PART -28

18.1K 758 96
                                    

Haii semuanya apa kabar? Ada yang kangen ga nihh? Hehe.. Maaf banget ya gak up selama dua minggu. Aku pasti up kok, cuma kemarin karna ada acara mendesak dan gak bisa di ganggu gugat. Jadi terpaksa hiatus.

Tapi, jangan khawatir aku gak akan pernah ngegantung cerita ini. Apapun yang sudah aku kerjakan dari awal akan aku selesaikan hingga akhir.

Terimakasih yang sudab sabar menunggu I LOVE YOU 9000

Happy reading.

"Sekarang ceritakan pada paman bagaimana kamu bisa tau tentang hal ini"

Flashback on Atha.

Atha tengah berjalan dengan terburu buru karna harus mengumpulkan tugasnya. Ia mengecek satu persatu kertas yang ia bawa memastikan agar semua datanya lengkap. Ia berjalan tanpa melihat arah dan masih tetap fokus pada kertas itu.

Dug, Brak!
Atha menabrak seorang pelayan yang sedang mengepel lantai alhasil kertasnya jatuh berhamburan. Atha langsung segera mengumpulkan kembali kertas tugasnya itu.

"Maaf den, bibi tidak sengaja" kata pelayan itu sambil membantu Atha mengumpulkan kertas makalahnya.

Atha menggeleng kuat "Gak bi, atha yang salah. Atha minta maaf "

Pelayan itu mengangguk kemudian menyerahkan kertas makalah Atha dan kembali melanjutkan pekerjaannya. Atha berterimakasih dan kembali memeriksanya. Setelah memeriksanya, ia menyadari jika kertasnya hilang satu. Ia pun segera mencari kertas itu di bawah meja, kursi dan tak dapat menemukannya.

Atha menatap pintu berwana coklat dengan ukiran bunga di tengahnya. Ruangan yang selama bertahun tahun tak pernah sekalipun dirinya masuk kedalam ruangan itu. Atha berjongkok dan menguntip dari bawah pintu dan tersenyum melihat kertas makalahnya yang hilang.

Namun bagaimana caranya agar dirinta bisa masuk kedalam. Jika, ia meminta kuncinya semua pelayan pasti tidak ada yang mengetahuinya. Bahkan ia tak pernah melihat satupun pelayan yang membersihkan ruangan itu.

Atha penasaran ada apa di dalam hingga ruangan itu sangat di jaga dan tidak ada yang boleh mengetahuinya. Apa pentingnya ruangan itu? Rasa keingin tahuan Atha semakin bertambah. Mau tidak mau ia harus membongkar pintu ini. Bukan dengan cara di dobrak tapi, di bobol.

Atha pergi ke gudang untuk mengambil alat pembobol pintu. Kemudian kembali dan mencoba untuk membobol pintu tersebut. Sesekali, melihat ke arah lain memastikan agar tidak ada satupun yang melihatnya.

"Gila, ini pintu terbuat dari apa sih keras banget! " keluh Atha.

Ceklek!
Pintu itu behasil di buka Atha tersenyum puas. "Alhamdulillah "

Atha melihat ke arah sekitar memastikan agar tidak ada satupun yang melihatnya. Setelah, merasa semuanya aman Atha masuk ke dalam dan menutup pintunya dengan pelan dan rapat.

Pertama kali yang Atha lihat adalah kegelapan. Atha meraba sekitar mencari stopkontak dan menyalakan lampu. Sebuah kamar yang berdebu dan kotor namun, tertata dengan rapi.
Di pojok kanan terdapat sebuah foto seorang wanita tengah duduk di kursi sambil tersenyum. Wanita itu tengah menggendong bayi laki laki di pangkuannya.

Apa itu dirinya? Tidak mungkin. Guprang! Kaki Atha menyenggol sesuatu. Semua tempat sampah, ada setumpukan tisu dengan darah tapi yang menarik perhatiannya adalah sebuah amplop berwarna abu abu dengan pita unggu. Amplop itu berisi sebuah surat dan Bintang. Dengan segera Atha membaca suratnya.

ARZU ✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang