Part 11

48.5K 7K 1.6K
                                    

"I'll be your dream, i'll be your wish and i'll be your fantasy. I'll be your hope, i'll be your love and i'll be everything that you need."

╰●╮╰●╮╰●╮

SUARAN bernada lembut membangunkan Taeyong dari tidurnya. Ia bisa merasakan bahwa seseorang kini sedang mengelus pipinya. Tapi ekspresi wajah yang ia berikan masih sama; terlampau datar.

Sedangkan seseorang yang kini sudah memberi kecupan kecil di sudut bibir Taeyong tersenyum lebar. Jaehyun memeluk Taeyong semakin erat.

Ia masih tidak percaya jika ternyata Taeyong masih hidup. Walaupun keadaannya tidak bisa di bilang 'baik-baik saja'

"Waktunya mandiii! Kau bau.." Jaehyun terkekeh setelahnya. Ia harus membuat Taeyong kembali seperti semula.

Seperti Taeyong yang ceria; yang selama ini selalu berada di sisinya dengan senyuman manis. Jaehyun tahu semua ini salahnyaㅡ maka dari itu, ia harus membuat Taeyong kembali. Ia harus bertanggung jawab atas semua yang ia perbuat pada lelaki cantik itu.

Wajah Taeyong menegang saat Jaehyun menggendong tubuhnya ala bridal. Tapi lelaki cantik itu masih tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Seolah mulutnya tertutup oleh sesuatu yang transparan; namun Taeyong tidak bisa menyangkal jika debaran di dalam dadanya mulai menggila.

Setelah menggendong Taeyong. Jaehyun mendudukan Taeyong diatas closet duduk yang sudah tertutup. Ia menyalakan keran air dingin dan panas di dalam tub. Lalu mulai membuka kaus putih yang Taeyong pakai; membuat tubuh mulus lelaki itu terpampang jelas di hadapan Jaehyun.

Walaupun Jaehyun sangat ingin menjamah Taeyong karena lelaki itu sangat Indah. Tapi ia tidak bisa. Pertama-tama, Jaehyun harus mengembalikan Taeyong. Lalu ia akan menikahi Taeyong dan mengklaim lelaki cantik itu agar segera menjadi miliknyaㅡ seutuhnya.

"Lihat, kau terlihat sangat kurus karena tidak pernah makan. Kenapa tidak makan hm? Kau ingin aku suapi?" tanya Jaehyun dengan geli. Ia sudah berhasil menelanjangi Taeyong sekarang.

"Kenapa peduli?" suara itu keluar dari mulut Taeyong; terdengar begitu datar dan dingin.

Jaehyun menelan ludah secara kasar. Well, sebuah kemajuan karena Taeyong sudah mau mengeluarkan suara seperti barusan. Tapi bukan sebuah kemajuan yang bagus karena nada suaranya terlampau dingin.

"Tentu aku peduli." Jaehyun tersenyum; menggendong Taeyong untuk masuk ke dalam tub yang sudah terisi oleh air, "karena aku mencintaimu." lanjutnya.

Rahang Taeyong mengeras. Ia masih tetap diam; namun matanya terlihat memerah. Seperti menahan semua emosi di dalam hati. "Jangan berbicara omong kosong." balasnya sarkas.

Kedua tangan Jaehyun mulai bergerak untuk menuangkan sabun cair ke dalam tub. Ia tersenyum mendengar kata-kata Taeyong. "Aku tidak pernah berbicara omong kosong." ia mengambil spons; kembali menuangkan sabun cair pada benda tersebut sebelum menggosokan spons itu pada punggung Taeyong.

Wajar jika Taeyong seperti ini. Lelaki cantik itu pantas marah padanya; bahkan Jaehyun rela jika Taeyong mau memukulinya.

Setelah itu tidak ada percakapan diantara mereka. Taeyong kembali diam; dengan air mata yang sudah mengalir di pipi. Begitu juga dengan Jaehyunㅡ lelaki itu menangis. Ia sangat merasa bersalah.

[1] Truly Madly Deeply《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang