"Ayah, kakek untuk apa kalian ke sini? "Ujar Atha sambil menghampiri mereka dengan kedua alis yang mengkerut.
Keisya Guthana adalah ayahnya dan Justin Guthana adalah Kakeknya. Justin adalah warga negara Australia. Menikah dengan neneknya Srihayu Andini warga negara Indonesia. Pernikahan mereka menghasilkan tiga orang anak. Anak pertama adalah pamannya, Gray Guthana. Anak kedua adalah ayahnya, keisya Guthana. Dan anak ke tiga adalah bibinya, nama bibinya adalah persatuan antara Gray dengan Keisya. Menjadi, Gresya Guthani.
Keisya dan Justin terkejut dengan ke hadiran Atha yang secara tiba tiba. Justin tersenyum sambil melebarkan tangannya. Justin menghampiri Atha kemudian memeluknya dengan segera Atha menepis pelukan itu.
"Atha cucuku ada apa? "Tanya Justin.
"Sejak kapan aku menjadi cucumu? "Jawab Atha dengan sinis.
"Katakan dengan cepat untuk apa kalian ke sini? "Ucap Atha yang langsung to the point.
"Ayolah nak jangan seperti itu. Ayah tak menyangka jika kau sudah sebesar ini"ucap Keisya sambil menepuk bahu Atha dengan kedua tangannya.
Atha dengan segera menepis tangan Keisya yang berada di pundaknya. "Tentu saja kalian tidak menyangka jika atha sudah sebesar ini. Bukankah kalian pergi meninggalkan atha sendiri "Sinis Atha.
"Atha--"Keisya menghentikan ucapannya karna Justin menepuk bahunya.
Ia tak ingin jika ada keributan antara ayah dan anak ini. Denis dan Faisal yang merasa jika permasalahan ini adalah permasalahan pribadi. Meraka undur diri dengan hormat dan sopan.
Kini hanya tersisa Atha, Justin dan Keisya. Atha menatap dengan tajam mata ayahnya itu. Keisya paham arti tatapan tersebut."Atha, dengarkan kakek"ucap Justin sambil menarik Atha duduk di kursi.
Atha menepis tangan itu. "Ingat ini masih wilayah rumah sakit jangan buat keributan. Kita bisa di usir nanti, sejal awal sudah banyak yang memperhatikan kita. Okay, duduk dengar dan jawab dengan tenang"bujuk Justin.
Atha mengikuti bujukan kakeknya itu. Atha duduk di kursi yang berhadapan dengan mereka. Justin mendekat dengan kedua tangan di letakkan di atas meja.
"Atha, kenapa kau begitu benci pada kami? Kami adalah kakek dan ayah mu"ucap Justin dibalas dengan tatapan tajam dari Atha.
Atha melihat dengat tajam sambil melipat kedua tangannya di dada. Atha menghembuskan napas kasar"kenapa kalian harus bertanya? Bukankah kalian seharusnya mengetahui jawabannya? "Ujar Atha bertanya balik.
"Atha, lupakan saja hal itu dan--"
BRUKK! Atha menggebrak meja. Sambil menegakkan tubuhnya. Tangannya mengepal, membuat urat nadinya sedikit kelihatan. Seseorang menepuk pundaknya. Spontan membuat semua mata tertuju padanya. Ternyata itu adalah Gray Gutha, pamannya.
Gray meminta Atha untuk duduk tenang dan diam. Atha menuruti permintaan pamannya itu. Gray duduk di samping Atha sambil bertatap muka dengan saudara dan ayahnya.
"Halo! saudara ku"sapa Keisya.
"Atha pergilah! Lihat keadaan Anthea dan Gresya."ucap Gray.
"Iya paman"jawab Atha kemudian bangkit dari tempatnya.
Gray mengalihkan perhatiannya menatap kedua orang yang menurutnya, tidak penting itu. Gray menatap mereka dengan lekat seolah-olah Justin dan Keisya adalah musuh terbesarnya.
"Seseorang yang telah pergi lama tidak pantas untuk kembali lagi"sindir Gray.
"Putraku dengar--"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARZU ✔ [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[Completed] Tidak di terima dan hanya di anggap angin bagi keluarganya. Di singkirkan layaknya sampah yang tidak berguna. Tidak merasa kasihan ataupun peduli sedikitpun. Bersikap layaknya tidak ada kehadirannya. Di ambil, dan di rawat oleh kakakny...