"Antheaa! "Teriak Atha.
Faisal dan Denis terkejut melihat Atha yang tiba-tiba berteriak. Kemudian Faisal menghampiri Atha dan duduk di sampingnya. "Makanya, jangan suka tidur siang bolong"
Atha menggelengkan kepalanya. "Siapa yang tidur, gue cuma tutup mata doang kok"
Denis menoyor kepala Atha, "bego, kalo tutup mata selain tidur ya mati"
"Tapi, ada untungnya juga si atha teriak, noh liat si thea bangun"ucap Denis sambil menunjuk ke arah Anthea.
Faisal dan Atha melihat Anthea di kasur milik Atha. Mereka bertiga menghampirinya namun, Anthea langsung bangkit dan berlari ke arah Denis sambil memeluknya dengan erat.
Denis mencoba melepaskan pelukannga, Anthea justru malah memohon pertolongan padanya. "Gak thea gak mau sama kakak! Thea gak mau kembali ke sana! "Teriak Anthea.
Denis berjongkok di hadapan Anthea."kembali kemana? "
"Di sana gelap, dingin, lapar, thea gak mau ke sana lagi. Thea gak mau ikut ka atha, thea mau ikut ka denis ya ka. Thea mohon"pinta Anthea.
"Anthea kamu gak boleh gitu. Atha kan kakakmu, ka--"
Anthea menggeleng cepat."Gak! Thea gak mau, "tolak Anthea.
"Maap ya thea, gue anak kos, bahaya dong tiba tiba gue pulang bawa lo. Nanti di sangkanya gue pedofil. Tha gue cabut dulu! "Ujar Denis lalu pergi ke luar. Anthea beralih menatap Faisal.
"Anak bangke gitu tuh. Maap ya thea, kakak juga punya adek perempuan di rumah takutnya adek kakak mikir yang aneh aneh. Maap ya"ujar Faisal lalu pergi mengikuti Denis.
Anthea menangis sambil memeluk kaki Atha. Berharap ia tidak akan di kembalikan ke dalam penjara bawah tanah.
"Ka, thea mohon, thea gak mau kembali ke sana. Gelap, kenapa kakak gak bunuh thea sekarang aja ka? "
Atha menarik Anthea untuk duduk di kasur. "Heh, lo kira ngebesarin lo dari kecil gampang? Murah?. Susah tau gak, setiap kemana pun gue harus bawa lo. Dan itu semua juga gak murah, susu lo, popok, baju. Kalau mau dari bayi lo udah gue bunuh "Anthea menundukkan kepalanya mendengar ucapan kakaknya itu.
Benar apa katanya jika, ia ingin dirinya mati kenapa sampai sekarang dirinya masih di biarkan hidup. Lantas, kenapa dirinya tak di anggap dan siksa?
"Kak, "lirih Anthea.
"Kakak, sebenarnya sayang gak sama thea? "
Atha berpikir sejenak. "Gak! "
"Kenapa kakak biarin thea hidup, kalau kakak gak sayang sama thea? "
"Biar lo ngerasain apa yang gue rasain. DIMANA GUE SENDIRIAN, DIMANA GUE GAK DAPET KASIH SAYANG. LO HARUS NGERASAIN ITU! "Bentak Atha karna terbawa emosi. Atha sadar apa yang di katakannya itu salah. Ia duduk di kasur sambil mengatur napasnya.
Tok tok tok!
Atha berjalan ke arah pintu dan membukakannya. Rupanya, Seorang pelayan datang untuk mengantarkan makanan. Anthea menatap makanan itu dengan tatapan lapar. Namun takut untuk memintanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARZU ✔ [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[Completed] Tidak di terima dan hanya di anggap angin bagi keluarganya. Di singkirkan layaknya sampah yang tidak berguna. Tidak merasa kasihan ataupun peduli sedikitpun. Bersikap layaknya tidak ada kehadirannya. Di ambil, dan di rawat oleh kakakny...