Biarin semua orang berekspektasi, menduga-duga. Intinya realitanya gak seperti yang mereka kira. Jadi gak usah lo pikirin.
-Fajar Surya***
"Sebelumnya mohon maaf mengganggu, diharapkan kepada seluruh guru yang sedang mengajar di kelas ... berkumpul di ruang guru untuk mengadakan rapat. Sekian, terimakasih." Terdengar informasi dari pengeras suara yang tersebar di beberapa titik pusat sekolah. Membuat guru Kimia yang sedang mengajar di kelasku menghentikan kegiatan mengajarnya.
Jika aku tak salah dengar, itu adalah suara wakasek bagian kesiswaan. Huft, belakangan ini jadi lebih banyak jam kosong dibandingkan jam belajar efektif yang disebabkan oleh rapat dadakan untuk membicarakan segala hal yang berhubungan dengan anak kelas 12. Aku sih sebenarnya tidak keberatan. Tapi yang membuatku tak suka, karena guru-guru jadi menghadiahi kami dengan banyak tugas untuk dikerjakan di rumah. Tolonglah, aku sangat pemalas sekali jika berada di rumah. Badanku seakan menempel terus kepada kasur tercinta.
"Anak-anak Ibu keluar dulu, ya. Pelajaran hari ini cukup, tapi jangan lupa dikerjakan rangkuman bab selanjutnya dan mengerjakan tugas dari halaman 105 sampai 112. Minggu depan, di pertemuan selanjutnya harus dikumpulkan dan semuanya harus sudah selesai." Tuh kan, apa yang aku bilang terjadi lagi. Haduh muak aku dengan tugas yang menggunung di rumah. Berasa homeschooling tanpa guru.
"Iya, Bu," sahut teman-temanku kompak. Aku pun dengan ogah-ogahan ikut menjawab serempak juga. Jika jam kosong gini, auto aku meletakkan kepala di bawah tumpuan tangan yang menempel di meja. Berharap bisa tidur, walau dalam keadaan kurang nyaman. Tempat ternyamanku untuk tidur sebenarnya hanyalah kasur seorang.
Baru saja ingin memejamkan mata, tiba-tiba ponselku bergetar dari dalam saku rok. Spontan aku menegakkan tubuh kembali dan merogoh saku rok, untuk mengambil ponsel yang memunculkan notif aplikasi LINE.
Fajar Surya telah menambahkan anda sebagai teman dengan id LINE.
Haduh, kenapa sih dia mulu?!
Selang beberapa menit, tiba-tiba notif chat datang lagi kepadaku.
Kayaknya hari ini pulang cepet, Cah. Balik bareng, yuk?
Astaga, kenapa dia mengajak bareng lagi? Jangan-jangan dia pengen minta ditraktir bakso lagi? Bisa missqueen mendadak nih aku kalo tiap hari begini.
Tenang, gak minta di traktir kok hehehe. Panik amat lo.
Seakan bisa membaca pikiranku walau tanpa melihat wajahku secara langsung, dia mengetik pesan yang membuatku lega. Jangan-jangan dia cenayang lagi?
Siapa yang panik? Gak tuh.
Akhirnya aku menjawab, ketimbang dibilang sengaja hanya membaca pesan tapi tidak membalas karena takut harus mentraktir.
Yaudah berarti nanti traktir lagi ya? Wkwkw.
Yeuh, ogah banget. Minta sana sama pacar lo!
Ya udah, lo jadi pacar gue aja. Biar gue bisa minta traktir ke elo.
Anjir, enak banget jempolnya ngetik begitu. Emang dasar jempol tak berotak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt Love
Teen FictionLahir di saat kaki langit sedang disinggahi senja ke tempat yang bernama planet bumi ini, membuatku amat menyukai senja di sepanjang hidup. Senja itu hangat dan menentramkan, aku ingin hidupku sesederhana saat aku menyaksikan senja yang datang lalu...