• PROLOG •

346 68 58
                                    

Sepi adalah teman terbaik mengusir resah.
-Cahaya Senja

***

Musik terdengar mengalun syahdu di ruangan yang tampak di desain dengan model klasik, jalanan di luar sana basah dengan air yang terus menerus berlomba saling mendahului untuk turun dari kaki langit, kaca besar di sampingku pun basah oleh terpaan air hujan itu. Membuat kaca seketika menjadi buram.

I'm jealous of the rain

That's fall upon your skin

It's closer than my hands have been

I'm jealous of the rain

Huh, lagu yang lagi mengalun mengapa pas sekali dengan suasana hujan di luar.

"Permisi, Mba. Ini pesanannya, selamat menikmati," sapa pelayan wanita yang tersenyum ramah ke arahku, sembari menaruh pesanan yang sudah aku pesan sebelumnya.

"Makasih, Mba." Aku pun menampakkan senyum tipisku.

"Sama-sama, Mba. Saya permisi dulu," ucapnya mengakhiri percakapan kecil kami—sambil membalas tersenyum juga. Lalu dia pun melangkah pergi bersama dengan nampannya. Jarang-jarang sekarang ada pelayan yang seramah dia. Karena memang sekarang sikap ramah dari suatu individu sudah mulai memudar.

Aku duduk terpekur di sudut ruangan yang sangat nyaman untuk menikmati kesendirian—menyegarkan pikiran yang belakangan ini agak kusut. Meninggalkan segala aktivitas penat yang seharusnya sedang aku selesaikan.

Ting!

Terdengar bunyi notifikasi dari benda pipih berbentuk persegi panjang milikku yang sedang tergeletak di atas meja.

Hai, Apa kabar? Lagi dimana? Aku kangen.

Isi pesannya hanya singkat, dan ingin mengetahui keberadaanku sekarang dan tertera ... pengakuan rindu. Aku yang lagi tak ingin di ganggu siapapun, akhirnya hanya mengabaikan pesan itu. Dan sibuk memegang gelas yang sedang mengepulkan asap. Kopi susu dengan aroma menenangkan memang candu bagiku jika sedang dalam kondisi seperti ini apalagi bau petrikor yang tercium dari luar. Nikmat sekali memang definisi menenangkan untukku.

Hujan memang ajaib, apalagi jika petrikor telah sampai ke indra penciumanku. Maka diriku akan melankolis dengan sendirinya.

Hadirmu tak di sangka-sangka seperti hujan yang datang di musim kemarau....

Hilangmu pun tak sempat ku duga seperti berhentinya terpaan angin yang sedang berhembus kencang....

Akupun tak menyangka satu hal yang sulit untuk ku duga....

kau datang tanpa kata tetapi meninggalkan beribu rasa yang ku sebut luka....

Pergilah tanpa harus menoleh ke belakang....

Karena hadirmu sudah tak lagi aku damba....

Selamat tinggal untuk rasa yang pernah ada....

Ditulis : saat hujan sedang singgah ke bumi.

Ku tutup pena yang baru saja ku gunakan, menghembuskan napas perlahan, dan memejamkan mata.

Sajak buatanku memang abal-abal. Tetapi aku suka mendeskripsikan perasaanku melalui cara ini. Karena yang mengetahui isinya hanyalah aku dan secarik kertas yang membisu. Ia tidak akan berkhianat dengan mengumbar perasaanku kepada satu orang pun.

Ku ambil kopi yang masih teronggok manis di meja, ku sesap perlahan—menikmati setiap tetes rasa kopi yang masuk ke dalam kerongkonganku. Tak terasa hujan sudah mulai berhenti menjatuhkan dirinya pada tanah, dan aku pun tak sadar jika sudah dua jam aku duduk sendirian di kafe ini hanya untuk menjauhi keramaian.

Kafe yang tidak terlalu ramai oleh pengunjung ini dan jauh dari kebisingan orang-orang rumpi mungkin akan masuk ke list favoriteku. Dan akan menjadi tempat yang paling cocok untuk menuangkan seluruh perasaanku tentang apapun itu.

***

HELLO DUNIA PERWATTPAD-AN?

Fyi, ini adalah cerita pertamaku yang aku publish ... setelah mengunpublish ceritaku sebelumnya yang berjudul 'Loving You'.

Di bab ini, mungkin ceritanya masih abu-abu. Next bab, kalian pasti mulai paham:)

Selamat menikmati ceritanya ya:)

Jika kalian berkenan, aku sangat menginginkan kritik dan saran dari kalian;)

Thank you:)

Btw, aku menyediakan gambar yang merupakan salah satu quotes dari cerita ini. Jangan lupa nyalain data kalian ya saat membaca:)))

Btw lagi nih, panggil aku dengan sebutan 'El' ya. Salam kenal:)

BYE AH. DADAH. LUP YU❤️️❤️

Regard manis,

El.

Hurt LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang