisa mengejar Prilly. Kini Prilly tertahan, tangannya di cengkram kuat oleh orang itu.

" Lepas Dev, sakit "

" Nggak akan. Ikut aku sekarang !"

Dev menarik paksa Prilly menuju motornya.

" Gue gak mau Dev. Plis lepasin gue " ucap Prilly berteriak. Namun Dev mengabaikannya.

" Naik ! Atau aku akan berbuat semakin kasar sama kamu "

Prilly diam tak bergeming. Dia tidak mau ikut dengan Devan tapi kalau dia tidak ikut, Devan pasti akan tetap memaksanya.

" Naik. Sekarang. " Devan memerintah dengan penekanan.

Akhirnya Prilly pun pasrah. Dia menuruti. Naik ke atas motor. Lalu Devan juga. Sedetik kemudian motor pun melaju cepat.
Prilly cemas, apa yang akan Devan lakukan. Mau dibawa kemana Prilly.

Devan menghentikan motornya di parkiran sebuah mall besar. Tujuan Devan mengajak Prilly untuk membelikannya gaun untuk  acara pertunangan mereka nanti. Tanpa sepengetahuan Prilly, Devan dan Prilly akan tunangan malam ini.

" coba kamu pakai ini, ini pasti sangat cocok kamu pakai " Devan memberikan gaun pilihannya pada Prilly.

" Untuk apa ? "

" Untuk kamu pakai di hari pertunangan kita "

" Apa. Apa kata lo ? Denger ya Dev, gue nggak akan pernah mau nikah sama lo. Enggak akan " Prilly hendak Pergi namun Dev menahannya.

" Kita pasti menikah. Dan kamu gak bisa menolaknya " Ucap Dev tegas tak terbantahkan.

Devan menarik Prilly ke kasir untuk membayar gaun itu. Tanpa Prilly mencobanya lebih dulu.

Selesai membayar, Devan mengajak Prilly ke sebuah cafe. Namun di tengah perjalanan langkah mereka di hadang.

" Prilly !"

Matanya berbinar. Menatap orang di hadapannya penuh harap. Berharap bisa menyelamatkan dirinya dari Devan.

" Tunggu Dev. Lo jangan kasar dong sama cewek. Tuh lihat pergelangan tangannya merah gitu " ucap Raka. Sambil menunjuk ke arah tangan Prilly.

Sontak saja Devan langsung melepaskan cengkramannya dan melihat tangan Prilly yang sama sekali tidak merah.

Raka menarik Prilly saat itu juga. Membawanya menjauh dari Devan.

" Lari Prill. Lo gak mau kan terus terusan sama dia ?"

Prilly mengangguk cepat lalu keduanya berlari secepat mungkin. Devan mengejar Raka dan Prilly. Namun karna jalannya selalu terhadang orang di sekitar membuatnya kehilangan jejak Prilly.

Devan menggeram karna tidak bisa menemukan Prilly. Dengan langkah besar Devan keluar dari mall tersebut. Segera pergi ke tempat dimana acara pertunangannya akan di laksanakan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Brother LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang