"Ngaco lo, Mor! Mana mungkin dia Gea.. Orang dia bawa motor.. Gea mana mau" Celetuk Bobby. Moran memicingkan matanya menatap Gea semakin dekat. Gea risih, tapi bagaimana lagi?
"Iih apaan sih lo, Mor. Kek lesbi aja mau ciuman ewhh" Kata Gea sambil mendorong Moran pelan. Moran melipat tangannya, matanya masih tertuju pada Gea.
"Iya juga ya, Bob. Si centil Gea mana mau naik motor. Apalagi siang-siang balik sekolah kan panas tuh, mana naik motor. Ngamuk kali si Gea" Ucapan Moran membuat Gea geram mendengarnya. Tidak. Gea tidak seperti itu! Hanya saja, jika ada yang bisa ditebengin naik mobil, kenapa harus repot panas-panasan?
"Halah udah jangan bahas adek gue" Ucap Gea sambil berusaha menahan amarahnya. Ia mengalihkan pandanngannya pada handphone miliknya. Ralat. Milik Lea.
"Eh Mor.. Lo berangkat sendiri? Si Daniel mana?" Tanya Bobby sambil membenarkan posisi duduknya. Moran akhirnya memutuskan untuk duduk didepan Bobby. Ia akan duduk bersama June atau Daniel mungkin.
"Sama Daniel. Cuma tadi dia kelamaan dandan di mobil yaudah gue tinggal" Ucapan Moran membuat Gea melirik ke arah gadis berdagu panjang itu. Tunggu, jadi Daniel selama ini bawa mobil dan nebengin si Koran?
"Lo berangkat sama Daniel, Mor? Naik mobil?" Tanya Gea hati-hati. Moran menoleh ke arah Gea dan mengangguk. Moran heran. Bukannya biasanya juga Lea tau kalau dia dan Daniel tinggal di satu perumahan yang sama?
"Lah kan lo tau sendiri, Le"
"Engga.. Kirain hari ini lo berangkat sendiri" Moran mengangguk.
"MORAN ANJ--BABIK MONYET KAMPRET! MATI SANA LO DIMAKAN CACING!" Teriak Daniel sambil menunjuk ke arah Moran. Sialnya Daniel malah justru mendapat lemparan penghapus papan tulis oleh sang sekertaris kelas.
"Brisik lo! Dateng dateng heboh sendiri bikin polusi suara" Kata Ital dengan sinis. Daniel berancak pinggang dan menatap cewe angkuh yang pernah sekelas dengan Gea ketika kelas sepuluh itu.
"Shut up, Bitch!"
"HEH DASAR LANYAP!" Bentak Ital sambil melempar sepatunya ke arah Daniel.
"Gak kena.. Wleekkk"
Mereka langsung heboh dan kejar-kejaran bak Tom and Jerry. Gila. Itu yang Gea pikirkan. Seumur-umur Gea tak pernah melihat anak-anak kelasnya bertingkah laku gila seperti ini.
"Itu astaghfirullah" Kata Gea sambil mengelus dada saat melihat Daniel menaiki meja dan memamerkan pantatnya ke wajah Ital. Tanpa ba bi bu, Ital langsung menusuk pantat Daniel menggunakan ujung sapu.
"Yaelah udah biasa kan mereka kegitu. Kaget amat" Ucap Bobby. Gea masih menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kalian gatau aja sih kalo si Ital gak masuk.. Daniel suka nyariin" Ungkap Moran.
"Serius??" Tanya Bobby dan Gea bersamaan. Dan dijawab satu anggukan mantap dari Moran.
Bel tanda pelajaran dimulai telah berbunyi. Ada yang janggal. Squad Lea belum lengkap. Gea memperhatikan satu per satu sambil membuka grup line mereka. Gea mengecek siapa saja anggota disana. June. Batin Gea. Hanya satu orang itu yang belum terlihat.
Tak seperti dugaan Gea. Bobby cukup anteng duduk bersamanya. Dia Lebih fokus bermain mobile legend di handphonenya. Gea menyikut lengan kanan Bobby.
"June mana, Bob?" Tanya Gea setengah berbisik.
"Kek ga apal aja sih si boloho kalo berangkat mepet mepet masuk atau telat lebih seringnya"
Gea mengangguk paham. Benar kata Bobby. Tak lama setelah bel, June datang dengan rambutnya yang sedikit berantakan. Ia melempar tasnya ke sebelah Moran. Ia menatap Gea sebentar, lalu mengedikkan bahu dan duduk disebelah Moran. Entah apa yang June bicarakam dengan Moran, yang jelas Gea sebal melihatnya. Pasalnya June berbisik di telinga Moran kemudian Moran langsung menatap Gea yang sedang duduk diam.
"Apa jangan-jangan mereka sadar ini gue?" Batin Gea.
*****
Sementara itu, Lea duduk disebelah Bona. Jujur saja, Lea kan tak terlalu suka dengan cewe cantik nan dingin itu. Entah kenapa. Menurut Lea, Bona itu sombong. Bukan tanpa alasan Lea berbicara seperti itu. Pasalnya, sewaktu Bona masih menjadi pacar Yoyo, Bona sama sekali tak pernah mau pedulu dengan teman-teman Yoyo -termasuk Lea- dan malah justru bersikap dingin yang membuat semua anak-anak kurang menyukainya.
"Bon" Panggil Lea berusaha mencairkan suasana. Lea tak suka situasi hening seperti ini. Anak-anak kelas Gea tak seasik dan seheboh anak-anak kelasnya. Ah sial! Belum ada sehari, tapi Lea sangat merindukan squad sialan itu. Kekonyolan Daniel dan Bobby. Bandelnya June. Dan kocaknya Moran. Kelas ini sungguh seperti neraka bagi Lea.
"Kenapa, Ge?" Tanya Bona. Lea kemudian menggeleng karena tak tahu harus bertanya apa.
"Ngapain kek yuk" Bona mengangkat alisnya
"Ngapain?"
"Gue bosen, Bon" Jawab Lea sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Biasanya juga lu anteng diem buka medsos buka youtube dan kawan kawannya" Lea hanya nyengir. Begitukah kebiasaan Gea? Oh sangat tidak produktif. Batin Lea. Masih lebih baik Bobby yang menghabiskan waktunya untuk mengobrol dan menganggu anak-anak lain atau sekedar main mobile legend. Dan masih lebih baik June yang menyalurkan hobinya bermain futsal dan basket. Dan masih lebih baik Moran dan dirinya yang hobi membuat doodle atau gambar lainnya.
"Lo udah ngerjain PR fisika belum?" Tanya Bona. Lea kaget. Serius ada PR??
"Bentar gue cek" Lea langsung mencari buku tulis fisika milik adiknya dan mencari PR yang Bona maksud.
"Lah itu udah" Kata Bona sambil menunjuk ke buku yang ada di tangan Lea. "Lo nyalin catetan si Lea lagi, Ge?"
Lea kaget. Beberapa kali ia membolak balik buku milik Gea. Dan benar saja. Apa yang Gea tulis sama persis seperti apa yang telau Lea tulis di bukunya sendiri. Ih kurangajar! Batin Lea. Bukannya Lea pelit, tapi Gea tak pernah meminta ijin padanya. Berarti adiknya itu masuk diam-diam dan menyalin tanpa minta ijin kan??
Lea marah. Benar benar marah. Lea ingat ketika ia dihukum dijemur di lapangan selama pelajaran fisika karena buku tulisnya menghilang entah kemana. Lea sudah tanya pada Moran, June, Bobby dan Daniel tapi keempatnya sama-sama tak tahu dimana buku Lea berada. Jadi ini ulah Gea??
"Jadi gini ternyata" Gumam Lea. Bona langsung menyenggol tangan Lea.
"Ge! Lo malah bengong. Gue mau pinjem buku nya" Lea langsung mengangguk dan menyerahkan buku tulis itu pada Bona.
Jadi begini kelakuan adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different! [✔️]
FanfictionPunya kembaran ga melulu seneng karena dianggap cute dan goals. Terutama bagi Lea dan Gea yang tak pernah merasa beruntung memiliki kembaran satu sama lain. Okay mungkin bagi orang-orang mereka "kembar" tapi bagi Lea dan Gea, mereka "BEDA!"