Best Present

318 21 2
                                    

Akashi Seijuuro, 27 tahun, tinggi 179 cm, sudah menikah, termenung sendirian dihadapan laptop. Otak jeniusnya terus berfikir keras.

Ah. Hari ini istri mungilnya berulang tahun, dan Seijuuro tidak tahu harus melakukan apa buat sang istri. Ingatkan dirinya jika sejak dulu Nanami tidak suka melakukan perayaan akan hari kelahirannya sendiri. Maka dari itu, tahun ini, pertama kalinya setelah resmi menjadi sepasang suami istri, Seijuuro dibuat kebingungan mengenai hari kelahiran sang istri. Sebenarnya sih Seijuuro tidak tahu saja jika istri mungilnya--Nanami--bahkan tidak ingat jika itu hari kelahirannya. Khas Nanami sekali. Sering melupakan sesuatu yang terlihat sederhana namun penting.

Seijuuro sampai mengambil libur hari ini. Sebenarnya sih Seijuuro bebas mau kapanpun pergi ke kantor. Toh dia atasannya. Dia pemiliknya. Jadi siapa yang mau protes? Lalu kenapa setiap hari dia repot-repot pergi ke kantor? Kewajiban. Seijuuro itu makhluk yang sangat menjunjung tinggi kewajibannya. Maka menjadi panutan bagi karyawan merupakan suatu keharusan bagi Seijuuro meski sebenarnya tanpa melakukan Itu pun tidak akan ada yang cukup berani menentang Seijuuro. Memangnya siapa yang cukup punya nyali berhadapan dengan aura intimidasi mematikan milik Seijuuro? Tidak ada. Beruntung setelah kejadian melawan Jabberwork sisi kejam dirinya sudah hilang jadi lebih banyak karyawan yang  tidak pernah berhadapan dengan Seijuuro yang lebih kejam.

Kembali lagi. Seijuuro sebenarnya sudah memesan sebuah cake pada Murasakibara secara khusus--omong-omong teman ungunya itu menjadi seorang patisserie yang sangat handal--karena tau istri mungilnya memang menyukai makanan manis, tapi setelah itu apa lagi? Masa hanya segitu? Ini pertama kalinya Seijuuro merayakan hari kelahiran Nanami loh setelah sekian lama mereka saling mengenal. Dan momen seperti ini harus hanya sekedar cake? Makan malam romantis di hotel bintang lima? Ah jangan lupakan jika Nanami bahkan sangat menyukai berada di dalam rumah daripada harus repot-repot keluar.

Oh. Ayolah... Itu sungguh melukai harga diri Seijuuro. Lalu apa lagi? Nanami itu berbeda dengan kebanyakan perempuan. Istrinya tidak terlalu suka perhiasan. Belanja juga dalam kadar seperlunya saja.

Buku? Seijuuro bahkan sudah membuatkan Nanami sebuah perpustakaan pribadi di rumah ini sebagai kado pernikahan mereka. Lalu apa lagi yang Nanami sukai selain buku? Film? Seijuuro sih bisa saja menyewa satu bioskop hanya untuk mengajak Nanami menonton berdua tanpa diganggu, tapi dibandingkan keluar rumah, Nanami lebih mencintai berada di dalam rumah. Gadis itu terlalu sederhana. Hanya menghabiskan waktu menemani Seijuuro bermain shogi saja--meski Seijuuro bermain shogi seorang diri dan Nanami mengamati--membuat perempuan itu senang. Lalu apa lagi?

Seijuuro galau. Nanami terlalu sederhana hingga dia tidak tau harus berbuat apa. Menghadiahi rumah? Sudah. Meski Seijuuro melakukannya diam-diam karena kata Nanami dia tidak butuh rumah lain selain rumah yang mereka tempati. Perhiasan? Sudah dibilang. Nanami tidak menyukai perhiasan. Bahkan semua perhiasan hadiah dari tuan besar Akashi Masaomi saja dibiarkan tersimpan rapih. Hanya dipakai ketika mereka mengunjungi kediaman utama saja sebagai bukti penghargaan. Lalu apa?

Seijuuro menyerah. Lagipula baik dirinya maupun Nanami bukan orang yang suka basa-basi. Maka hanya satu jalan keluarnya. Nanami belum pulang. Perempuan itu masih mengajar di sekolah.

Ponsel disimpan di dekat telinga. Jalan satu-satunya. Seijuuro menghubunhi Nanami. Tidak peduli jika perempuan itu masih mengajar.

"Ya Sei?"

"Nami, apa ada yang kau inginkan sebagai hadiah ulang tahunmu?"

Beberapa saat tidak ada sahutan. Nanami di sekolahnya mengerjap berkali-kali. Sebelum akhirnya terkekeh. Ah. Dia lupa jika hari ini adalah hari kelahirannya.

"Nami?"

"Ah, gomen Sei.. aku lupa hari Ini aku ulang tahun... jadi danna sama, kau menanyakan apa yang ku inginkan untuk kadonya?"

The Days With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang