Akashi Seijuuro kun to Ryuuzaki Nanami san Part 1

345 34 5
                                    

Akashi Seijuuro, tinggi 179 cm (terjadi peningkatan setelah masa SMA), pewaris Akashi Corp, pemain shogi profesional, mantan pemain basket jenius, nyaris sempurna, kemampuan tak terbatas, nyaris tidak memiliki kekurangan, tegas, perfeksionis, tidak suka dibantah.

Ryuuzaki Nanami,  tinggi 155 cm, anak pertama dari dua bersaudara, seorang guru SD, penulis lepas, mantan aktivis kampus, tidak memiliki keahlian seni dan olahraga, mandiri, tenang, realistis tapi tidak matrealistis, pemikir yang logis, pecinta kesederhanaan, keras kepala, kritis tanpa batas.

.

.

.

Dua orang itu berbeda. Jauuh sekali berbeda. Akashi Seijuuro yang nyaris tanpa cela, Ryuuzaki Nanami yang begitu sederhana, banyak kekurangan. Sebenarnya, dua orang anak manusia ini tidak saling mengenal awalnya, meski mereka sama-sama berkuliah di Tokyo Daigaku, apalagi Ryuuzaki Nanami yang termasuk gadis tidak peka pada sekelilingnya, tak peduli seterkenal apapun nama Akashi Seijuuro di kampusnya, selama si pemuda tidak punya kepentingan dengannya, gadis itu tidak akan peduli. Ya. Hingga Ryuuzaki Nanami terpaksa menggantikan salah satu temannya dari club pers untuk mewawancarai Akashi Seijuuro. Klise? Mungkin. Pertemuan mereka sepertinya memang termasuk kategori kebetulan yang klise, tapi mau bagaimana lagi jika sudah begitu jalannya. Benar kan? Siapa pula yang bisa mencegah jalannya cerita.

Sore hari, setelah pelajaran selesai, Nanami yang lebih akrab dipanggil 'Ryuu' berjalan tergesa menuju tempat club shogi berada. Dimana ia terpaksa menggantikan sang teman yang tidak bisa melakukan wawancara pada 'si genius shogi dari Todai'. Pintu ruangan diketuk perlahan lalu terbuka, Nanami membungkukkan sedikit tubuhnya saat tiga orang dalam ruangan club menoleh. Langsung memberinya atensi penuh.

"Maaf mengganggu, apa Akashi Seijuuro san ada?" Tanyanya dengan wajah polos. Tidak menyadari jika sosok pemuda berambut merah yang justru duduk menghadap ke pintu justru adalah orang yang dicari.

Seijuuro menghela napas panjang. Awalnya si pemuda mengira jika gadis yang berdiri di ambang pintu ruangan clubnya hanya satu dari banyak gadis yang nekat mendatanginya di ruangan club hanya untuk sesuatu yang sepele, tapi, semuanya berubah tatkala gadis itu mendesah kesal saat tak kunjung mendapat respon meski lima menit sudah ia berdiri diambang pintu.

"Gomen kudasai, temanku Daichi san bilang sudah membuat janji dengan Akashi Seijuuro san yang di panggil 'Si Genius Shogi dari Todai' jadi jika sang genius yang dibicarakan tidak ada disini, aku permisi. Terimakasih atas sambutan kalian yang sangat menyenangkan" kata-kata itu diucapkan dengan nada yang teramat manis. Sangat manis bahkan meski sungguh, ketajaman kata-kata tersebut lebih tajam dari pisau.

"Kau Ryuuzaki san?" Untuk pertama kalinya, Seijuuro membuka suara. Alisnya terangkat. Matanya memincing. Seolah memindai sosok yang hendak berbalik pergi meninggalkan ruangan clubnya.

Gadis itu bahkan tidak merasa perlu repot-repot menyembunyikan hela napas panjangnya. Namun, demi menjaga nama baik sang teman, gadis itu kembali berbalik.  Tersenyum tipis namun entah bagaimana menyiratkan ketajaman.

"Hai, Ryuuzaki boku desu" katanya sopan.

Seijuuro menghembuskan napas pelan. Mengangguk sekilas. Wajahnya masih tenang. Nyaris tidak menunjukkan ekspresi. Sedikit terusik saat ada seorang gadis yang menyindirnya secara langsung. Tepat di depan matanya.

"Silahkan masuk, yang kau maksud dengan 'Si Genius Shogi dari Todai' adalah aku, Akashi Seijuuro" Seijuuro mengatakannya dengan tenang, namun aura intimidasi sangat kentara sekali dari caranya bicara.

Di luar dugaan. Gadis itu hanya mengangguk sekilas sebelum akhirnya masuk dan memulai sesi wawancara. Tanpa ada sesi meminta maaf atau basa basi sedikitpun.
Itulah kali pertama seorang Akashi Seijuuro merasa terganggu dengan eksistensi seorang gadis.

The Days With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang