Name

255 25 0
                                    

Nanami mengerjapkan mata dan mulai membiasakan cahaya memasuki retina mata. Kesadaran mulai terkumpul, namun secepat itu juga hilang tatkala menyadari ada sepasang tangan yang memeluknya---

Nanami membungkam mulutnya menggunakan kedua tangan. Tidak berani bergerak buat menatap tangan siapa gerangan yang tengah memeluknya. Tubuh gemetar luar biasa. Otaknya berusaha keras menahan jeritan yang hendak mengudara. Nanami menghela napas panjang. Mengumpulkan kesadaran dan semua informasi dalam otaknya hingga menyadari jika kamar yang ia tempati bukanlah kamarnya. Otak Nanami mulai bekerja hingga mendaptkan sebuah konklusi yang membuat Nanami bisa bernapas lega. Ah. Iya. Nanami baru saja menikah dengan Seijuuro. Bodohnya, dia sampai lupa peristiwa bersejarah dalam hidup seperti itu. Nanami melepaskan kedua tangan yang membekap mulut. Masih tidak punya keberanian bergerak. Bayangkan saja dia tidak pernah melakukan kontak fisik sedekat itu pada laki-laki--Souji pengecualian--dan tiba-tiba saja bangun juga mendapati sepasang tangan yang memeluk tubuhnya. Bagaimana mungkin Nanami bisa bergerak kan? Tubuhnya tegang. Nanami tidak punya keberanian buat bangun. Jadilah dia kembali diam sembari mencengkram selimut yang dipakainya. Omong-omong mengenai baju tidur yang di pakainya, Nanami bahkan tidak ingat jika semalam dia sempat mengganti gaunnya. Nanami ingat sekarang. Dia amat teramat kelelahan karena tidak pernah melepaskan sepatu high hills dari kakinya juga gaun berat yang di pakainya. Seumur hidup Nanami baru merasakan penderitaan tidak berkesudahan seperti kemarin.

Nanami berjengit kaget tatkala sepasang tangan yang masih memeluknya itu bergerak dan memeluknya semakin erat. Dari belakang tubuhnya Nanami bisa merasakan hembusan napas hangat yang menerpa bagian belakang tubuhnya. Nanami risi. Demi apapun. Bagaimana caranya kabur saat bahkan Nanami lupa bagaimana caranya bergerak?!

"Ohayou nyonya Akashi" suara serak khas bangun tidur menyapa bersamaan dengan posisi Nanami yang sudah berbalik hingga kedua sosok itu saling berhadapan.

Nanami menelan ludah susah payah. Dia sungguhan bisa merasakan napas Seijuuro yang menerpa wajahnya. "Ohayou Aka--Seijuuro kun" cicitnya pelan tanpa menatap sosok dihadapannya.

Seijuuro terkekeh gemas. Ah sebenarnya Seijuuro sudah bangun sejak tadi, tapi melihat pergerakan Nanami yang aneh--Seijuuro juga melihat Nanami menutup mulutnya--juga tubuhnya yang gemetaran, Seijuuro mendiamkan gadis itu hingga dia merasa tenang. Lalu setelah merasakan tidak ada gemetar lagi yang tersisa, Seijuuro menunjukkan diri. Omong-omong, sepertinya Nanami juga sudah mengingat janjinya yang akan memanggil Seijuuro dengan nama depan setelah mereka menikah.

"Nami, aku tidak tau kau bisa semenggemaskan ini" ucapnya santai. Nanami bergerak. Menyembunyikan wajahnya--yang sudah luar bisa merah--menggunakan selimut. Sukses membuat Seijuuro kembali tergelak. Seijuuro menarik sosok itu semakin mendekat. Memeluknya erat. Pertama kalinya. Mereka tidak pernah melakukan kontak fisik sedekat ini. Tentu saja sebelumnya jika hanya pelukan--Seijuuro tentu sesekali melakukannya--Nanami tidak pernah melakukannya pertama kali. Nanami tidak pernah beinisiatif memulai untuk melakukan kontak fisik dengan Seijuuro kecuali saat tertentu--saat Seijuuro sakit contohnya--. Nanami membalas pelukannya. Wajahnya ia benamkan pada tubuh Seijuuro. Menyembunyikan wajah yang semakin merah padam menahan malu.

"Aka--Seijuuro kun, kau tidak bekerja?" Tanya Nanami dengan polosnya.

Seijuuro mengerjapkan mata sebelum kembali tertawa. Ya ampun kenapa gadis ini jadi begitu menggemaskan?! Mana ada pengantin yang baru kemarin menikah tiba-tiba saja pergi bekerja?! Alih-alih menjawab pertanyaan tanpa dosa itu, Seijuuro lebih memilih menarik kepala Nanami hingga dua pasang mata mereka saling berhadapan. Wajah berhadapan nyaris tanpa jarak. Seijuuro dapat merasakan tubuh Nanami kembali tegang. Kaku. Bahkan Seijuuro tidak merasakan napas gadis itu. Terkekeh lagi. Seijuuro masih membingkai wajah Nanami dengan kedua tangannya. Nanami menelan ludah susah payah. Dia bahkan tidak bisa bernapas saudara-saudara!

The Days With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang