Scarlet ~ 36

4.5K 148 2
                                    

SUARA bising kantin membuat Scarlet yang hampir mendekati tempat itu langsung buru-buru ke tempat tersebut.

Rasanya jarang sekali ada kebisingan selain suara ramai anak-anak yang ingin jajan dikantin.

Tanpa disengaja, ia melihat Bessie disana, tangannya seolah menyentuh sedotan minuman yang ia pesan.

Ia menyeruput Cappucino-nya.

"Bess". Panggil Scarlet, ia menjatuhkan pantatnya dikursi yang berhadapan dengan kursi Bessie.

"Rame banget". Tatapannya kini melihat kearah sekitar kantin.

"Emangnya ada apa?". Tanya Scarlet penasaran.

"Biasa, ada robot disana". Jawabnya.

Dahi Scarlet bergelombang seketika.

"Robot?".

Bessie mengangguk pelan.

"Siapa?". Scarlet masih tidak mengerti.

"Darren".

Scarlet mengangguk mengerti. Matanya kini beralih pada sekitar kantin. Seolah matanya hendak mencari-cari seseorang disana. Bessie yang mulai sadar akan hal tersebut, ia mulai angkat bicara.

"Alexa mana?".

"Ada urusan sama pak Sale".

"Kalo Lavin?". Scarlet bertanya lagi.

"Dipanggil sama ketua kelas". Jawabnya sedatar mungkin.

Scarlet tidak tahu, ia berpikir hari ini adalah hari yang paling berbeda dari biasanya. Bukan hari ini, tetapi belakangan ini ia merasa seperti ada yang berbeda. Bahkan ia pun tidak tau apa maksudnya.

Ahhh.

Mungkin saja hanya sebuah perasaan biasa.

"Lo ngapain aja sama manusia kaku?". Bessie terlalu sering memanggil orang dengan sebutan
yang aneh-aneh.

"Manusia kaku?".

"Siapa?". Lanjutnya.

"Menurut lo?".

Scarlet kembali berpikir. "Yang gue tau, disekolah ini yang sifatnya dingin itu ya the most wanted sekolah kita". Terka Scarlet.

"Jadi, siapa?".

"Darren?".

Bessie menggelengkan kepalanya.
Berarti tanda, itu bukanlah jawabannya.

"Natha?".

Bessie kembali menggelengkan kepalanya.

"Kevan?".

Bessie mengeluarkan senyum datarnya dan menggangguk sejenak.

"Emangnya kenapa sama bule belagu itu?". Scarlet bertanya, alisnya terangkat sebelah.

"Lo ngapain aja selama diruangan musik sama Kevan?". Hardik Bessie.

Scarlet heran. Bagaimana sahabatnya ini tahu jika ia berada di ruangan musik itu bersama Kevan. Akankah sahabatnya ini me-mata-matainya?, Atau? Tidak. Scarlet tidak boleh berpikir seperti itu.

"Lo tau?". Scarlet memicingkan matanya tajam.

"Dari mana?".

Bessie tersenyum sinis. "Banyak gosip yang beredar. Anak-anak ngira lo berduaan sama Kevan.".

"Kesannya, kayak pacaran". Sambungnya lagi.

"Lebay". Tukas Scarlet cepat.

Ia paling tidak suka dengan posisi seperti ini. Apalagi bahan gosip-an satu sekolah dengan orang yang dianggap terpenting di sekolah tersebut. Scarlet hanya berbicara dengan salah satu the most wanted nya The Lennox School juga pasti beritanya sudah tersebar. Mulai dari whatsapp, facebook, line dan sejenisnya.

Ia malas sekali, Scarlet berpikir, mereka terlalu lebay, Alay dan ....,

Ah, tau lah.

"Btw, lo kenapa ada diruangan musik?".

"Mau ngasih titipan gitar buat Bule belagu.". Bessie mengganguk cepat.

"Lo beruntung ya".

"Beruntung kenapa?".

"Lo bersahabat dengan Darren, lo juga temenan sama Natha. Dan sekarang lo deket sama Kevan.". Bessie mengembangkan senyumnya.

Scarlet? Dekat dengan Kevan? Bule belagu itu?!

Rasanya tidak mungkin. Dan memang benar-benar tak mungkin.

"Gue? Deket sama Kevan?".

"Gak mungkin Bess". Lanjutnya dengan memutar bola matanya.

"Gue cuman ngasih titipan begitu doang lo bilang deket? Mata lo sakit?!". Lanjutnya.

"Gue tau itu kok". Sahut Bessie.

"Terus?".

"Tapi gue yakin, nantinya juga lo bakal deket sama yang namanya Kevan atau biasa lo sebut bule belagu itu.". Jelasnya.

"Kenapa gitu?".

"Gak tau". Jawab Bessie cepat.

"Tapi gue yakin itu terjadi". Ucapnya yakin.

*************

Gimana part ini?
Udah pada bosen yah?

Harap Vomments nya ya guys.
Karna satu vote aja itu bermanfaat
Banget buah author^_^

Sekali lagi, makasih buat para Readers
And the votes!

Gak terasa udah 2k lebihh pembaca.

Haha.

(Jan jadi silent readers yah).

ScarletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang