BL #13

90 1 0
                                    

Ali memelankan langkah kakinya ketika sudah masuk melewati pintu utama rumah saat melihat banyak orang di ruang tamu. Saat langkahnya semakin dekat seseorang menoleh ke arahnya. Mata mereka bertemu. Saling menatap tajam. Rahang Ali mengeras, tangannya mengepal kuat. Langkah kakinya pun terhenti.

" Ali kamu sudah pulang. Prilly mana Li ?" Bunda berdiri lalu berjalan menghampiri Ali.

Tatapan Ali pada Bunda sulit di artikan. Ternyata ini alasan Prilly tidak ingin pulang. Jika saja Ali tahu akan ada acara keluarga begini. Dia juga tidak akan pulang.

" Ali, Prilly mana ?" Tanya Bunda lagi.

Ali menatap Bunda tak percaya. Rencana perjodohan mereka sudah di mulai. Keluarga dari lelaki yang akan di jodohkan dengan Prilly sedang berkumpul di ruang tamu. Kini Ali mengetahui siapa yang akan dijodohkan dengan Prilly. Dia lelaki yang sangat Ali benci.

" Kamu mau kemana Li " Bunda bertanya saat Ali ingin pergi lagi.

" Bunda jangan khawatir. Prilly baik baik aja, Ali pergi. Bunda juga jangan khawatirin Ali. Ali akan baik baik aja Nda " Ali berlalu pergi. Menghiraukan Bunda yang terus memanggil dirinya.

" Ada apa tante ?" Devan menghampiri Bunda yang berdiri di pintu utama.

Bunda tersenyum seolah menandakan semua baik baik saja.

Ya benar. Devan lah seorang lelaki yang akan dijodohkan dengan Prilly. Ini sudah di rencanakan tentunya. Devan sudah merencanakan soal perjodohannya dengan Prilly. Hanya tinggal menunggu tanggal mainnya.

* * *

Prilly duduk di bangku taman seorang diri. Sampai Ali datang menemui Prilly.

" Ternyata ini alasan lo gak mau pulang !?" Ucap Ali saat sudah duduk di samping Prilly.

Prilly tidak terkejut dengan kehadiran Ali. Dia sudah tahu ada orang yang berjalan ke arahnya. Meski tidak tahu siapa orang itu. Ketika wangi parfum yang khas menyeruak indra penciumannya , saat seseorang itu berada dekat dengan Prilly, barulah dia tahu. Ali lah yang datang.

" Tahu gue disini ?" Bukannya menjawab. Malah balik bertanya.

" Apasih yang nggak gue tahu Prill. Dimana pun , gue pasti tahu keberadaan lo "

Prilly menengok ke sebelah kiri, Ali duduk si samping kiri Prilly. Sedang memandang lurus ke depan. Namun pandangannya kosong.

" Kesambet setan apa, tumben mau deket deket sama gue. Biasanya juga ngejauh mulu " Prilly kembali menatap lurus. Saat Ali menatap dirinya.

Ali diam. Suasana hening sesaat.

" Lo tahu, Bunda dan Ayah ngejodohin lo sama siapa ?"

" Nggak "

" Serius, Prill !"

" Nggak tahu dan nggak mau tahu. Udah deh jangan ngomongin itu. Males banget " Prilly mendelik kesal. Mood nya berubah buruk.

Ali mengubah posisi duduknya miring ke arah Prilly. Memegang kedua tangan Prilly. Meletakannya di paha Ali. Membuat Prilly ikut memiringkan badannya menghadap Ali.

" Kalo seandainya gue suka sama lo, gimana ?"

Deg. Suka.

Prilly tertawa kecil. Ali mengernyit. Apanya yang lucu.

" Abangku yang ganteng... Gue udah tahu kali lo suka sama gue. Sebagai seorang kakak kan sah aja kalo suka sama adeknya "

Prilly sama sekali tidak tahu kalau Ali sedang berusaha mengungkapkan perasaanya. Ali melepaskan pegangannya dari tangan Prilly. Kembali duduk lurus . Membiarkan Prilly yang masih tertawa, biar tawa kecil.

Brother LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang