Seungwan sudah memberitahu Yerim tentang rencana kepindahan mereka ke Seoul, awalnya Yerim sedikit binggung dengan keputusan Seungwan untuk pindah ke Seoul tetapi Seungwan beralasan bahwa dengan mereka pindah ke Seoul, Seungwan akan mendapatkan pekerjaan lebih baik dan Yerim juga bisa melanjutkan kuliahnya yang tertunda karena ekonomi mereka.
Yerim menurut saja saat mendengar keputusan sang kakak dan Yerim yakin bahwa kakaknya pasti sudah mempunyai rencana untuk hidup mereka kelak.
Seungwan menyuruh Yerim membeli beberapa kardus dan kain untuk menutupi dan menyimpan beberapa barang barang rumah mereka karena hari ini Seungwan dan Yerim mulai berberes rumah untuk persiapan mereka pindah ke Seoul. Sementara Seungwan sibuk membuat esume tentang dirinya seperti petunjuk Yoongi untuk dikirim sebagai lamarannya untuk posisi pekerjaan menjadi asisten manager BTS.
Seungwan telah selesai membuat resumenya dan di siap di kirim melalui email ke staff Big Hit Entertaiment, tiba tiba Yoongi menyodorinya kartu namanya pada Seungwan.
"Buat apaan ?" tanya Seungwan.
"Lo sertain aja kartu nama gue, pasti lo yang bakal diterima disana"
"Apa lo yakin rencana kita ini ?" tanya Seungwan ragu.
"Kenapa lo gak percaya sama gue ? Selagi lo ada di deket gue --- lo gak bakal kenapa napa"
"Semoga"Bukan tentang masalah Yoongi yang Seungwan takutkan tapi masalah mentalnya jika dia menginjakan kaki di Seoul. Seungwan sedikit tidak suka dengan suasana kota modern dan ramai seperti Seoul. Seungwan ingat betul bagaimana masa kecilnya dia habiskan di Vancouver salah satu kota terpadat di Kanada dulu sampai akhirnya hidup Seungwan dan Yerim hancur, dan itu membuat Seungwan trauma.
Seungwan tidak mau lagi merasakan sakit mendengar kata kata kasar yang dilontarkan ibu kandungnya sendiri dan menghukum Seungwan dan Yerim dikamar mandi dan parahnya ibu kandungnya tega mengusir dirinya dan Yerim padahal waktu itu sedang musim dingin dan salju turun. Cairan bening meluruh di sudut mata Seungwan saat dirinya kembali terlempar ke kejadian pahit itu.
"Are you oke ?" Yoongi melihat air mata Seungwan tiba tiba luruh ke bawah dan membuat Yoongi sedikit binggung dan heran.
"Oh --- sorry, gue gakpapa" Seungwan buru buru menghapus air matanya dan hendak beranjak pergi.
"Bohong" sebelum Seungwan benar benar beranjak pergi, Yoongi lebih dulu mencekal dan menahan tangan Seungwan. Dari tatapan mata Yoongi, Seungwan bisa melihat bahwa Yoongi menuntutnya untuk berkata jujur.--------------------------------------
Ditemani dua gelas coklat yang masih hangat juga beberapa kue buatan Seungwan, akhirnya Seungwan mengajak Yoongi duduk di atap rumahnya sembari menikmati udara sore hari dan pemandangan perumahan disekitar rumah Seungwan.
"Gue yakin lo punya masalah sampek lo nolak pindah ke Seoul" Yoongi memecah kesunyian diantara mereka dengan membuka obrolan dengan Seungwan.
Seungwan tersenyum miris mengingat alasan mengapa dirinya menanggis tadi sungguh Seungwan tidak suka jika ingatan itu kembali menghampirinya. Tapi Seungwan juga tak punya kuasa untuk menghilangkannya karena luka yang Seungwan rasakan terlalu dalam dan selama Seungwan masih hidup pasti ingatan itu akan membekas.
"Gue takut karena trauma masa lalu gue" jawab Seungwan sambil menunduk melihat sepatunya.
"Trauma ? Lo punya masalah mantan lo di Seoul ?"
"Gue belum pernah jatuh cinta apalagi pacaran" Seungwan tertawa menertawakan pengalaman asmaranya.
"Terus ?"Seungwan mengadahkan pandangannya ke langit langit yang berhias semburat orange, Seungwan menerawang jauh seolah pikirannya dia kembalikan di kejadian pahit yang dialaminya dulu.
"Dulu gue punya keluarga bahagia pas masih tinggal di Korea, bisnis papa berkembang pesat dan kita semua pindah ke Kanada. Beberapa tahun kemudian papa meninggal karena serangan jantung dan disitu awal penderitaan gue. Mama gue ternyata selingkuh sama sekertaris papa dan pas papa meninggal --- mama berubah. Mama malu punya anak indigo kayak gue yang kadang ngomong sendiri,kadang teriak teriak kayak orang gila, mama sering marahin gue sama Yerim, mama juga sering pukulin gue dan hukum gue dan puncaknya mama ngusir gue sama Yerim"
"Apa ?! Mama lo gila kali ya ?"
"Emang gitu kejadiannya --- gue pake tabungan gue buat nyambung hidup gue sama Yerim. Gue milih balik ke Korea dan kesini"
"Kenapa mama lo tega sama lo gitu ?"
"Itu --- karena mama udah buta sama harta juga pengaruh selingkuhannya. Mama tega sama gue juga Yerim padahal gue baru lulus kuliah waktu itu dan Yerim masih SMA. Mama lebih milih selingkuhannya daripada anaknya sendiri dan mama tega, mama jahat" Seungwan bergetar di akhir kalimatnya dan sesaat kemudian tanggis Seungwan terdengar, bahu Seungwan juga bergetar.Yoongi yang melihat dan mendengar isakan tanggis Seungwan hati kecilnya tersentuh. Yoongi memang tidak tahu bagaimana rasanya menjadi Seungwan tetapi dari cerita Seungwan, Yoongi bisa ikut merasakan bagaimana luka yang dialami Seungwan.
Seungwan yang masih terisak menanggis ditarik Yoongi pelan ke pelukannya lalu menepuk bahu Seungwan untuk mencoba menenangkan Seungwan. Yoongi memang bukan pujangga penuh kata kata lembut seperti Taehyung, Yoongi juga bukan lelaki tampan seperti Jungkook tetapi Yoongi adalah lelaki yang mendengarkan hatinya dan kali ini hati Yoongi menyuruh Yoongi seperti itu kepada Seungwan.
"Nangis aja kalo lo pengen nanggis, semua bakal baik baik aja percaya gue" ucap Yoongi tulus dari hatinya.
🎼🎼🎼🎼
KAMU SEDANG MEMBACA
Symphonie
FanfictionSong Seungwan : gadis cantik berkulit putih blasteran Korea - Kanada yang hidup sederhana di pinggiran pulau Jeju. Hidup Seungwan berubah setelah ayahnya meninggal dan ibu kandungnya mengusir Seungwan dan adiknya karena menikah lagi di Kanada. Seung...