Anthea dan atha sedang berjalan di trotoar Sudah pukul 10.00 mereka baru Japan pulang sejak tadi anthea tidal mau diam anthea bersikap sangat ceria. Lari kesana kesini bermain gelembung balon, Dan ayunan.
Berbeda dengan atha anak itu hanya sibuk dengan ponselnya. Dan membalas sebuah pesan seseorang.
From: +62129......
gimana dengan anak itu
Lo siapin duitnya
Siip
atha tersenyum miring membalas pesan tersebut lalu melihat ke Arah anthea Yang bermain ayunan.
Mereka berjalan menuju Jalan pulang betapa senangnya anthea dengan perlakuan atha sejak tadi. Anthea merasa kalau atha Sudah bisa menerima keberadaan nya di kehidupan.
"ka terima kasih ya sudah mengajak Thea jalan Jalan" ucap anthea dengan wajah berseri.
"hmm" jawab atha dengan raut wajah datarnya.
aku benci senyuman itu dan kau tenang saja masih ada kejutan untukmu. --batin atha.
Mereka sampai di gerbang atha menempel kan jari jempol di samping gerbang pintu tak lama kemudian pintu terbuka lebar, kedua kakak beradik itu masuk ke dalam halaman rumah lalu membuka tuas pintu depan.
Atha menyerahkan kantong plastik yang berisi bahan belanja yang ia beli kepada pelayan.
Atha melangkah kan kaki menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya, anthea termenung kenapa kakaknya itu jadi bersikap seperti biasa.
Atha menjadi cuek dan dingin kepada anthea baru saja anthea merasa bahwa sikapnya atha kini sudah berubah.
Ada apa sama kakak? Tadi kakak baik sekali sekarang kenapa jadi cuek? Ah aku tidak boleh menyangka hal lain aku yakin kakak lelah itu sebabnya dia menjadi cuek --batin anthea.
******
Atha kini menatap berada di balkon kamarnya ia sedang menatap pemandangan kota pada malam hari.
Suasana sangat damai menenangkan semua benak yang ada di pikirannya menghirup udara lalu menghembuskannya sambil menatap ponsel yang kini ia genggam.
Tok tok tok..
Seseorang mengetuk pintu kamar atha, atha pun berbalik badan lalu berjalan ke arah pintu lalu membukanya seorang pelayan datang untuk menyerahkan sebuah undangan.
atha mengambil undangannya tanpa mengucapkan kata terima kasih lalu kembali menutup pintu.
Ia membaca surat tersebut ternyata salah satu rekan kerjanya mengadakan acara syukuran rupanya, ia pun meletakkan undangannya di atas meja nakas.
Lalu beranjak ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya.
Kini atha berada di kamar mandi di bawah guyuran shower masa kecilnya yang suram.
terbayang bayang diotaknya senyuman gadis itu adalah sebuah ancaman baginya matanya memerah emosinya memuncak tapi dapat ia kendalikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARZU ✔ [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[Completed] Tidak di terima dan hanya di anggap angin bagi keluarganya. Di singkirkan layaknya sampah yang tidak berguna. Tidak merasa kasihan ataupun peduli sedikitpun. Bersikap layaknya tidak ada kehadirannya. Di ambil, dan di rawat oleh kakakny...