Bab 14 Ovi menikah dengan Dani

3.9K 117 0
                                    


           Aku langsung ambil kunci mobil dan menuju rumah Ovi, aku ingin bertanya pada Ovi apa alasannya berkhianat dan pergi dengan Dani tanpa sepengetahuanku. Aku parkirkan mobilku depan rumah Ovi, aku tidak melihat mobil Ovi, orangtua Ovi langsung keluar menemuiku.

          "Rio... , untung kamu datang, Nak!" sapa Ibunya Ovi.

          "Ya Bu, aku ingin bertemu Ovi, Bu!" balasku.

          "Mari, Nak! masuklah ada banyak hal yang ingin Ibu sampaikan," ajak Ibunya Ovi.

          Tangan Ibu Ovi menggandengku dan mengajakku masuk, Ayah Ovi hanya terdiam seperti menahan beban yang teramat dalam, aku sudah berpikir ini adalah firasat yang buruk, mungkin aku akan patah hati.

          "Rio, Ibu sangat sedih, Nak! Ibu tidak mampu menjelaskan semuanya, tapi Ibu juga tidak sanggup jika harus membohongimu, Nak! kamu sudah terlalu baik Nak," ucap Ibunya Ovi.

           "Tidak apa-apa Bu, bicaralah Bu, aku sudah siap mendengar dan menerima resiko apapun Bu," ucapku.

            Ibunya Ovi menangis di hadapanku, ini adalah pertanda buruk, hatiku sudah berkecamuk tidak karuan, aku menahan emosi dan cemburuku, sesekali aku pandangi foto Ovi yang terpasang di dinding dengan senyum manisnya, hatiku sangat teramat sakit.

            "Rio...  Yolan sebenarnya anak Ovi, dan Ibu tidak menyangka jika Ayahnya Yolan kembali dan terus mengejar Ovi, Ibu sangat merasa aneh karena sikap Ovi berubah drastis, seperti bukan dirinya," cerita Ibunya Ovi.

            "Maksud Ibu?" tanyaku.

            "Maksud Ibu, biasanya Ovi sangat marah ketika melihat Dani, tapi sangat aneh jika tiba-tiba Ovi sangat nurut pada Dani, seperti kena pelet Rio," jawab Ibunya Rio.

            "Bu, kalau Ovi di guna-guna Dani, aku bisa membantu Bu, Budeku bisa menyembuhkan orang yang terkena guna-guna," ucapku.

             "Terlambat Rio... ", isak tangis Ibunya Ovi kembali pecah.

             "Maksud Ibu?", tanyaku.

             "Ovi sepertinya hamil, dia sering mual-mual muntah, dan sudah telat datang bulan, Dani sudah melamar Ovi, dan apa daya kami menyetujui karena Ovi hamil, Rio!" ucap Ibunya Ovi.

              Bagai di sambar petir, hatiku hancur lebur mendengar semua pengakuan Ibunya Ovi, aku tak banyak bertanya dan bicara lagi, aku berdiri dan permisi, aku kemudikan mobilku dengan kecepatan tinggi, ingin rasanya aku hantam mobilku ke sisi jalan dan selesai penderitaan rasa cintaku yang kandas.

             Dalam beberapa hari aku tidak tenang, hidup seperti tidak bergairah, tidak ada lagi yang bisa menjadi penyemangat hidupku, banyak teman yang mencoba menghiburku. Dalam beberapa minggu aku masih tetap tidak bisa melupakan Ovi, sampai di siang itu Dani berani datang ke kantorku.

              "Halo Rio! aku datang atas perintah Ovi, ini undangan pernikahan kami Rio," sapa Dani.

              "Baiklah, aku akan datang, satu hal yang harus kamu ketahui Dani, kamu tidak akan pernah bisa merasakan kebahagian dengan cara kotormu!" ucapku tegas.

              "Maksudmu?"  tanya Dani.

              "Aku tidak perlu menjelaskan apapun pada kamu, biar waktu yang akan menjawab!" jawabku.

              Dani berlalu dari kantorku dengan senyum kemenangan, tepat di hari pernikahan Ovi, sebenarnya aku enggan sekali menghadiri pestanya, tapi aku berjanji pada diriku, ini terakhir aku melihat wajahnya. Aku ingin tahu reaksi wajah Ovi dengan kehadiranku.

 ***

Petaka Cinta Di Gedung Tua (part 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang