Chapter 14

3K 137 16
                                    

Seperti yang dikatakan sang eternal maknae. Sang leader memang sangat sibuk, jadwalnya sungguh padat. Seminggu ini saja Heechul tidak melihatnya.

Leeteuk berangkat pagi-pagi dan pulang saat tengah malam bahkan menjelang pagi, tapi Heechul selalu menunggunya, sejak dia hamil Heechul tidak akan bisa tidur kalau Leeteuk tidak memeluknya.

Tapi hari ini, saat Leeteuk masuk ke kamar dia melihat Heechul sudah meringkuk dibawah selimut tebalnya dan dia berada ditempat tidurnya, biasanya mereka akan tidur ditempat tidur Leeteuk.

Leeteuk menaruh tasnya di atas tempat tidurnya, lalu berbaring disamping Heechul.

"Chullie ..." Leeteuk meletakkan tangannya dipinggang Heechul.

"Chullie, aku tahu kau tidak benar-benar tidur." ucapnya lagi. Tapi Heechul tetap diam.

Leeteuk merubah posisi tubuhnya, menopang kepalanya dengan sikunya dan memandang Heechul dari belakang. Perlahan mendekatkan wajahnya dan mencium lembut pipi Heechul.

Chagiya ... Ayolah ..."

Tiba-tiba Leeteuk merasakan pundak Heechul bergetar.

"Hey, Heenim  ada apa ?" tanya Leeteuk cemas.

"Sayang, bicaralah. Kalau kau tidak bicara, aku tidak mengerti." Leeteuk membalik paksa tubuh Heechul dan melihat mata cantik kekasihnya itu berlinang air mata.

"Hey, ada apa ? Kenapa kau menangis ?" tanya Leeteuk sambil mengusap air mata Heechul dengan ibu jarinya.

Pria itu langsung melesakkan kepalanya ke dada Leeteuk dan memeluknya erat.

"Heenim, ada apa ?" Leeteuk masih bingung dengan sikap Heechul, tapi ia tetap membalas pelukan Heechul. Pria itu tetap diam, ia malah semakin terisak dalam pelukan Leeteuk.

"Baiklah, aku akan membiarkanmu menangis dulu." ucap Leeteuk sambil mencium puncak kepala Heechul. Berkali-kali dia mengelus rambut pink Heechul dan terus menciumnya.

Saat dirasa isakan Heechul mereda, Leeteuk menarik dirinya dan mensejajarkan wajahnya dengan Heechul.

"Sudah tenang ?" tanya Leeteuk lembut. Heechul mengangguk.

"Sekarang bisa jelaskan padaku, kenapa tiba-tiba kau menangis ?" lanjutnya.

"Hikss ... aku merindukanmu ..." jawab Heechul dengan polosnya.

Wajah Heechul yang terlihat lucu dimata Leeteuk membuat sang leader tersenyum.
"Kenapa Chullie, bukankah kita selalu bertemu dirumah ?"

"Kapan kita bertemu ? Kau selalu saja pulang malam. Kita tidak pernah punya waktu berdua. Aku merindukanmu, baby juga merindukanmu." jawab Heechul.

Leeteuk tersenyum, ia mengelus perut Heechul yang sedikit sudah menonjol itu. Tangan kirinya menarik tubuh Heechul agar semakin dekat dengannya.

"Maafkan aku sayang. Aku bekerja juga untukmu dan untuk baby. Apalagi sekarang aku mengambil alih beberapa pekerjaanmu." ucap Leeteuk lembut sambil mengecup bibir Heechul.

Pria itu memanyunkan mulutnya. "Tapi setidaknya kau harus ada waktu untuk kami." paksa Heechul.

Aigoo ... kenapa nae sarang semakin pervert sekarang ?" Leeteuk mencoba menggoda Heechul.

"Aku serius Jungsoo. Setidaknya pikirkan dirimu sendiri. Lihat, wajahmu terlihat lelah. Istirahatlah sebentar, jangan bekerja terus." Heechul mengelus pipi Leeteuk. Pria itu memejamkan matanya menikmati sentuhan lembut Heechul.

"Aku tidak apa-apa. Asal kau selalu ada disisiku, aku pasti bisa melewati apapun itu." Leeteuk membuka matanya dan menatap lekat mata Heechul.

"Jangan terus mengombal Park Jungsoo." ditatap seperti itu, Heechul memalingkan wajahnya.

No Other (NC-17) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang