PART-29

18.4K 744 150
                                    

"Sejak kecil kita sudah terikat seperti Saraf Tubuh"

Langit sudah berwarna biru kehitaman pekat, udara semakin dingin menerpa kulit namun tidak ada satupun bintang yang berkelap-kelip di atas sana.

Hanya ada bulan yang sendirian menerangi bumi. Atha menengadah ke langit dari balkon, memeperhatikan detail langit, sambil bertanya-tanya kemanakah bintang bintang malam ini? dan kenapa? kenapa langit saat ini seperti menggambarkan suasana hatinya, dan Bulan itu seperti dirinya yang sendirian.

Ringtone ponsel Atha berbunyi, Atha menatap kearah ponselnya yang sudah menerima ribuan panggilan, Atha tidak memperdulikan entah itu penting atau tidak, yang saat ini ia tunggu-tunggu adalah bawahannya mengetuk kamar dan berkata 'Den non Thea sudah kami temukan'.

PENYESALAN, hanya itu kata yang tepat untuk menggambarkan suasana hatinya. Sudah dua bulan Atha mencari keberadaan Anthea, selama dua bulan pula dirinya di penuhi rasa penyesalan. Gadis kecil yang selama ini ia anggap sebagai iblis kecil nyatanya adalah malaikat kecil yang dikirimkan untuknya.

Andai saja jika waktu dapat di ulang kembali Atha ingin mengubah segalanya. Notif pesan ponsel Atha berbunyi, Atha melihat sekilas tertera kontak Gibran disana. Atha membuka pesan tersebut.

Bro, lo dimana?

rumah.

ke cafe senria sini, gue lagi sama Denis, Faisal.

males

Y@€L@[-] K£ $!N!

Ngetik yang bener bego!

Yaelah kesini, banyak cewe cakep

Bodoamat!

Kita ada info tentang Anthea

OTW!

Melihat nama Anthea, Atha langsung mengambil jaket dan kunci motornya yang ada laci. Kemudian bergegas pergi ke Cafe Senria. Baginya saat ini yang terpenting adalah Anthea. Tidak ada hal lain yang lebih penting dari pada itu. Bahkan dirinya sudah dua bulan bolos sekolah, tidak peduli apakah ia akan dapat masalah atau tidak yang terpenting baginya adalah Anthea.

️◾▫️◾

Atha memarkirkan motornya kemudian masuk ke dalam ia bahkan tidak menyadari jika, dirinya menjadi pusat perhatian pengunjung cafe.

"Atha!"

Atha menengok ke arah sumber suara yang memanggilnya. Atha mengampiri orang itu, di sana sudah ada Gibran, Denis, dan Faisal. Atha duduk di salah satu kursi yang bersebrangan dengan Denis.

"Gila lo ya! muka udah kaya pampir pucet gitu, kantung mata lo juga, item pekat gitu. Gak malu apa?!" Omel Denis yang heran dengan penampilan Atha yang seperti penghuni rumah sakit jiwa.

Atha berdecak, "Bacot lo ah! katanya dapet info tentang adek gue" kata Atha To The Point.

Faisal tersenyum sinis, "Baru sekarang nyebut adek, heh?"

"Udah apa bego, gak usah ribut!" Tegas Gibran yang mencoba mencegah pertengkaran keduanya.

"Kita bertiga udah coba bantu lo cari anthea, dan baru tadi pagi kita dapet info dari si penelpon. Kalau anthea pernah tidur di jalanan, dan kebetulan juga si penelpon ini sempet bagi makanan ke anthea. Katanya anthea tidur di jalan ratu keledai-''

ARZU ✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang