Bab 23 Keluarga Ovi marah

3.2K 110 0
                                    


            Aku langsung pulang ke rumah Bude Indah, aku mandi dan ganti baju karena celana dan kemejaku penuh darah Ovi. Aku masukan baju dan celana ke kantong plastik, aku mengetuk pintu kamar Bude untuk ijin pulang ke Kota. Aku tidak bisa terus terang pada Bude, apa yang baru saja terjadi, dengan kematian Ovi.

            Bayangan Ovi terus ada di pelupuk mataku, aku belum bisa menerima kepergiannya, kata-kata terakhir Ovi, membuatku bingung apakah yang bicara itu Ovi atau arwah Ovi, kenapa Dokter begitu yakin kalau Ovi sudah meninggal.

            Ambulan sudah siap mengantar jenazah Ovi, aku dan Dani menggunakan kendaraan sendiri, perasaan kami sudah tidak karuan, harus mengatakan apa kepada keluarga Ovi. Kami di dalam mobil sama-sama terdiam, tidak menyangka Ovi bisa senekad itu dan melenyapkan nyawanya sendiri dengan menggugurkan kandungannya.

            Sampai di rumah Ovi, kami di sambut keluarga Ovi dan Polisi, kami di introgasi Polisi untuk mengetahui kronologi kejadian Ovi bisa meninggal dunia, kami mengatakan apa adanya. Orangtua Ovi langsung menghampiri Dani dan menamparnya berkali-kali. Ovi di larikan lagi ke Rumah sakit untuk di otopsi, Polisi mengajak kami kembali ke gedung tua, dan Polisi memberikan garis keamanan di sekitar gedung.

            Setelah selesai, Polisi mendatangi rumah Bude Indah bersama kami, untung saja Bude Indah sangat peka dengan pertanyaan Polisi, sms Ovi buat Danipun sebagai saksi bahwa Ovi sebelumnya memang tidak bersama kami. Aku langsung menghubungi Pengacara untuk membelaku, dan membela Dani, bahwa kami tidak terlibat. Ovi sudah di bawa kembali ke rumah.

            Aku tidak tega melihat Yolan terus menangis, aku bisa merasakan kesedihannya, Yolan terus memanggi nama Ibunya.

           "Momy... Momy... jangan tinggalkan aku Mom... " teriak Yolan.

           Aku menitikkan air mata, kenangan bersama Ovi kembali hadir, gadis cantik yang periang, cerewet dan menyenangkan. Aku mengutuk diriku sendiri kenapa aku tidak bisa memenuhi keinginannya yang terakhir.
                   
                                                                                                 ***

Petaka Cinta Di Gedung Tua (part 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang