Sudah 4 hari semenjak aku membuka jualan online di tokped (Tokopedia). Iklan jualan online dengan tajuk 'Jual Nerf—N-Strike: Elite Longshot CS6+N—Strike Elite (COD Jogja bisa)' sudah dilihat sebanyak 67 kali. Namun belum ada penawaran dari pengunjung, pun untuk sekedar bertanya-tanya.
Adikku selalu menanyakan kepadaku—'Koko, apa sudah ada yang mau beli mainan kita?'. Ia selalu terlihat kecewa ketika aku memberinya jawaban 'belum'. Aku hanya bisa menghela nafas panjang dan mencoba menghiburnya setiap kali ia begitu.
Tapi kita percaya, Tuhan tidak tidur.
Benar saja, di hari kelima aku membuka lapakku di tokped, aku mendapatkan pesan dari orang asing di aplikasi pengirim pesan Whatssap yang menanyakan ketersediaan barang kami yang aku jual di sana.
Jika dilihat dari profile picture-nya, bisa aku pastikan bahwa itu adalah seorang om-om.
Beliau menanyakan apakah mainan yang kami jual masih sebagus yang ada di gambar yang sudah aku unggah ke akun tokpedku. Tentu saja aku mengiriminya liveshoot yang baru untuk mendapatkan kepercayaan dari beliau melalui aplikasi pengirim pesanku. Aku harus berusaha meyakinkan beliau agar mainan yang kami letakkan di etalase tokped cepat laku. Bagiku, ini adalah peluang.
Puji Tuhan untuk harga yang kami patok, tidak ada penawaran dari beliau. Beliau setuju dengan harga kedua mainan kami yang kami turunkan sebesar 20% dari harga aslinya. Tambah lagi, beliau adalah orang Jogja, dan beliau menghendaki agar aku mengantar barang tersebut ke rumahnya. Kami sepakat menyelesaikan perniagaan kami dengan jalur Cash On Delivery. Mau tidak mau, aku harus menjemput pundi-pundi tambahan itu ke rumah beliau yang alamatnya tersemat jelas di kotak pesan Whatssap-ku.
Pagi itu aku langsung mengemas rapi kedua mainan kami ke dalam kotak mainan yang masih kami simpan di dalam kamar.
Rachell adikku, pun turut membantu mengemas mainan kami yang telah laku ini.
Sesekali aku lihat, wajahnya masih mengisyaratkan bahwa dia belum rela jika mainannya dijual. Mulai nanti, mainan ini sudah bukan milik kita. Akan ada pemilik baru untuk mainan ini.
"Jangan murung," kataku. "Besok kalo koko punya uang lebih, kita beli yang baru lagi,". Lihat! Aku kembali berusaha menghiburnya. Sudah tugasku sebagai kakak angkatnya. Jika bukan aku yang bisa mengerti dia, siapa lagi?
Ia dengan terpaksa, mengangguk setelah mencerna ucapanku.
"Kalo ini sudah jadi uang nanti, kekurangan untuk membeli konsol hanya tinggal sedikit lagi. Kita bisa membujuk mamah nanti..." kataku meyakinkan adikku.
Ia tidak menanggapi ucapanku dengan suara. Hanya sebuah anggukan kepala saja sebagai pengganti respon ucapanku.
"Ya sudah, koko berangkat sekarang, ya?" pintaku. "Mobil koko sudah kamu panaskan?" tanyaku.
"Sudah," jawabnya simpul.
"Tunggu koko di rumah. Koko akan pulang dengan membawa uang," kataku.
"U'um," gumamnya disertai dengan anggukan kepala.
Aku membelai rambutnya sebagai wujud rasa sayangku kepadanya.
--▬ ஜ۩۞۩ஜ ▬--
KAMU SEDANG MEMBACA
Gold Ribbon: Dunia Kecil Iton
Romance#1 on Kanker [19 Okt. 2018] #3 on Leukemia [25 Okt. 2018] #1 on Emas [11 Jul. 2019] #1 on Pita [25 Jul. 2019] #1 on Emas [14 Aug. 2019] #1 on Emas [18 Nov. 2019] #1 on Emas [1 Jan. 2020] Kenapa aku memilih fakultas itu? Terpaksa, kah? Tidak. Tentu s...