Scarlet ~ 31

4.9K 166 0
                                    

TAK terasa, pagi ini lumayan sejuk. Bisa dikatakan, pagi ini cukup segar dan cerah. Secerah hari Sabtu. Kebetulan, hari ini adalah hari sabtu, cepat sekali rasanya. Padahal kemarin saja baru hari Senin.

Scarlet masih berdiri di balkon kamarnya, masih sekitar jam 6 pagi.

Udaranya masih sama, sangat sejuk dan lumayan dingin. Kali ini Scarlet terlihat tampil lebih feminine dengan dibalut oleh Sweater bewarna putih bercorak pink, celana legging dan rambut terurai.

Tiba-tiba saja, kepalanya kembali pusing. Sepertinya ia kelelahan. Wajahnya tidak seperti biasa, mukanya pucat, bibirnya terlihat pecah-pecah.

Ia memegang hidungnya. Seperti, ada air yang baru saja mengalir. ia melihat, warnanya merah pekat. Ia lihat lebih jelas lagi.

Ia mimisan.

Jarang-jarang Scarlet mimisan seperti ini apalagi dengan kepala yang pusing.

Ia bergegas mengambil beberapa tissue didalam kamarnya. Kali ini Scarlet tampak lesu. Benar-benar berbeda.

***

Terdengar suara sms masuk dari ponsel Scarlet, ternyata ada pesan dari Bessie.

Bessie


Ketemuan di taman laskar
Jam 7.

Sama Lavin and Alexa juga?

Si Vivin gak bisa.

kenapa?

Dia kan lagi ada Acara
Seminar di kompleknya.

Alexa?

Nyokapnya buka toko kue
Baru, jadi dia harus nemenin
Nyokapnya.

Ok! Just wait.

(Bessie itu sering manggil Lavinia dengan sebutan Vivin But, kalo si Alett alias Scarlet biasa manggil Lavinia itu Lavin.).

***

"Udah lama nunggu ya?". Tanya Scarlet sesampai ia bertemu ditengah taman Laskar.

Sebenarnya, Taman ini sudah ratusan kali dikunjungi oleh Scarlet dan Darren dari mereka masih kecil.

Taman ini sangat cocok dengan anak-anak remaja, juga anak muda jaman sekarang. Apalagi, lumayan banyak orang yang mengunjungi tempat ini seperti hanya sekedar nongkrong, jogging, dll.

"Baru 5 menit kok..". Bessie melihat jam tangan yang bertengger manis ditangan kanannya.

"Jogging yuk".

Sudah kelihatan sekali, dari penampilan Bessie kali ini, ia memakai kaos polos bewarna abu-abu dan bawahan legging bewarna hitam pekat juga dihiasi oleh sepatu adidas-nya.

Lain hal-nya dengan Scarlet. Ia masih dibalut oleh Sweater dan Legging nya. Juga sepatu Nike bewarna putih.

Kali ini, udara di taman cukuplah dingin, dan langit-langitnya pun masih sedikit gelap, tidak seperti biasa. Apakah ini pertanda hujan akan datang?

"Kita jalan biasa aja ya Bess, makan atau minum gitu.". Scarlet berkata dengan nada yang cukup halus.

"Aduh Lett, gua minta lo kesini itu karna gua pengen ngajak lo jogging bareng.". Jawabnya Bessie.

"Gue udah dandan serapi ini loh!". Sambungnya lagi.

"Hmm, yaudah deh".

Bessie mengembangkan senyumannya. Ia bersemangat sekali untuk melakukan aktivitas rutinnya yang sampai sekarang jarang untuk dilakukan.

***

20 Menit kemudian ...

Scarlet berhenti dari lari kecilnya. Bessie masih jogging walaupun ada jarak 5 kaki dari tempat Scarlet berdiri.

Mimisan lagi?!. Kata itu yang ia ucapkan. Ia binggung, kenapa akhir-akhir ini ia mimisan terus.

Bessie yang sadar sahabatnya itu tertinggal cukup jauh langsung menoleh, melangkahkan kakinya kearah Scarlet yang sedari tadi berdiri sambil memegangi hidungnya

"Lo kenapa?". Scarlet terkejut. Terkejut karna kaget. Juga sedikit takut jika Bessie tahu jika ia sedang mimisan.

Kalau boleh ngasih tau ya gengs, Bessie itu orangnya lumayan over protec banget sama sahabatnya, terutama Scarlet.

"Lo, mimisan?".

Scarlet hanya mengganguk saja."Gue cuman kecapean doang kok Bess".

"Gue minta maaf banget ya Lett, gara-gara gue lu jadi sakit. Yaudah, kalo gitu kita langsung pulang aja kerumah lo".

***

Scarlet's house

"Rumahnya sepi banget". Celetuk Bessie sesampai didepan kamar Scarlet.

"Iya, bunda lagi ngurusin Pasport buat ke Switzerland. Urusan kerjaan.".

"Owhhh, pantesan.".

"Oiya, lo bisa beliin gue bubur gak di tempat biasa? Gue lagi lemes nih.".

Bessie berdeham sebentar. Scarlet langsung memberikan uangnya.

Bessie pov

Ia berjalan kedepan gerbang rumah Scarlet dan menguncinya. Untuk nyampai kesana, tidak perlu repot-repot naik ojek ataupun kendaraan lainnya, dari jarak rumah Scarlet, tempat bubur yang biasa Scarlet beli hanya memakan waktu sekitar 2 menitan saja.

Bubur Pak Dam namanya.
Bukan hanya Scarlet saja yang sering membeli bubur disana, Bessie pun juga. Ia biasa nongkrong ataupun makan di warung Pak Dam.

Selain makanannya yang terkenal enak, harganyapun lumayan murah. Tempatnya juga bersih.

"Assallamuallaikum Pak Dam". Sapa Bessie sesampainya disana.

"Waallaikumussallam".

"Biasa ya pak, tapi dua.". Pintanya, sambil mengacungkan 2 tangannya membentuk huruf "V".

Pak Dam mengganguk dan kembali menyiapkan pesanan orang.

Tumben sekali suasana di warung sepi, disini hanya ada tiga orang di meja pojok, empat orang di meja depan, dan dua orang.. di meja tengah.

Kayak gue kenal? Batinnya.

"Pesanannya sudah jadi". Suara Pak Dam berhasil membuat lamunannya hilang.

"Makasih ya pak, ini uangnya.". Jawabnya sembil mengeluarkan dan langsung menyodorkan selembaran rupiah.

"Duluan ya pak, Assallamuallaikum.". Ucapnya dengan mata yang masih melirik kearah meja tengah itu.

Ahh, lebih baik Bessie cepat-cepat meninggalkan warung itu saja, daripada harus memikirkan pikiran yang tak jelas.

"Bessie?". Rasanya ia ingin loncat sekarang. Ia menoleh kesumber suara.

"Darren?".

"Beli bubur juga?".

Bessie mengganguk cepat.

"Lo sendiri?". Tanyanya balik.

"Sama, ada Sheila juga kok. Sekalian jogging".

Darren kembali berbicara. "Tumben beli dua, satu aja biasanya gak abis". Gurau Darren sambil melirik makanan yang dibalut kantung plastik yang bewarna putih itu.

"Satunya emang buat gue, satunya lagi buat temen".

"Yaudah, gue duluan..".

ScarletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang