Scarlet ~ 46

5K 163 15
                                    

Hachiiiiiii!!

Hachiiii!!!!!

Wajah Scarlet terlihat lumayan pucat. Kevan jadi tak tega melihatnya. Mereka sekarang berada di kafe yang Scarlet pernah singgahi dulu bersama Darren. Ya! Kafe itu.

"Muka lo pucet". Ucap Kevan pelan.

Scarlet hanya tersenyum pasrah. Menetralkan kembali wajahnya agar tidak terlihat pucat dan berbeda.

"Lo gak mau minum dulu?". Tawar Kevan.

Scarlet menggeleng lesu. Dari tadi bersinnya tidak kunjung selesai. Begitupun juga rasa pusing dikepalanya. Untung saja, mereka berteduh juga sekalian duduk beristirahat di kafe ini. Apalagi, keadaan cuacanya juga sedang hujan deras disertai petir tajam.

Scarlet meringkuk kedinginan. Ruangan itu sudah ber-AC juga disertai suhu yang lumayan dingin dari cuaca diluar yang hujan, membuat Scarlet cukup kedinginan hebat. Ia Tidak bisa melakukan apapun selain meringkuk di posisinya. Ia menyesal, harusnya ia membawa jaket tadi pagi. Hanya saja, karna ia malas membawanya. Jadi ia tidak jadi membawa jaket tersebut.

Kevan melepas jaket yang ia pakai tadi. Lalu ia sodorkan kepada gadis yang ada dihadapannya itu. Scarlet mengernyitkan dahinya bingung. "

"Buat apa kak?". Tanya Scarlet dengan nada lembut.

"Ya lo pake". Jawab Kevan santai.

"Gak usah kak, lagian kan jaket itu punya kak Kevan. Jadi kak Kevan aja yang pake.". Tolak Scarlet sopan.

Kevan menghela nafas perlahan. "Make doang apa susahnya sih?". Protes Kevan sebal.

Scarlet tersenyum tipis sembari berkata. "Kalo aku pake jaket itu, otomatis kak Kevan kedinginan dong".

Kevan berdecak malas. "Ck". Scarlet menunduk seketika. "Lo kedinginan kan?". Kata Kevan cepat.

Scarlet menatap Kevan dan mengangguk lemah disertai senyum kecilnya.

"Yaudah, lo pake jaketnya". Ucap Kevan.

"Lagian gue cowok". Tambahnya.

"Apa bedanya cewek sama cowok? Sama aja kan?". Hardik Scarlet.

Kevan memutar bola matanya malas.

"Pake".

Kevan kembali menyodorkan jaketnya pada gadis ini.
Bukannya mengambil jaket tersebut, Scarlet justru malah terus menatap jaket itu dan Kevan secara bergantian.

"Apa perlu gue pakein?!". Goda Kevan.

"eh?".

"Gak, gak. Gak usah kak. Aku bisa pake sendiri kok". Tambahnya.

Kevan hanya terkekeh pelan. Melihat ekspresi dan gerak-gerik gadis tersebut. Seumur-umur, ia tidak pernah mengantarkan seorang gadis kemana pun di hidupnya. Ia juga jarang sekali untuk berkomunikasi dengan lawan jenis disekolah maupun di luar sekolah. Kalaupun berbicara, itu hanya menanyakan berbagai tugas sekolah ataupun urusan yang menyangkut pautkan sekolah.

Mata Scarlet seolah jatuh pada seorang gadis yang posisi duduknya tidak jauh dari tempat meja mereka berada. Wajahnya familiar. Scarlet mencoba mengingat siapakah gadis itu sebenarnya.

"Kak Kirana?". Gumam Scarlet pelan.

Kevan yang sedari tadi sibuk memainkan ponsel ditangannya langsung menoleh pada Scarlet. Ada raut wajah bingung pada wajah gadis tersebut. "Siapa?".

"Ehh". Scarlet mengalihkan pandangannya. Ia menoleh pada Kevan dan tersenyum tipis.

"Siapa tadi?".

ScarletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang