Hari ini adalah akhir pekan. Jika acara COD-an juga ikut dihitung, bisa dibilang jika hari ini adalah hari keenamku menjadi pramusiwi. Hmm, walau sebenarnya aku tidak selalu masuk penuh selama enam hari. Maksudku, aku hanya diminta datang setiap hari kecuali pada hari Rabu dan Jumat. Om Emmanuel berkata bahwa pada hari itu, Iton akan pulang sore, jadi aku tidak perlu datang ke kediaman beliau. Pun walau aku tidak diminta datang, aku selalu diberi upah pada hari kosong tersebut—yang sudah jelas-jelas aku tolak, aku tidak mau makan gaji buta. Aku sudah bilang itu kepada kalian.
Sepertinya memang benar seperti apa yang sudah dikatakan oleh Tante Emmanuel—Iton akan akrab dengan orang lain jika sudah terbiasa. Walau belum sepenuhnya akrab, aku sudah melihat tanda-tanda itu kemarin selama aku menemaninya bermain.
Aku pun, semakin gemas dengan anak itu. Setiap kali aku datang atau pulang, ia selalu menyambut dan melepas kepergianku dari balkon rumahnya. Mengintip. Hanya mengintip saja. Tapi lama-kelamaan, itu membuatku senang. Setiap kali aku melihatnya begitu, aku selalu memberikan senyum tanda menyapa kepadanya. Tentu saja ia akan langsung lari ke dalam kamarnya jika aku memergokinya tengah menyambutku di rumahnya.
Dan...
Setiap kali pula ia selalu mengenakan bawahan celana dalam sebagai pelindung bagian pribadinya.
Namun aku selalu suka melihatnya demikian, seperti kemarin Kamis ketika ia memakai kaos, tapi bagian bawahnya hanya tertutup celana dalam saja. Ukuran panjang kaos yang hampir sampai lutut membuatnya terlihat seperti tidak mengenakan celana dalam karena daleman itu tertutup oleh kaosnya. Dari kaosnya itulah aku mengetahui bahwa 'Iton' hanyalah nama panggilan imutnya saja, nama anak itu sebenarnya adalah Thynton—Kirenius Thynton Emmanuel.
Iton berumur tepat 1 dasawarsa di tahun ini. Ia adalah murid kelas 4 di Sekolah Kristen Kalam Kudus, Yogyakarta. Iton adalah seorang anak keturunan campuran Jawa—Tionghoa. Om Emmanuel yang asli Jakarta pun, berdarah campuran Jawa—Tionghoa, sama seperti Iton. Sedang Tante Emmanuel, dari garis wajahnya, beliau adalah keturuan Tionghoa asli yang tinggal di Kota Jogja.
Seperti yang diberitahukan oleh Tante Emmanuel, suaminya bekerja sebagai trader. Sedang Tante Emmanuel sendiri, tidak sepenuhnya menjadi ibu rumah tangga biasa. Beliau juga mempunyai sebuah usaha katering yang ada di Jalan Pakuningratan, Jogja.
Hari ini, Tante Emmanuel harus pergi ke tempat usaha kateringnya. Om Emmanuel yang mengantarkan istrinya tersebut. Iton harus tinggal di rumah. Tentu saja mereka pergi tidak lama setelah aku sampai di kediaman mereka.
Agenda hari ini adalah bermain bola basket dengan Iton. Aku melihat, terdapat sebuah ring basket di dalam tembok garasi rumah. Sayang sekali jika tidak digunakan. Iton pun memiliki dua buah bola basket di dalam kamarnya. Satu ukuran standar untuk atlet laki-laki, sedang satunya lagi ukuran khusus untuk pemain bola basket wanita, ukurannya lebih kecil dari pada yang satunya. Kami menggunakan keduanya.
Selama tiga puluh menit, aku melatih Iton agar tahu bagaimana caranya menembak bola basket ke dalam ring dengan benar. Setelah itu, kami berlomba banyak-banyakan skor. Siapa yang memasukkan bola basket ke dalam ring paling banyak, dia yang menang.
Tentu saja akulah yang menang. Semua tembakanku tidak ada yang meleset satu pun dari 10 kesempatan. Sedang Iton hanya berhasil memasukkan 4 dari 10 kesempatan yang kita sepakati. Oh, karena kali ini kita main di luar rumah, aku memakaikan Iton celana padel pendek yang aku ambil dari lemari pakaiannya. Aku tidak mau ada yang melihat Iton hanya memakai celana dalam saja saat ia berkeliaran di luar kamarnya ini. Seorang pria harus bisa melindungi bagian pribadinya, bukan begitu teman-teman?
Tengah kami beristirahat duduk di garasi rumah Iton, saat itulah segerombolan anak-anak komplek yang usianya tidak jauh berbeda dengan Iton, lewat di depan rumah Iton. Ada empat anak. Tidak bisa dipungkiri lagi jika mereka melihat kami ketika sedang lewat. Aku rasa, mereka teman-temannya Iton.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gold Ribbon: Dunia Kecil Iton
Romance#1 on Kanker [19 Okt. 2018] #3 on Leukemia [25 Okt. 2018] #1 on Emas [11 Jul. 2019] #1 on Pita [25 Jul. 2019] #1 on Emas [14 Aug. 2019] #1 on Emas [18 Nov. 2019] #1 on Emas [1 Jan. 2020] Kenapa aku memilih fakultas itu? Terpaksa, kah? Tidak. Tentu s...