Scarlet ~ 35

4.8K 145 2
                                    

Masih didalam ruangan musik. Bersama Kevan. Kevan diofa. Sang cowok yang diincar oleh para haum hawa setelah Darren dan Natha.

ya, SMA Royal Lennox School memiliki siswa famous sekaligus The most wanted.

Diantaranya adalah Darren edgar bert. Sikapnya dingin. Kecuali dengan sahabatnya, Scarlet. Ya walaupun penyakit dinginnya suka kambuh sih.

Lalu, Natha Harold, ia dulu menjabat sebagai ketos SMA tersebut. Wajahnya yang tampan, dan otak yang encer atau bisa dibilang siswa yang tergolong cerdas mengantarkan dirinya menjadi salah satu cowok ter- famous disekolahnya. Dan juga most wantednya.

Jika ditanya yang satu ini, Kevan diofa. Siapa yang tak kenal dengannya. Memiliki paras kebulean sama dengan Natha dan Darren, juga tubuh yang atletis. Siapa yang tidak menyukainya?.

"Lo suka ke ruang musik ya?". Tanya Scarlet membuka obrolan.

Kevan hanya mengganguk, tangannya sibuk memainkan senar gitar dan fokus kepada not lagu tersebut.

"Makanya, banyak orang yang bilang lo itu jarang ke kantin" . Ucapnya dengan pelan, tetapi Kevan masih bisa mendengarnya.

"Lo jago juga ya main gitar, padahal dari dulu gue belajar gitar tapi gak bisa- bisa". Ucapnya sambil tertawa.

Tanpa disadari, Kevan mengembangkan senyum tipisnya.

"Lo suka sama gitar?".

Akhirnya ngomong juga.

"Sebenernya gak sih, cuman disuruh aja sama bunda.". Jawab Scarlet seadanya.

"Kalo lo ngelakuin itu cuman karna suruhan, gue yakin lo gak bakal bisa-bisa.".

Scarlet berpikir sejenak. Sejak kapan seorang Kevan bisa mengatakan kalimat seperti itu? Bahkan untuk bertanya saja ia jarang.

"Apa alat musik yang lo suka?".

"Mmm...biola mungkin.". Scarlet mencoba mengingat.

"Tekunin itu..".

"padahal mah gue gak punya biola." kata scarlet terkekeh pelan.

Jarang sekali seorang Kevan diofa bisa mengucapkan kalimat seperti itu.

Apalagi dia adalah tipe orang yang malas berbicara. Dingin.

"Kenapa lo suka banget ke ruang musik, padahal nongkrong di kantin itu lebih asik.".

"Musik, udah jadi temen gue.". Jawabnya dengan wajah datar.

Scarlet hanya ber-oh ria. Dan mencerna kalimat demi kalimat yang dikeluarkan oleh Kevan tadi.

"Kenapa gitu?".

"Terkadang cuma musik yang ngerti apa yang gue rasain.". Jawabnya dengan wajah datar.

***

"Scarlet!". Teriakan itu membuat Scarlet yang berjalan di koridor sekolah berhenti melangkah.

Ia menoleh.

"Alexa?".

"Lo darimana aja sih? Dari tadi gue cariin tau gak". Omel sahabatnya. Nafasnya seolah terdengar ter-engah-engah.

"Abis dari ruang musik". Jawabnya enteng.

Alis kiri Alexa terangkat seketika. Ia bingung, tumben sekali Scarlet ke ruangan musik.

"Lo abis nyuri alat musik disana?". Ucap Alexa ceplas-ceplos.

"Hushh..". Desis Scarlet malas.

"Enak aja". Hardik Scarlet kesal.

"Gue kesana itu mau ngejalanin amanah dari pak Man tau nggak". Sambung Scarlet tak mau kalah.

"Amanah apaan?".

"Ribet kalo dijelasin". Jawabnya dengan ogah.

"Kan jelasinnya pake bahasa Indonesia Bukan bahasa jepang, masa ribet si Let?". Kata Alexa dengan nada naik seoktaf.

"Tau ah".

"Gue mau ke kantin dulu.". Ucap gadis itu dengan entengnya lalu meninggalkan Alexa yang diam mematung menunggu jawaban dari Scarlet tadi.

***

ScarletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang