Leo masih belum sadar, tapi keadaan Jennie sudah jauh lebih baik dibandingkan satu jam yang lalu. Beruntung Pak Nam berinisiatif menjemput mertua Jennie untuk datang ke rumah sakit, sehingga si kembar kini tengah bersama kakek dan Nenek dari pihak Ayahnya.
Jennie sejujurnya merasa tak nyaman ketika mendapati kedatangan orangtua Chanyeol, entah mengapa Jennie merasa sesak dan sakit hati kalau mengingat kejadian yang menimpanya tadi pagi. Sikap sembunyi-sembunyi Chanyeol dibelakang Jennie membuat Jennie merasa enggan untuk terlibat dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan Chanyeol. bawaannya Jennie menjadi kesal dan tidak mau dengar tentang Chanyeol terlebih dahulu.
Perempuan memang seperti ini, kalau perasaannya sudah tersinggung, jangan harap bisa cepat sembuh, dan menganggap semuanya baik-baik saja seperti sediakala. Sebab bagi Jennie, kepercayaan diatas segalanya, itulah sebabnya ia dan Chanyeol dapat bertahan selama delapan tahun. Meski pernah terpisah dalam waktu yang cukup lama, mereka tetap dapat dipersatukan lagi karena dilandasi dasar kepercayaan itu sendiri. Tapi sekarang? Jennie juga tidak mengerti dengan jalan pikiran suaminya. Bagaimana mungkin Chanyeol meragukan kesetiaan Jennie?
Jennie duduk di lorong poli anak, berbeda dua blok dari kamar tempat Leo dirawat. Jennie menundukkan kepalanya, tangannya saling bertaut, pikirannya sekarang benar-benar linglung.
Tiba-tiba saja seorang pria memperhatikan Jennie dengan seksama dari tempatnya berdiri, lalu mendekat karena sudah yakin bahwa orang yang dimaksudkan adalah yang ia kenal.
"Jennie?" tanya nya lembut.
Jennie langsung mendongak dan mendapati senyum cerah seorang pria tampan tengah menggendong seorang anak kecil kira-kira berusia 2 tahun.
"Ka Changmin..." balas Jennie tak kalah lembut, Jennie sangat senang dapat bertemu Changmin disini.
Kalau dipikir-pikir, setiap Jennie tengah bersedih maka dia selalu dipertemukan dengan Changmin. Changmin tertawa kecil, lalu membawa dirinya untuk duduk disamping Jennie.
"siapa yang sakit Jen?"
Jennie kembali sendu "Leo, dia jatuh dari permainan kerangka di sekolanya. Kepalanya dijahit karena robek kak" ucap Jennie sambil menangis, Changmin ikut terharu mendengarnya.
"Yaa ampun, terus gimana keadaannya sekarang? Sudah selesai operasinya?"
Jennie mengangguk "Udah kak, engga parah sih, Cuma aku kaget aja. Soalnya, Leo waktu pagi-pagi sehat dan semangat banget buat berangkat sekolah... aku gak tahu kalo kejadiannya bakal kayak gini.. hiks" tangisan Jennie makin pecah, Changmin reflek menepuk lembut punggung Jennie dan menenangkan gadis itu, si kecil Jennie yang sudah lebih dari Sembilan tahun Changmin kenal memang tak pernah berubah, Jennie masih sangat cengeng.
"semua perasaan Ibu memang begitu Jennie. Kakak ngerti kok gimana perasaan kamu. Sudah boleh ditengok Leo, nya?"
Jennie menghapus airmatanya buru-buru "Dia belum sadar, masih tidur... jadi, percuma kalo pun ditengok." Ucap Jennie masih setengah terisak.
"Hmm semoga cepat sembuh yaa Jen, Leo nya... sudah lama juga kita gak ketemu, sekalinya ketemu malah sama-sama dapet musibah" ujar Changmin menenangkan. Changmin tersenyum pahit diakhir kalimatnya.
Jennie buru-buru mengusap airmatanya dan menghadap pada Changmin "Loh, emang... Ka Changmin kenapa? Pasti ada yang sakit juga ya?"
"Iya Jen, ini.. si bungsu, dia kena campak karena ga sempat di imunisasi bulan lalu, soalnya kita lagi diluar negeri dan disana ga ada antivirus campak yang cocok, akhirnya kita absen dulu buat imunisasi anak-anak. eh, sebulan kemudian kulitnya kena ruam campak dan suhu tubuhnya panas ga turun-turun" Changmin menjelaskan perihal keadaan anaknya yang paling kecil.
![](https://img.wattpad.com/cover/159976447-288-k361380.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MOMDAD DIARIES (Complete)
Fiksi PenggemarA Sequel from MY LITTLE JENNIE. Here we are, Chan-Leo-Cherish. Three Little Cutest Bear.