BL #4

185 3 0
                                    


  Prilly tengah asik sendiri menonton acara kartun Tom & Jerry. Sesekali tawanya pecah melihat aksi tikus dan kucing yang saling mengejar itu.

Tawa Prilly mengundang penasaran Ali yang kebetulan melewatinya. Ali yang tadinya ingin ke dapur malah berbelok mendekati Prilly yang sedang tiduran di sofa menonton sendirian. Ali duduk di sebelah Prilly. Samping kepala Prilly tepatnya. Rupanya gadis itu belum menyadari kehadiran Ali. Karna terlalu fokus pada filmnya.

" Haha bego, masa kalah sama tikus " Prilly berbicara sendiri.

Sambil menonton Prilly di temani makanan ringannya dengan varian rasa jagung. Saat ingin memasukkan snack jagung kedalam mulutnya. Ali memakan snack itu. Dengan posisi wajah Prilly di bawah dan Ali di atasnya. Namun berlawanan arah. Aksi Ali membuat Prilly melongo. Keduanya terdiam saling tatap.
Sehingga Bundalah yang menyadarkan keduanya dengan berdehem kuat.

Ali pun kembali ke posisi semula dan Prilly mengubah posisinya menjadi duduk. Kemudian Bunda ikut duduk bersama mereka. Tapi Bunda duduk di sebelah Ali.

" Inget ya Li, Prilly itu adek kamu. Jadi jangan macem macem " ucap Bunda memperingati.

" Iya Bunda.. Ali inget "

Prilly yang sehari harinya jika di rumah hanya mengenakan hotpans membuat Bunda sedikit khawatir. Karna sekarang ada Ali tinggal bersama mereka. Takutnya terjadi sesuatu yang tidak di inginkan. Meskipun Bunda tentu tahu bahwa anak anak nya itu tidak akan mungkin melewati batasan.

" Nda, Ayah kapan pulang ?" Prilly bertanya tanpa melihat Bunda. Pandangannya lurus ke televisi.

Bunda memaklumi, mungkin memang begitulah Prilly.

" Ayah masih banyak tugas di luar kota. Pulang nya pun belum pasti sayang. Kamu kangen Ayah yah "

Prilly menoleh Bunda, berhambur kepelukan Bundanya. Setelah memperingati Ali tadi, Bunda beralih duduk ke samping Prilly.

" Kangen banget Nda.. tapi nggak papa kan sekarang ada Bunda , jadi kalo kangen Ayah bisa peluk Bunda " Prilly semakin mengeratkan pelukannya.

" Dasar manja " celetuk Ali. Membuat Prilly melepaskan pelukannya dari Bunda. Lalu melemparkan bantal sofa ke arah Ali mengenai wajahnya.

Ali mengusap wajahnya yang tertimpuk bantal karna ulah Prilly.
Aksi saling melempar bantal pun terjadi. Keduanya tidak ada yang mau mengalah. Bahkan sampai berlarian kesana kemari. Bunda tersenyum bahagia melihat tingkah kedua anaknya itu. Bunda bersyukur karna mereka sudah akur. Memang seharusnya begitu.
Karna Bunda masih ada pekerjaan. Bunda pun meninggalkan kedua anak itu.

Kini Ali dan Prilly berada di lantai 2. Keduanya terduduk di lantai selonjoran karna kecapean.

" Huh.. tega lo mah Li , pada sakit nih badan gue " ucap Prilly dengan nafas tersengal sengal.

" Emang lo aja yang sakit. Gue juga "

" Lo kan ABANG harusnya ngalah kek sama adek "

Ali memegang dadanya yang terasa sesak. Entah kenapa rasanya sesak dan sakit. Apakah Ali memiliki penyakit asma. Tapi sejak kapan. Kenapa dia tidak tahu.

" Li kenapa ? Lo sakit " Prilly menatap Ali cemas. Ali melamun sambil memegangi dadanya.

" Nggak papa, gue ke kamar dulu ya " Ali berdiri. Berjalan ke kamarnya. Meninggalkan Prilly yang kebingungan.

" Kenapa sih dia. Aneh "

Prilly pun ikut masuk kedalam kamarnya. Berjalan menuju balkon kamar. Yang langsung menunjukkan pemandangan samping rumahnya. Kolam renang pun terlihat dari sana. Prilly memejamkan matanya menghirup udara yang menenangkan.

Brother LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang