Hari jumat siang ini merupakan hari paling istimewa untuk Cherish dan teman-teman ballerina-nya, sebab pada pagelaran seni balet di sekolah, kelompok balet Cherish mendapatkan kesempatan untuk tampil di acara pembukaan. Pokoknya Cherish sangat bahagia dan mempersiapkan tampilannya sedemikian rupa, Cherish juga tidak lupa mengundang banyak teman sang Ayah dan Bunda untuk datang menonton. Tapi yang memutuskan datang hanya Om Kai, Om Baek dan Tante Lalisa saja alias orangtua Mikael yang sudah sangat ngebet ingin jadi pacarnya Cherish.
Tidak hanya Cherish yang bahagia, Jennie juga demikian, tapi si ibu muda tiga anak ini justru bahagia sambil sibuk, sebab seluruh kostum ballerina yang akan tampil hari ini merupakan hasil desain dan jahitannya semua. Jadi sepulang dari Peragaan Busana musim panas minggu lalu di Paris, Jennie langsung mengerjakan kostum ballerina untuk Cherish dan teman-temannya, tapi engga apa-apa capek yang penting anak senang.
Kini Cherish berada dibelakang panggung, tangannya terasa dingin dan gugup. Gadis kecil anak bungsunya Pak Chanyeol ini kelihatan cantik karena sudah selesai di dandani Bundanya. Jennie mengusap pipi tembam Cherish pelan sebelum memutuskan untuk berjongkok dihadapan puteri kecilnya.
"Gugup ya?"
Cherish mengangguk "Iya Bunda... banget. Bunda pernah tampil di acara sekolah?"
Jennie tersenyum tipis "Pernah dong, Cherish kan mirip banget sama Bunda. Dulu Bunda nge-dance sama tante Lisa, tante Rose sama tante Jisoo juga"
Cherish senyum dan memeluk Bundanya pelan "Ayah nonton?"
Jennie melepas pelukannya dan menatap Cherish bingung "Ayah siapa? Kakek?"
Cherish menggeleng cepat sambil nyengir "Bukan kakek.. tapi Ayah.. ayah Chanyeol nonton waktu Bunda dance itu?"
Tiba-tiba saja Jennie tertawa setelah mendengar penuturan polos anaknya. Ya iyalah Chanyeol nonton, meskipun dulu mereka sering berantem, tapi kayaknya Chanyeol ga pernah absen dari setiap momen penting punya Jennie.
"Nonton kok. Ayah kamu nonton paling depan. Hehe"
Cherish cemberut, kedua mata kucingnya yang mirip Jennie pun sedikit meredup "Bunda... kayaknya Ayah marah ya sama Cherish? Soalnya, waktu di Paris, Cherish udah ngejekin ayah mirip tiang listrik. Jadi... ayah ga bakal nonton pertunjukkan Cherish yang sekarang soalnya ayah malu karena mirip tiang listrik" celoteh Cherish masih dengan ekspresi sendu, Jennie yang mendengarnya hanya bisa tersenyum sambil mengusap puncak kepala gadis kecilnya.
"Kan ada Bunda sama Kakak Cherish, ada Om Baek, tante lisa, sama Om Kai... nanti bunda kasih ayah video call, biar bisa nonton Cherish dipanggung. Ya?"
Cherish tetap cemberut, wajah mungilnya sudah memerah karena merasa bersalah dan merasa tidak enak karena ayahnya tidak nonton "Tapi... temen temen Cherish ayah sama Bunda nya nonton. Ayah marah ya sama Cherish? Makanya ayah engga bisa nonton?"
"engga kok, ayah engga bisa nonton karena ayah ada rapat direksi diluar kota. Waktu minggu lalu kita di Paris Ayah kan udah gendong Cherish kemana-mana, ayah juga beliin Cherish boneka little pony limited edition kan? Masa ayah marah"
"Harusnya ayah nonton. Kalo engga marah" gerutu Cherish lagi, sekarang lebih parah karena Cherish hampir mau menangis.
Jennie menghela nafas kasar, gini nih kalo Ayahnya suka bikin ulah, pake ga bisa dateng ke acara pertunjukan pertama Cherish lagi. ck, jadinya Jennie harus repot sendiri kan "Nanti kursi Ayah diisi sama kakek nenek. Bunda bakalan rekamin penampilan Cherish buat ayah. Jadi... ayah masih nonton kan?" ujar Jennie menenangkan anaknya.
Cherish cemberut, pada akhirnya gadis kecil itu meninggalkan Jennie dan berkumpul bersama ballerina lain yang sedang melakukan latihan singkat bersama guru mereka. Cherish bahkan ngambek pada Jennie dan enggan menoleh pada Bunda-nya yang satu ini. Jennie pada akhirnya dibiarkan sendirian di belakang panggung sambil memperhatikan Cherish yang fokus latihan sebelum tampil.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOMDAD DIARIES (Complete)
FanfictionA Sequel from MY LITTLE JENNIE. Here we are, Chan-Leo-Cherish. Three Little Cutest Bear.