01. Gue yang Sebenarnya

572 63 7
                                    

Dikeluarga, gue yang paling pendiam, paling cuek, dan paling nurut. Gue bukannya cuek, cuman gue gak peduli aja sama urusan orang.

Kata Bunda, gue yang paling enak buat disuruh—bahasa kasarnya paling enak dijadiin bansur.

Gue anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak cewek, dan adik cowok. Gue mirip banget sama Mba Windy, kakak gue. Sama-sama punya mata minimalis, tapi punya tatapan tajam.

Mba Windy ini orangnya ramah, anaknya nggak milih-milih dalam berteman. Dia anggap semuanya teman. Yang bikin gue kasian, dia sering ditembak sama cowok, tapi Mba Windy cuman anggep teman. Yaudahlah, jomblo terus Mba.

Sedangkan adik gue, dia lebih mirip Bunda. Muka sangarnya Ayah nggak nurun ke Willy, adek gue. Tapi dia iseng, pencicilan, suka mainin cewek kayak Ayah dulu pas masa muda. Buat yang terakhir kayaknya ceweknya yang baper deh.

Kalo gue? Kayaknya gue nggak gitu. Seperti diawal, gue pendiem. Gara-gara pendiem, gue cuman punya sahabat terdekat dua orang. Satu teman kelas, satu lagi tetangga nggak tau diri.

Tenang aja, gue juga berteman sama semua anak cowok. Maaf maaf aja nih yang cewek, bukannya nggak mau berteman dekat. Cuman, gue aja yang males.

Gue juga suka olahraga futsal. Tapi gue lebih suka jogging atau sepeda-an sore-sore. Karena itu buat otak gue fresh.

Dan kata Bunda, gue manja. Tapi manjanya gue nggak kelihatan. Cuman Bunda dan Mba Windy yang bisa lihat sifat manja gue. Ah, gue nggak ngerasa manja tuh.

Oh iya, satu lagi.

Gue sebenarnya....

















































Ngantuk. Bye!

-Tbc-

Simple - Jeon Wonwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang