Scarlet ~ 22

4.4K 168 0
                                    

"Lo kenapa Lett?". Pertanyaan yang ke - 3 kali ini belum di jawab oleh Scarlet.

"Scarlet..". Ucap Natha lagi.

"Scarlet_-". Scarlet sembari berkata "Darren-". Ia tersadar dari lamunan tak bergunanya. Entah apa yang sedang ia lamuni.

"Darren?". Natha menaikkan satu alis tebalnya. "Gua Natha bukan Darren".

Scarlet malu, sungguh, Malu. Tak enak rasanya jika ia keceplosan seperti tadi.

"Ehh, enggak. Iya,". Scarlet gagap???

"Ada Masalah?". Pertanyaan Natha kali ini membuat Scarlet semakin mengaku jika Natha memang benar-benar cowok yang peka.

Scarlet menggeleng perlahan. Natha kembali berucap. "Kalo lo ada masalah, lo bisa ceritain itu semua ke gue". Tanpa sadar, ada lengkungan garis yang tertata di bibir cantik Scarlet itu. Senyum.

"Gua cuman kecapean doang kok Nath". Jawab Scarlet sembari berdiri dari kursi yang ada didepan lapangan basket.

"Gue pulang dulu ya Nath, takut dicariin bunda". Scarlet memperbaiki tas mungilnya dan melangkahkan kakinya kearah gerbang sekolah.

"Mau gue anterin?".

Kata-kata itu, mengingat Scarlet jika Darren sering berkata itu.

Scarlet membalas pertanyaannya dengan gelengan kepalanya. Ia kembali melangkahkan kakinya kearah gerbang sekolah.

. ............................

Seperti biasa, ia menunggu taksi di halte yang sering ia singgahi.
Ia melihat Darren sedang ada di samping halte sekolah. Ia sempat berpikir jika ia sedang menunggunya.

"Hai Darren". Sapa Scarlet. Tumben sekali Scarlet menyapanya. "Ehh, lo belum pulang?".

Pemikirannya salah, Scarlet semakin yakin jika Darren tidak berniat untuk mengantarkannya pulang.

"Belum? Lo?".

"Nungguin Sheila". Senyum yang dari tadi mengembang dibibir Scarlet lama-kelamaan hilang karna mendengar kalimat itu.

"Pulang bareng?".

"Iya, soalnya bokap nyuruh gua buat nganterin Sheila pulang bareng.".

Apa urusannya dengan Papa Darren?
Okay! Semakin kesini Scarlet jadi tidak mengerti.

"Bokap? Emangnya bokap lo kenal sama Sheila?".

"Udah lama malah, karna bokapnya juga sahabat deket juga dari bokap gue". Scarlet. Sabar yaa.

"Eh, lo? Scarlet kan?". Suara itu, seperti Scarlet kenal?

Ohh. Sheila.

"Iyaa".

"Lo belum pulang?". Heh, udah tahu orangnya ada dihapannnya malah nanya.

"Seperti yang lo liat". Sifat jutek Scarlet makin kambuh nih!

"Yaudah, kita jalan dulu ya Lett". Ada perasaan tak suka dihati Scarlet. "Kalo gak ada taksi, lo bisa naik angkot". Katanya penuh penekanan, dengan nada mengejek.

Sudah dapat diketahui! Jujur, Scarlet tahu sifat asli Sheila. Sheila tidak suka Scarlet, entah mengapa.

ScarletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang