Dunia milik berdua

83 7 1
                                    


Dio melangkahkan kakinya menuju ke podium dan langsung meletakkan tangannya pada mangkuk itu. 

Tak selang lama air yang berada dalam mangkuk tersebut berubah warna menjadi hitam pekat, hal tersebut sangat bertolak belakang dengan apa yang terjadi dengan mangkuk David sebelumnya.

"Ananda Dio Sulaiman, kelas khusus dengan kekuatan pengendalian kegelapan dan bayangan."

Setelah mendengar hal tersebut Dio langsung kebali ke tempatnya dengan menampilakan raut wajah yang sangat tenang, bahkan ia masih sesekali tersenyum. Walaupun sebenarnya Dio merasa agak takut dengan kekuatan yang ia miliki, ia takut menyakiti orang-orang yang ia sayang karena katanya kekuatannya ini pasti akan sulit untuk dikendalikan.

Setelah Dio kembali, Lina merasakan ada yang berbeda dengan sikap Dio. Lina memutuskan untuk bertukar tempat dengan David dan duduk di sebelah Dio. Kini Lina berada diantara Dio dan Zaky.

Lina langsung bersandar di bahu Dio, karena Lina sudah hafal dengan kalukuan kakaknya itu yang tak akan pernah mau bercerita ketika ia belum siap. Bukankah sudah tak jarang lagi bahwa mereka yang sering menghibur orang lain akan kesulitan ketika harus menghibur dirinya sendiri, anggap saja ini adalah salah satu cara yang bisa Lina lakukan untuk Dio.

"Dih manja amat sih pakek nyandar-nyandar gini, ati-ati ntar dikeroyok sama fans gua loh."

"Sebelum mereka ngeroyok, gua keroyok balik lah."

Ketika Lina mengatakan hal tersebut terdapat beberapa gadis yang menoleh ke arahnya dengan tatapan yang sedikit sulit diartikan, melihat hal tersebut Lina menoleh ke arah Dio dan ternyata Dio juga melakukan hal yang sama. 

Mereka bertatapan dan berbicara lewat tatapan mata lalu keduanya tertawa karena hal tersebut, ternyata bahagia itu sederhana bukan.

David yang melihat hal tersebut tersenyum dan berjanji dalam hati, dia takkan pernah membiarkan seseorangpun diantara orang-orang yang ia sayangi akan merasa sedih dan terluka. Karena dia cukup bahagia ketika melihat orang yang ia sayangi tertawa dan bahagia seperti ini.

* * *

Penempatan kelas kini telah selesai dan satu prsatu siswa meninggalkan ruangan, bahkan Lina dan yang lainnya sekarang juga sudah berada di luar ruangan dan tengah berada di aula sebaguna untuk makan siang. bayangkan betapa lamanya ia berada di dalam ruangan itu.

Hari ini kebetulan masih belum dilakukan pengajaran tentang ilmu dasar pengendalian kekuatan yang mereka miliki, kelas baru akan dimulai besok.

Pengumuman tentang kelas apa yang akan mereka ikuti dan jadwal pelajaran apa saja yang akan mereka dapatkan, akan mereka ketahui saat sore hari ketika papan pengumuman itu akan dipasang di dekat aula.

"Lo Lina kan?" seseorang laki-laki dengan tidak sopannya mendatangi meja tempat Lina dan yang lainnya makan dengan tanpa permisi.

Lina menoleh ke arah laki-laki itu dan mengangguk, karena mulutnya masih penuh dengan makanan jadi dia tidak bisa menjawabnya.

"Lo dipanggil kepala kelas, disuruh ke ruangannya." Setelah mengatakan hal tersebut orang itu langsung berbalik dan pergi "sama kakak lo yang baik dan yang sok cakep itu. Dih, padahal masih gantengan gua."

Dio yang mendengar orang itu, langsung tersedak makanan yang ia kunyah. Ingatkan Dio untuk mengambil kaca jika bertemu orang itu lagi, sepertinya orang itu perlu untuk diajak mengaca bersama. Cobalah lihat betapa tak sadar diri dia.

Lina dan kakaknya langsung pergi menuju ke ruangan yang diminta, sedangkan Bina dan kakaknya sudah lebih dulu pergi untuk urusan yang lain.

*************

Alforis AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang