[NEW VERSION]
Sudut pandang seorang Cyerin sebagai pacar seorang Paskal yang luar biasa. Luar biasa ngeselin dan jauh dari kata dewasa.
P.S There is no exact time and storyline every chapter of this work. If you are curious about them more, read the...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sejak kejadian sebulan lalu itu, aku merasakan perubahan Paskal. Dia jadi nggak pernah marah-marah jahat lagi sebelum dengar penjelasan. Walaupun sifat khawatiran nya itu masih. Nggak papa lah ya, gemes kok.
Tapi beneran, egonya lumayan turun. Dia emang akan tetap ngambek kalau lihat aku interaksi dengan lawan jenis. Tapi dia juga yang bakal minta maaf dan bujuk-bujuk kalau aku udah ikutan ngambek.
Sekarang, aku akhirnya tahu salah satu cara untuk menjinakkan Paskal. Alih-alih pasrah dan lemah, tegas dan kuat cukup ampuh untuk membuat dia memohon-mohon. Cara lembut mungkin bukan untuk Paskal. Dia hanya akan sadar setelah diberi kata-kata tajam dan dingin.
Aku suka melakukannya. Daripada bersikap lembek dan lemah di depan pasangan, menjadi tegas yang lebih aku suka. Rasanya lebih bebas berekspresi, aku cuma perlu jadi apa adanya. Kalau kesal ya marah, kalau sedih ya nangis. As simple as that. Aku nggak perlu jadi sempurna.
Tapi permainan ini tetap harus dilakukan dengan cantik dan pintar. Aku nggak mau Paskal sampai merasa tertekan dan takut. Aku mau Paskal tetap menunjukkan dirinya sendiri apa adanya. Yang penting nggak berlebihan dan tetap menghargai aku.
Ini sebenarnya teori ngawur aku aja. Tapi dulu almahurmah kakakku pernah bilang gitu juga sih. Jadi cewek harus pintar jaga diri dan hati, jangan mau dibego-begoin cowok.
Jujur, aku nggak tahu kenapa hati bisa berubah secepat ini. Rasanya baru tujuh bulan lalu duniaku seperti hancur, saat Mas Indra mendadak memutuskan aku di hari ulang tahunku.
Saat itu aku pikir aku nggak bakal bisa bangkit dari keterpurukan. Aku nggak akan bisa berpindah hati dari Mas Indra yang bertahun-tahun ada untuk aku. Sosok laki-laki sempurna kedua setelah almarhum papa.
Kemudian tanpa aku duga, sebulan setelahnya Paskal malah menyeruak masuk. Berkali-kali pun aku menolak dia tetap memaksa masuk.
Aku selalu bertanya-tanya maksudnya apa waktu itu, kenapa dia begitu kekeh untuk mendekat. Sampai akhirnya aku sadar, sebesar itu cintanya sampai mau susah-susah untuk membantuku sembuh dari luka.
Ya ampun, setiap ingat itu rasanya aku mau mewek. Antara nangis bahagia dan kasihan ingat pengorbanan Paskal.
Aku baru tahu dari Dira seminggu setelah insiden cium pipi di teras a.k.a jadian, kalau ternyata lelaki itu mulai menaruh hati padaku sejak aku membantunya cuci piring di satu malam di kontrakannya. Waktu itu masih awal-awal kuliah, sekitar satu tahun lalu.
Dia memilih diam selama sekitar satu semester karena nggak mau merusak hubunganku dengan Mas Indra. Baru setelah sebulan aku putus, Paskal memulai langkahnya.
Nggak berhenti di situ, karena aku masih belum sepenuhnya menerima keberadaan Paskal. Hampir tiga bulan lamanya, dan dia masih mau menungguku. Untung waktu itu aku sadar sebelum dia menyerah.
Aku kadang masih suka kepikiran gimana perasaan Paskal saat harus memendam semua perasaannya. Gimana sakit dan sabarnya dia.