Scarlet ~ 16

5.4K 200 0
                                    

"Nathaaaaaaaaaa!". Teriakan itu pasti Natha kenal, suara melengking itu..

"Kenapa?".

Scarlet menunjukkan buku catatannya, terdapat nilai yang terpampang jelas disana.

"99" gumam Natha.

"Fisika?".

"Iyaa, tugas kemarin yang lo ajarin itu". Ucapnya dengan nafas ter-engah engah. Natha hanya terkekeh pelan.

"Gw makasih banget ya, gara-gara lo gua dapet nilai sebagus ini. Apalagi gua juga dapet poin tambahan nanti di rapor". Natha tersenyum, mendengar ucapan Scarlet.

Dengan caranya berterimakasih, Natha yakin Scarlet adalah perempuan baik-baik. Alangkah bahagianya Darren memiliki sahabat seperti Scarlet.

Natha bukan bisa membaca pikiran orang, tetapi ia selalu bisa melihat sifat orang dan tingkah laku seseorang dengan bagaimana cara orang itu berbicara.

"Itu semua juga bukan gw, lagian kan itu semua kemauan lo juga buat belajar sama usaha". Scarlet sangat senang, senang dari biasanya.

Karna biasanya, rata-rata nilai tugas fisika yang ia peroleh hanya sekitaran 70% saja. Bukan karna Scarlet bodoh atau apa, tetapi kemampuannya hanya sampai disitu, jika ia belum bisa meraih nilai tertinggi di pelajaran Fisika, masih ada pelajaran bahasa dan lainnya, apalagi hobbynya membuat beberapa kumpulan novel dan cerpen yang ia buat sendiri membuat ia terjun kedalam pretasi seperti ajang 'pembuat cerpen' dan novel terbaik.

***

"Scarlet, kamu bisa membantu ibu membawakan beberapa buku catatan anak XII IPA 2 ?". Tanya bu Liza selaku wali kelas XII IPA 2.

Ia memang tidak sengaja melewati ruangan guru. "Mau dibawa kemana bu?".

"Tolong bawain ke kelas 12 IPA 2 ya". Pinta bu Liza. Ia terlihat sangat kerepotan, Scarlet tak tega untuk menolaknya.

"Iya bu, saya permisi".

Scarlet menuju kelantai dua, sekarang ia berdiri diambang pintu yang bertuliskan '12 IPA 2'.

"Permisi.." entah mengapa jantung Scarlet berdegup kencang kali ini.
Perasaan tak enak mulai ia rasakan, tetapi ia masa bodo, lagian siapa yang berani-beraninya ingin mengajak ribut padanya.

Walaupun ia memiliki paras yang sangat cantik, tetapi ia memiliki sifat 'ke tomboy-an'.

Belum beberapa langkah menuju meja guru milik kelas 12 ipa 2 itu, iya sudah dihampiri oleh beberapa siswi yang tengah berada di kelas itu.

"Heh, ! Ngapain lo kesini?".
Tanya seorang perempuan dari salah satu dari mereka, rambutnya digerai.

"Mau nyari ribut lo?!".

"Anak kelas berapa lo?".

Gubrakk!
Semua tersentak, ada seseorang yang menggebrak pintu kelas itu, Scarlet bukan takut dengan siapa yang sengaja menggebrak pintu itu tetapi ia hanya takut jika pintu itu rusak dan harus diganti dengan yang baru, bisa-bisa nanti bayaran sekolah naik lagi.

Terlihat cowok memakai hoddie bewarna hitam berdiri diambang pintu. Scarlet meneliti dari atas kebawah.

Tak salah lagi!

Itu bule belagu!.

Cowok itu menghampirinya sembari berkata "ada urusan apa lo?".

"Ngk usah kebanyakan nanya! Udah bagus gw bantuin". Scarlet berbicara dengan nada emosi dan berhasil membuat seisi kelasnya geram padanya.

"Nihh!". Ia menaruh buku catatan itu di atas meja guru. "Gua bawain buku catatan lo pada!".

"Bisa ngk lo sopan santun dikit?".
Timpal Kevan, Bule belagu itu.

"Jadi lu anak 12 IPA 2 ya?".
Scarlet hanya berkomat kamit tak jelas.

"Nama lo Scarlet kan?".

"Kalo udah tau ngapain nanya!".

Scarlet pergi meninggalkan kelas yang berisi iblis itu. Ia malas berurusan dengan cowok belagu itu.

"Menang cakep doang, tapi belagu!".
Gumam Scarlet menyusuri anak tangga.

ScarletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang