Bab 28 Datang ke gedung tua

4.6K 203 46
                                    


Akhir pekan tiba, aku dan Dani menuju ke rumah Bude, sampai di rumah Bude, kami masuk dan ngobrol, dan sampai Pakde datang, Bude baru memulai pembicaraannya dengan serius.

"Rio, Dani, kamu harus ke gedung tua itu lagi" pinta Bude.

"Apa Bude? kami harus ke gedung tua? untuk apa Bude?" jawabku.

"Kalian harus membersihkan darah bekas Ovi, dan mencari janin bayinya," jawab Bude.

"Apa? janin? Bude! jangan takuti kami, aku tidak mau datang ke tempat itu lagi," ucapku takut.

"Kalau kalian tidak datang ke gedung tua itu, selamanya kalian akan di ganggu jin yang menyerupai Ovi!" jawab Bude.

"Bude tahu kami di ganggu?" aku dan Dani bersamaan bertanya pada Bude.

"Ya, saat Bude mencuci bekas darah Ovi di celana dan kemejamu, Bude sudah mencium keanehan, banyak jin yang datang, sebenarnya Ovi hanya ingin menggertak kalian, tapi karena ada jin yang masuk ke tubuhnya dan Ovi kerasukan, dan meminum obat itu, Ovi berjalan dari pohon besar sampai masuk ke dalam gedung itu, janin Ovi sudah keluar sebelum masuk ke gedung tua!" ucap Bude menjelaskan.

"Darimana Bude tahu?" tanyaku heran.

"Para jin dan siluman yang ada di sekitar gedung itu yang menceritakan pada Bude, dan kalian harus membersihkan tempat itu, Bude akan membantu kalian!" jawab Bude.

Aku tidak menyangka ternyata Ovi sebenarnya tidak berniat bunuh diri, dia kerasukan karena tempat itu sangat angker, apalagi Ovi sedang hamil, pasti banyak jin yang mendekatinya, akhirnya kami menuruti perintah Bude. Kami bersama Pakde dan Bude juga kepala Desa menuju gedung tua, karena gedung itu masih ada garis Polisi yang belum sempat di lepas. Padahal kasus penyelidikan sudah selesai dan tidak ada tersangka.

Dani terlihat pucat dan gemetar, aku beranikan masuk dan tegar karena di temani Bude. Dari bawah pohon besar aku melihat percikan darah kering dan bau, sudah 10 hari Ovi meninggalkan kami. Aku melihat gumpalan daging yang di semuti dan dipenuhi belatung, aku menutup hidung dan memasukkan benda itu ke kantong plastik yang sudah di sediakan.

Kami melangkah ke dalam gedung, bekas darah Ovi masih ada dan mengering, Bude menyuruhku membersihkan sambil membaca doa, aku melihat Bude dari kejauhan membaca doa dan dzikir sambil memegang tasbih.

Selesai membersihkan semuanya, kami kembali ke rumah Bude Indah, janin kami kuburkan di pekarangan rumah Bude, kami mandi dan menemui Bude lagi, aku beranikan bertanya pada Bude.

"Bude, Ovi selalu datang dalam mimpi dan menuntut aku menikahinya, aku memang pernah berjanji menikahinya, tapi itu sebelum dia menikah dengan Dani, apa yang harus aku lakukan Bude," tanyaku.

"Rio, semua sudah selesai, langkah selanjutnya, kamu datang ke makam Ovi, dan meminta maaf pada dia, kirim doa untuknya, pasti dia akan tahu kamu hadir dan menjenguknya ke makam," jawab Bude.

"Apa? aku minta maaf di makam Ovi? kalau kirim doa, aku bisa Bude," ucapku heran.

"Rio, orang yang sudah meninggal, akan mendengar siapa yang menjenguknya, siapa yang mengirim doa, dan suara langkah kita saat meninggalkan makamnya, mayit akan mendengar walaupun mayit tidak bisa menjawab, dan tidak akan bisa terdengar oleh kita," jawab Bude Indah.

Kami menginap satu malam, dan kembali ke Kota, aku dan Dani menyempatkan ke pemakaman, kami membeli bunga, dan sesuai pesan Bude, saat aku berada di depan makam Ovi, aku mengirim doa, dan menyapa Ovi.

"Vi, aku datang bersama Dani, aku hanya ingin mengucapkan permohonan maaf kami, terutama aku Vi, aku minta maaf tidak bisa menunaikan janjiku karena kamu masih menjadi istri Dani, semoga Allah mengampuni dosa-dosamu, dan memberikan tempat yang layak buatmu Vi," ucapku sedih.

Aku dan Dani menunduk di depan pusara Ovi, kenangan bersama Ovi masih hangat di ingatanku, gadis cantik yang malang, gadis cantik yang kami cintai sudah pergi untuk selama-lamanya, apakah ini adalah hikmah bagi kami pria yang mencintai gadis yang sama, dan akhirnya tidak mendapatkan semua.

Kenangan yang tidak pernah aku lupakan bersamanya, senyumnya, marahnya, tawanya akan terus menjadi kenangan. Cincin saksi bisu janjiku pada Ovi, aku selipkan di antara batu nisannya.

Itulah perjalanan kisah cintaku bersama Ovi, cerita yang masih sangat panjang, ketika Yolan datang ke Indonesia, dengan wajah yang sama seperti Ibunya, bagai pinang di belah dua, aku terkejut dengan parasnya yang cantik dan mirip Ovi, kedatangan Yolan membawa dendam pada Dani, dan mempermainkan cintaku, saksikan kisah selanjutnya PART II DENDAM LAMA DALAM CINTA.

Terimakasih atas perhatiannya, terutama penggemar setia cerita Mamah Ranggi, semoga di setiap kisah yang Mamah ceritakan menjadi pelajaran, bahwa mendapatkan cinta dengan cara yang salah, tidak akan pernah bisa menemukan kebahagiaan.

TAMAT

Bagaimana menurut pembaca setia, dengan cerita Mamah? apa kalian akan selalu rindu dengan cerita Mamah? berikan komentarnya. Jangan lupa follow agar tidak ketinggalan di setiap cerita yang Mamah posting. Terimakasih.

Salam hangat

Mamah Ranggi.

Petaka Cinta Di Gedung Tua (part 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang