29. Instagram

1.2K 54 8
                                    

Setahun berlalu. Bagaimana bisa seorang penulis dengan mudahnya menceritakan beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun kemudian? Awalnya Gea tak mengerti, setahun bukan waktu yang singkat. Bukan berarti pula tak ada kejadian apapun yang terjadi. Tapi kini Gea sadar, setahun telah berlalu sejak terakhir ia ingat saat Mino dan Lea membuat kehebohan karena ranjang milik Gea jeblos akibat ulah saudaranya sendiri.

Gea menahan tawa sambil memandang ke luar jendela mengingat kejadian konyol itu. Bukan berarti selama setahun terakhir tidak ada kejadian yang terjadi padanya. Gea bahkan sempat bertengkar hebat dengan Bobby hanya karena masalah jurusan kuliah. Tetapi, setahun belakangan yang Gea maksudkan adalah, dimana hari-harinya mulai sedikit berubah. Setahun terakhir, Gea sudah terbiasa dengan adanya Bobby. Setahun terakhir, Gea merasa hubungannya dengan Lea jauh lebih baik dari sebelumnya. Setahun terakhir, ia tahu kalau Papinya menyayanginya lebih dari apapun. Setahun berlalu pula, Gea merasa hidupnya lebih bahagia dari siapapun.

"Ge! Ayo turun. Ngelamun aja lo" Gea menoleh, saat Mino menyuruhnya turun dari mobil. Gea pun mengangguk dan turun dari mobil milik kakaknya itu.

Oya, jangan lupakan Mino! Setahun berlalu, Mino sudah melamar Seulgi dan kini kakak dari si kembar juga telah menjadi pegawai tetap di perusahan besar. Gajinya lumayan, maka dari itu Mino bisa membeli sebuah mobil untuknya sendiri tanpa campur tangan Papinya.

"Si Papi nyetir lama amat" Mino berancak pinggang, sedikit kesal karena Papinya belum juga datang.

"Tuh Papi" Ujar Gea sambil menunjuk ke arah mobil Pajero Sport berwarna Hitam. Mino kemudian memberi isyarat kepada Papinya untuk parkir tepat disebelah mobilnya.

"Papi sih lama! Kalah kan kita" Lea turun dari mobil sambil mengomel. Gea baru sadar jika tadi Mino dan Papi membuat tantangan 'siapa yang paling cepat sampai'. Ya terbukti bahwa Mino lah pemenangnya.

"Ya kamu kenapa ikut Papi" Ujar Papi sambil turun dari mobil.

"Yakan Lea kira Papi bakal menang"

"Hahahaha mampus lo kalah" Ledek Mino yang membuat Lea semakin kesal.

Lea berancak pinggang memandang Mino yang sedang menjulurkan lidah padanya. "Ih si Minul ya!! Sini lo!"

"Halah ayo gausah berantem" Rei menarik tangan Lea saat Lea hendak memukul Mino. Gea baru ingat, kalau ada Rei yang ikut menemani keluarganya untuk melakukan pendaftaran ulang.

Yap, hari ini seluruh keluarganya ditambah dengan Rei datang ke salah satu Universitas ternama di Indonesia. Niatnya mau melakukan registrasi kuliah Lea dan Gea yang jatuh pada hari ini. Bukan berarti keduanya ada di jurusan yang sama. Lea mengambil jurusan MIPA, mengingat Lea memang menyukai Fisika sejak SMP. Sementara Gea mengambil jurusan desain interior.

Beruntungnya, Gea dan Bobby tak perlu menjalani LDR. Alhamdulillahnya dengan otak Bobby yang sedikit kurang namun hokinya berlebihan, ia bisa diterima di jurusan Teknik Sipil. Sementara Lea, mau tak mau harus menjalani LDR karena Rei diterima di jurusan manajemen bisnis di Boston, Amerika.

Gea memandangi punggung Lea serta Mami dan Papinya yang berjalan tepat di depannya. Sementara Mino dan Rei sudah berjalan di depan sambil asik bercerita. Gea kemudian sedikit mempercepat langkahnya dan menyamai langkah kembarannya itu, "Cie mau LDR" Ledek Gea sambil menyenggol lengan kiri Lea.

Lea memanyunkan bibirnya sebal, ia kemudian melingkarkan tangannya pada tangan Gea. "Gue tiba-tiba jadi kepikiran nih. Kalo dia disana nyantol sama yang lain gimana?"

Gea menghela nafas panjang, ternyata Lea bisa juga berfikir seperti itu. Gea kira, Lea tipikal cuek yang 100% percaya pada Rei. Mengingat keduanya telah berteman dekat sejak kecil. "Yaela mana ada orang amerika demen sama si Rei yang kurang putih kegitu"

Different! [✔️] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang