"Jangan bilang kelemahannya itu Rian. Percuma, hal sereceh itu gua udah tahu!"
Lelaki itu menenggak kembali vodka nya dalam redup cahaya Pub.
Kedua mata mereka bertemu, membuat si lawan bicara tidak bergeming dan kembali berfikir.
-
"Dia Tempramen"
Jawaban tersebut membuatnya tertawa kecil.
"Stupid, harusnya gua tahu hal itu Hahahaha"
Kini seloki vodka lainnya berhasil ia tenggak dalam satu shoot, Pria itu bediri dan beranjak.
"Hey, lu mau kemana?"
---
"Dah tenang aja, gua bakal bikin dia balik ke tangan lu!"
"Gak percuma lu udah dateng jauh-jauh dari Bandung Rif"
Clinton pergi berlalu~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
- - - - - - - - "Jika-jika Clinton mengganti kan gua, lu bakal gimana Yan?" Fajar tak tahan menanyakan hal itu.
Ia penasaran setengah mati dengan respon Rian.
-
"Lu gak punya pertanyaan lebih bodoh A'?
Pertanyaan Fajar berhasil mengusik Rian, Rian kini menatap lurus dan tajam ke arah Fajar.
Membuat Fajar bergidik.
"Yaa ehmm, Gak gitu Jomb, gua takut aja elu.." Fajar kehabisan kata kata membuat Rian langsung memotong pembicaraan.
"Yah sekarang gini aja A', lu gak beralasan nanya hal kayak gitu" ketus Rian.
"Lu sangka 4 tahun pengorbanan kita bisa melangkah sejauh ini cuman omong kosong? Ranking 7 dunia. Terus mau di bongkar seenak jidat gitu? Nada Rian mulai meninggi.
"Gilak"
"Lu kok jadi payah gini A? Kan biasanya juga elu yang pasang badan buat lindungin gua!"
"Tahu Clinton lolos pelatnas aja lu kalang kabut gitu"
"Lu takut apa cemburu sih?" Rian terkekeh dengan ketus nya...
Fajar hanya menghela nafasnya yang memang sudah tak karuan.
Gertakan Rian ia telan bulat-bulat.
Rian banyak benar nya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
