Kini sinar matahari sudah tampak tak sungkan lagi mengusap pipi tampan putih kemerahan Rian yang masih terlelap di kasur Fajar.
Malam itu Rian bermimpi indah dan tidur nyenyak.
Namun matanya kini sedikit terganggu karena silau matahari.
Rian meregangkan ototnya dan mencoba memfokuskan matanya pada jam weker yang ada.
Masih Jam 7 pagi
Latihan baru mulai jam setengah 11.
Malas beranjak, itu fikirnya.
-
Hanya sepersekian detik terbebas dari lamunannya, Rian mendapati dirinya sudah seorang diri di kamar itu.
Selimut di sebelahnya telah tersibak.
Fajar tidak ada di kamar.
Rian spontan membuka hp nya.
Belum juga masuk ke menu utama, pop up notification muncul memperlihatkan senyum sumrigah Fajar sudah mengisi tampak layar depan hp Rian.
Fajar selalu memasang DP mau itu wa atau line, pasti ada Riannya.
Fajar
Rise and Shine Sweetheart (Fajar with high quality)
Aku latihan duluan yah, gak kabur kok :P
Maaf ninggalin.
Aku juga beli bubur ayam.
Ada diatas kulkas yah.Rian hanya bisa tersenyum.
Gak ada didunia ini yang bisa sangat seperhatian itu padanya
Bahkan orang tuanya.
Buat anak semata wayang seperti Rian, itu semua sangat berarti.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Knock knock knockFajar mengetuk halus pintu kamar Kevin.
Apes, belum ada jawaban.
DOR DOR DOR
Kini Fajar sedikit menggedor pintu itu, hingga akhirnya terdengar suara slot kunci bergeser dari dalam.
"Huh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Partner Goals #1 | Rian & Fajar's Story
Fanfiction"Setiap gua marahin si Fajar, maka disitu juga gua selalu menyesal" - Rian Ardianto 2018