"Sichuan..."
Fanlei dengan keputusasaannya memanggil nama Sichuan sambil menahan pergelangan tangan Sichuan. Sichuan yang sudah terlanjur berbalik arah, bermaksud pergi meninggalkannya, tidak bisa bergerak.
"Lepas! Heh! Kamu bahkan tidak ada hak untuk memanggil nama saya. Lepas!"
Fanlei bersikukuh menahannya.
"Sakit!!! Kali ini, kamu akan membunuhku juga? HAH?!" Sichuan semakin mengamuk.
Kalimat yang baru saja keluar dari mulut Sichuan, menembus tembok hati Fanlei. Sakit rasanya dianggap sebagai pembunuh.
"Aku akan bertanggungjawab... atas semua kesalahanku."
"Kematian keluargaku tidak bisa ditebus dengan apapun."
"Tidak. Bukan hanya itu. Tapi juga kesalahanku yang dulu."
Sichuan maju mendekat ke arah Fanlei dengan nyalinya yang besar. "Sekali sampah, sampai kapanpun akan tetap menjadi sampah. Bahkan sampai detik ini pun, bau busuknya sampah terus mengganggu hidupku."
Fanlei terdiam.
"Dan jangan lupa. Besok. Senin. 13 Oktober 2018! Datang ke sidang. Akan kita lihat apakah kamu pantas dihukum atau tidak," ujar Sichuan memberi Fanlei peringatan.
"Tenang saja. Aku tidak akan kabur. Aku akan buktikan bahwa kepergian papamu bukan sepenuhnya kesalahanku."
Giliran Sichuan yang membisu. Sebenarnya, Sichuan memiliki suara hati yang berbeda dengan apa yang selama ini dikatakannya kepada Fanlei. Tapi ia terlalu kesal dan malu untuk mengakuinya.
。。。。。。。。。。。。。。。。。。
Halo!🌔
Jangan lupa Storyginal untuk vote dan komen yaaa😊😊Ga usah panjang-panjang, lanjut chapter berikutnya ya!➡➡➡➡➡
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Putih
Teen FictionPernah nggak lo nyesel karena udah suka sama seseorang? Itulah yang gue rasain. Gue nyesel udah jatuh ke dalam hipnotisnya, tapi anehnya, gue nyaman terjebak di dalamnya.