"Perkenalkan, pemimpin perusahaan brain. Sekaligus ayah atha dan anthea, serta cinta pertama putrimu rara guthani. Namaku Arvin Bryn Delvaro"
Arvin menyeringai dan tersenyum melihat ketakutan di mata Justin. Pria yang belasan tahun menjadi musuh bebuyutan keluarganya. Ia sangat ingat bagaimana keluarganya di permalukan di depan umun saat itu.
"Ar-arvin, Bb-ryn? " tanya Justin memastikan dengan nada ketakutan.
Arvin tersenyum sinis "Iya, tuan gutha, apa kabar? Bagaimana menikmati hasil jerih payah keluarga bryn,hmm? Menyenangkan bukan? "
Hasi jerih payah keluarga Brain? Apa maksud yang di katakan papanya itu? Apakah selama ini perusahaan Gutha yang sebenarnya, adalah perusahaan Brain? Semua pertanyaan itu muncul di benaknya Atha.
"Atha, bawa adik dan teman teman mu keluar, biarkan ini menjadi urusan papa" kata Arvin yang matanya masih menatap Justin, tanpa menoleh sedikitpun.
Saat ini Atha tidak dapat membantah, ia hanya bisa menuruti kemauan papanya itu. Biarkan semuanya di selesaikan olehnya, meskipun saat ini dirinya ingin sekali ikut campur.
Arvin duduk di sofa sambil tersenyum menatap, Justin, Kesya dan Selena. "Kenapa wajah kalian pucat, hm? Atau kalian sedanv ketakutan? "
"Tidak aku tidak pernah takut pada siapapun, apalagi untuk orang sepertimu arvin! " kata Justin membela diri.
Arvin terkekeh, ia dapat melihat betul ketakutan di mata justin. Orang yang selama ini menghancurkan keluarganya. Orang yang membuat harga diri keluarganya di jatuhkan.
"Oh ya? Bukankah kau takut jatuh miskin lagi tuan gutha? "Perkataan Arvin membuat Justin geram. Ingin sekali ia menghancurkan wajah tampannya itu, tapi di tahan oleh Kesya. "Siapa anda sebenarnya? "
"Siapa aku sebenarnya? Akanku ceritakan semuanya, dari mana dulu aku harus menceritakan semuanya? Mungkin dari awal dirimu bertemu dengan ayahku tuan gutha? Atau seorang gelandangan? "
"Tutup mulutmu! " bentak Kesya tak terima jika Justin di sebut gelandangan olehnya.
"Itulah sebenarnya! Ayah angkatmu itu adalah gelandangan! " tegas Arvin dengan kemarahan yang ada pada dirinya. "Justin gutha adalah gelandangan, saat itu dia sedang di peras oleh preman, ayah ku Arga Brain, berbaik hati menolong gelandangan itu. Kemudian, gelandangan itu di beri pekerjaan dan sebuah rumah sederhana dengan mobil mahal sekalipun"
"Tapi sayangnya, gelandangan itu buta rasa bersyukur dan terima kasih, ia menipu ayahku dan mempermalukannya di depan umum. Setengah saham milik ayahku di ambil olehnya, saat itu umur ku genap 20 tahun, dan harus fokus dengan kuliah. Saat itulah rasa benci dan dendam padanya muncul"
"Setelah bertahun-tahun, perusahaan brain meningkat pesat. Bahkan gelandangan tak tahu diri itu mencoba untuk membobol dokumen perusahaan, sayangnya dia terlalu bodoh untuk menyewa pemberantas kelas rendah. Saat itu juga aku menjalin hubungan dengan putrinya rara guthani. Dia berbeda dari ayahnya, bahkan sangat jauh. Seorang iblis yang melahirkan seorang malaikat, sangat tidak masuk akal bukan? "
"Tapi, itulah kenyataannya, putrimu suka menolong orang, tidak memandang kasta dan dari mana orang itu berasal. Aku dan dirinya saling berhubungan sampai kami menikah secara diam-diam. Entah apa yang membuatnya pergi selama mengandung Atha, dan kembali padaku tanpanya, hingga mengandung anthea. Aku tak mengerti jalan pikirannya. Dia--"
"Dia mengetahui latar belakang keluarga mu dan keluarga ku"
Semua menatap ke arah sumber suara. Disana Gray sudah berdiri di depan pintu, keberadaannya yang secara tiba-tiba membuat semua pandangan tertuju padanya. Gray berjalan masuk menghampiri dengan kedua tangan berada di sakunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARZU ✔ [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[Completed] Tidak di terima dan hanya di anggap angin bagi keluarganya. Di singkirkan layaknya sampah yang tidak berguna. Tidak merasa kasihan ataupun peduli sedikitpun. Bersikap layaknya tidak ada kehadirannya. Di ambil, dan di rawat oleh kakakny...